Istri yang terabaikan Bab 153

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


153.Bakal Rindu


"Maaf Tuan, Tuan Darren dari PT Indah jaya membatalkan kerja sama dengan kita!" tutur salah satu karyawan andalan Saka.


"Membatalkan?" tanya Saka mengerutkan keningnya.


"Ya Tuan,"


"Kenapa?" tanya Saka.


"Sedang kami evaluasi dan selidiki, Tuan!" jawab orang kepercayaan Saka.


"Oke laporkan cepat!" jawab Saka.


Saka orang terdekat Binar, meski sedikit nakal dan play boy tapi dalam hal pekerjaan Saka cukup bisa diandalkan


"PT Indah Jaya tidak pernah bermasalah dengan Tuan Binar dan Suntech. Dia mitra perusahaan selama bertahun- tahun. Dia tidak mungkin berpaling pada Suntech tanpa alasan. Tungggu... kalau dia tidak bekerja sama dengan Suntech 3 apa dia memilih dengan Suntech 1?" gumam Saka berfikir sambil memilin ballpoint.


"Apa Iya Pak Lana tega merebut klien Tuan Binar?" gumam Saka lagi.


"Waaah... jangan- jangan urusan Nyonya Isyana merembet ke pekerjaan ini?" gumam Saka lagi.


Saka pun meraih ponselnya hendak menguhubungi Binar. Sayangnya belum juga menelpon ternyata Binar sudah lebih dulu mengirim pesan.


"Jangan ganggu aku! Sampai aku pulang antar Isyana,"


Pesan satu terkirim sejak pagi, belum Saka balas Binar sudah kirim pesan lagi


"Mamah datang ke rumah, semua agenda kamu saja yang datang. Aku percaya padamu Saka. Mmwah," ketik Binar diakhiri emot cium, tanda Binar sadar merepotkan, dan melimpahkan semuanya ke Saka.


"Haiissshh... Tuan! Perusahaan kita dalam bahaya!" gumam Saka geregetan.


Hari ini ada rapat evaluasi pencapaian dan rencana kerja masing- masing perusahan di bawah kekuasan Suntech Kingdom. Suntech mempunyai 3 perusahaan besar utama, 1 yang Lana pimpin sekarang ada di Ibukota, 2 bekas Lana kerja sebelumnya, 3 Yang Binar pimpin. Lainya anak cabang masing-masing perusahaan.


Saka yang handal dan setia tidak mau meganggu Binar, dia pun memeriksa jadwal meeting. Mau tidak mau Saka mewakili Suntech 3 tanpa Binar.


Benar dugaan Saka, Lana ada di sana. Padahal Lana yang muka lebam di beberapa bagian harusnya bisa istirahat di rumah.


"Jadi tuan Binar dan Tuan Lana bertengkar?" batin Saka.


Saka juga lihat salah satu sudut bibit Binar dan salah satu bawah mata Binar biru, tapi tidak sebengkak Lana.


"Kemana bosmu?" tanya Lana menyindir saat Saka duduk di kursi samping Saka.


"Tuan Binar sedang ada pekerjaan!" jawab Saka hormat tetap menjaga nama baik Binar.


Di depan para pengusaha lain, dan juga senior di Suntech, Lana tersenyum sinis dan berbicara keras.


"Pekerjaan apa? Urusin mantan istri orang? Hoby sekali dia mengurus perempuan, dulu beralasan istrinya sakit. Sekarang kan udah nggak ada? Urusin istri siapa lagi?" ucap Lana menyindir.


Saka pun mengeratkan rahangnya. Para peserta meeting cukup memperhatikan ucapan Lana, sedikit tersentak tapi tidak berkomentar.


Saka ingin tonjok Lana lagi tapi Saka sadar dia ada dimana.Saka kemudian tersenyum


"Maaf Pak Lana, Tuan Binar sedang menemui klien dari kementrian perindustiran negara M. Kita ada kerja sama dengan salah satu universitas di Negara M, Suntech 3 dijadikan role model yang produknya berteknologi tinggi!" jawab Saka bijak dan tegas.


Saka tahu, Binar memang sedang bersama Isyana mantan istri Lana. Tapi Saka juga tidak terima Binar dijelekan di khalayak ramai.


Saka tahu persis bagaimana Binar yang baik, setia dan juga polos tidak asal selingkuh. Bahkan menyadari jatuh cinta dengan Isyana setelah Saka memberitahu dan mengajarinya.


Dan tentang kerjasama Binar, Suntech tiga sebagai tempat pendidikan industri otomotif dari negara lain memang benar adanya. Hanya saja jadwalnya besok bukan hari ini.


Mendengar jawaban Saka, Lana menciut apalagi orang lain menanggapi.


"Hanya sebagai role model atau sudah ada kerjasama ekspor impor?"


"Tuan Binar sedang menuju ke arah sana!" jawab Saka melirik ke Lana.


Lana tampak kesal. Saka kemudian tersenyum.


"Pak Lana jangan khawatir ya. Tuan Binar pandai urusan perusahaan. Apalagi urus perempuan, semua tertangani. Eh Pak Lana sekarang sudah tidak ada perempuan yang diurus ya? Dengar- dengar bapak cerai, tapi katanya udah mau nikah lagi. Oy ya.. pipi dan bibir Pak Lana kenapa?" tanya Saka meledek dan balas buka aib Lana.


Teman-teman Lana pun ikut penasaran. Lana terlihat semakin kesal diledek Saka.


"Lhoh Pak Lana kapan nikah? Kok udah cerai aja? Bisa nih Pak, kita hokya bareng, Duda harus dirayakan lho!" teman Lana yang2 play boy malah menggoda Lana.


"Waah baru tahu Pak Lana diam-diam ya, flamboyan!" sambung yang lain


"Denger-denger udah siap resepsi lagi nih Pak. Adalah jatah party buat kita?" ledek Saka lagi.


"Wah ya ini Pak. Masa kita tegang terus bahas kerjaan. Pak Lana diam- diam menghanyutkan!" ledek yang lain


"Setidaknya aku bukan kambing yang suka berkeliaran ke ladang tetangga. Masa istri teman sendiri dimakan?" celetuk Lana lagi.


Lana ingin sekali menjelekan Binar. Meski Binar anak Tuan Priangga yang notabenya ketua si pemilik kekuasaan tertinggi dan punya saham paling banyak, tapi kedudukan ketua, penerus Tuan Priangga, tidak bisa diwariskan, melainkan melalui rapat.


Semuanya kemudian diam memicingkan matanya.


"Pak Lana ngomong apa sih? Kita kan lagi bahas party Pak. Selesai bekerja keras boleh lah kita relaxin otak!" sahut yang lain.


"Adalah teman kita. Nggak bisa nerima takdir rumah tangga sendiri, jadi nikung teman sampai, lupa kewajiban urus kerjaan dan urus dapur! Kalian nggak ingin tahu, wajahku begini karena siapa?" jawab Lana lagi.


Saka mulai terpancing dan hilang kesabaran.


"Tuan Binar tidak pernah nikung anda ya Pak!" celetuk Saka terpancing.


Teman-teman Lana dan Saka kemudian jadi menoleh dan tahu permasalahanya. Di sini termasuk Arbi ikut mendesah, kesal, kenapa atasanya lemmess sekali mulutnya.


"Tahu apa kamu? Kacung!" jawab Lana lagi semakin sinis.


Saka pun bangun dari duduknya dan berniat mau meraih kerah baju Lana ingin pukul.


Tapi segera ditahan Arbi dan yang lain.


"Saak Saak... sabar bro.. ini kantor!" lerai yang lain


Lana yang duduk di kursi kebesaranya masih tersenyum santai.


"Apa nama yang cocok buat duda kemarin sore yang sudah macarin perempuan bunting. Mau-maunya? Apa jangan- jangan itu anaknya?" tanya Lana lagi.


Kali ini bukan Saka yang gemas tapi Arbi. Bisa- bisanua Lana yang tahu betul dan ingin anaknya tapi di depan orang menuduhkan Isyana selingkuh lagi.


"Tuan Maaf, sebaiknya kita hindari obrolan di luar kontek pekerjaan!" sela Arbi .


"Aku hanya ingin kelak, orang- orang Suntech tidak salah memilih. Jangan sampai kerjaan Suntech merugi!" jawab Lana.

Saka yang ditahan teman-temanya mengeratkan rahangnya


"Congkak sekali Lana. Meski Tuan Wira Hanggara punya saham besar apa dia lupa, bertahun-tahun siapa yang membesarkan Suntech?" batin Saka.


"Sudah... sudah... benar kata Arbi. Kita siapkan presentasi kita saja!" sahut Pak Yudha, direktur Suntech 2.


Tidak berselang lama Tuan Priangga datang. Baik Lana, atau Saka dan Yudha mempresentasikan perkembangan perusahaan masing- masing.


Pihak Arbi dan Lana dengan bangga menjelaskan kalau omset penjualan dan peluncuran produk barunya sukses, bahkan mitra Binar beralih membeli produk Lana.


Saka yang sudah menebak itu langsunh mengepalkan tangan. Akan tetapi Binar tidak bodoh, karena Binar juga punya jalan dan pasar sendiri. Hanya saja langkah Binar belum sampai di kesepakatan kerja baru tahap membuat agenda pertemuan lobi pasar ke luar negeri.


Karena Lana sudah terbukti deal kerja sama dan menjual sementara Binar baru akan melobi, Tuan Priangga objektif dan profesional menegur Saka dan memuji Lana.


"Titip salam buat Binar yah. Kalau nggak mampu kelola perusahaan biar aku aja yang handle,!" sindir Lana selepas Tuan Priangga meninggalkan ruangan.


Saka hanya diam tidak membalas. Arbi dan yang lain hanya bisa jadi penonton dan pendengar.


****


Di mobil.


Pagi ini Binar mengabulkan keingan Putri. Binar dan Isyana mengantar Putri turun sampai masuk ke halaman depan kelas, Putri bisa katakan ke teman-temanya kalau Putri punya Daddy dan Mommy.


Selepas dari sekolah Putri,mereka mampir ke salah satu butik dan belikan Dina pakaian putih abu-abu.


"Maaf Mas. Sekolah Pelita itu kan isinya orang- orang elit. Apa ini tidak berlebihan?" tanya Isyana ke Binar sambil menunggu Dina memilih pakaian.


"Berlebihan gimana?"


"Isyana takut Dina tidak bisa bergaul dengan baik di sana. Biaya Dina juga pasti mahal dan banyak. Dina kan?" tutur Isyana tidak nyaman dan terhenti.


Isyana takut Dina dibully teman- teman karena miskin. Isuana takut juga merepotkan


"Dina kan adik ipar Binar Aksa Priangga!" potong Binar cepat dan percaya diri menganggap Dina adik iparnya.


"Santai aja. Dina sekelas kok dengan mereka. Aku tanggung jawab semuanyaa!" jawab Binar lagi.


"Adik Ipar darimana? Kita kan belum menikah?"


"Ya nanti kan kita menikah?"


"Kan nanti kita nggak tahu apa yang akan terjadi dan kita nggak tahu jadi atau tidak!" jawab Isyana lagi.


"Ya harus jadi makanya. Aku pastikan kita jadi menikah dan kamu jadi istriku, mengerti? Liat saja nanti!" tutur Binar lagi sambil tersenyum mengangkat alisnya.


"Ehm... terserahlah!" jawab Isyana.


Isyana hanya menelan ludahnya dan bergidik, entahlah Isyana harus senang atau illfeel dengan Binar. Ada orang kelewat Percaya diri begini.


Percakapan mereka terhenti setelah Dina keluar memakai baju putih abu- abu. Mereka pun segera berangkat ke sekolah Pelita.


Seperti orang tua pada umumnya Binar antar Dina ke kantor kepala sekolah menemui guru dan membawa surat memo dari Arya si pemilik yang dikirim via email ke Binar.


Perhari itu, Dina pun menjadi siswi di SMA Pelita. SMA Swasta terbaik di kota B.


Guru dan Kepala sekolah begitu melihat nilai raport dan Ijazah Dina tersenyum bersemangat. Dina goodlooking dan bisa ditebak anak yang cerdas.


"Iya cerdas banget, sampai tiap hari kerjaanya ceramahin aku. Bisa makin bahaya kalau Dina jadi pinter ini?" batin Isyana ketika guru mengungkap harapan Dina cepat menyesuaikan.


Setelah Binar dan Isyana selesai menanda tangani bebrapa administrasi, Binar dan Isyana pun keluar sekolah berdua,layaknya pasangan suami istri.


"Nggak ada alasan duduk di belakang!" tutur Binar lebih dulu memperingati padahal belum sampai ke parkiran.


"Ya, Mas!" jawab Isyana melengos malu- malu mau.


"Ikut aku yuk!" ajak Binar.


"Kemana?" tanya Isyana.


"Mamah ke rumah. Kita minta restu sama mamah biar cepet diresmiin!" jawab Binar lagi.


"Issssh...," Isyana hanya mendesis kesal. Resmiin apa? Orang jawaban Isyana juga dipaksa.


"Isyana ada jadwal kuliah! Isyana mau ke kampus!" jawab Isyana cepat.


"Bolos aja! Aku aja bolos kerja demi kamu!" jawab Binar lagi.


"Ye... siapa suruh. Nggak! Isyana mau kuliah. Lagian mau minta restu dan resmikan apa?"


"Ya hubungan kita. Kan kita baru jadian? Tadi udah aku bilang kan. Pernikahan kita harus terjadi, restu mamah penting dan harus segera kita kasih tahu." jawab Binar percaya diri.


Isyana hanya menelan ludahnya. Entah apa yany membuat Binar begitu menggebu dan sangat yakin.


"Mas Jadiannya kita itu paksaan! Kasih jeda waktu dulu. Kalau tahu kita bolos. Bu Dini bukan restuin kita yang ada bu Dini kecewa!" jawab Isyana lagi.


"Lah kita kan bukan anak SMP, kita dewasa. Sat set sat set lebih baik. Apalagi memang yang kita pertimgkan. Nggak apa- apalah bolos, kita itu udah jadi Orang tua, yuk!" jawab Binar lagi


Mereka sampai di depan mobil. Isyana jadi berfikir bahaya kalau udah di mobil ternyata Binar bawa Isyana bukan ke kampus tapi ke rumah.


"Justru karena kita dewasa kita harus bedakan baik buruknya sesuatu. Mana tanggung jawab dan mana kesenangan. Satu hal yang harus diingat. Isyana nggak mungkin menikah sebelum lahiran. Nggak bisa sat set sat set. Tergesa-gesa itu dekat dengan jalan setan!"


"Isyana janji dan berhutang dengan Bu Dini. Isyana jadi mahasiswa yang tanggung jawab dan lulus tepat waktu. Jadi maaf Isyana, nggak bisa dibodohi Mas Binar lagi! Menikah aja sana sendiri!" jawab Isyana kesal kali ini tidak mau dimodusi.


"Dibodohi gimana? Aku tuh kasih kamu cinta bukan membodohi!" jawab Binar.


"Isyana mau naik taksi aja ke kampus. Makasih Mas. Bye!" jawab Isyana cerdas dan melengos pergi.


"Haisshh...," desis Binar mengacak rambutnya.


Baru mau mengejar Isyana,Bu Dini menelpon. Binar pun jawab telepon Bu Dini. Selesai angkat telpon Isyana sudah masuk ke taksi.


"Yaaahh... pergi. Alasan apalagi aku besok bisa menemuinya?" batin Binar kesal.


Kalau nggak ada keperluan alamat mereka tidak bertemu dan Binar akan menanggung Rindu. Bisa seminggu lebih.


Isyana pasti menolak kalau hanya sekedar kencan. Isyana pasti beralasan sibuk.


Yang pasti Isyana sadar dirinya sedang hamil dan harus jaga jarak. Isyana tidak mau keluar dengan laki-laki tanpa ada alasan keperluan atau ada orang ke tiga dan keempat.

****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 153"