Istri yang terabaikan Bab 147

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


147.Jantungku mau lompat


Sebagai perempuan yang berakal sehat dan bermoral, tentu saja Isyana syok, marah dan kesal atas apa yang Binar lakukan.


Kalau Isyana tidak ada rasa dan tega bisa dimasukan ke aduan tindak peleceahan se---ual si Binar. Tapi Isyana kan sayang Binar, tidak tega.


Meski begitu Isyana tetap tidak membenarkan. Binar tetap salah, karena Binar tidak sopan. Setidaknya mbok ya Binar ijin atau bertindak sesuatu dengan kesepakatan. Lihat norma dan aturan.


Kali ini, Isyana yakin Binar bukan salah peluk seperti sebelumnya. Ini kan siang hari. Binar yang sekarang, Binar yang nakal.


Ya Binar nakal, ciium bibir saja dia berani, apalagi memeluk begini. Isyana yakin kalau Isyana biarkan, Binar akan makin jadi. Isyana harus tegas jangan sampai terkecoh yang ada malah Isyana terkesan murahan.


"Plak...,"


Isyana pun memukul tangan Binar yang berada di atas perutnya. Tidak terlalu keras takut Putri bangun tapi cukup berasa.


Bukanya diangkat, Binar malah semakin merapat bahkan di belakang pantat Isyana, Isyana bisa merasakan ada sesuatu yang keras dan menonjol.


"Iiihhss, Tuan Binar. Tolong lepas! Jangan kurang ajar!" tegur Isyana mencubit sekuat tenaga agar Binar sadar.


Kali ini cukup ngilu untuk Binar rasa. Reflek tangan Binar diangkat, tapi Binar tidak beranjak hanya sedikit melonggar.


"Ssssttttt jangan berisik, nanti Putri bangun!" bisik Binar tanpa dosa malah menegur Isyana.


Tentu saja Isyana semakin geram.


"Hhhh....," Isyana menghela nafasnya.


Isyana nekad bergerak, berniat bangun. Tapi kan ibu hamil tidak bisa langsung bangun. Depan Isyana ada Putri yang terlelap tenang, belakang di desak Binar.


Isyana tidak mau mengorbankan Putri. Isyana sengaja sedikit mendorong Binar menjauh agar memberinya ruang bergerak.


"Minggir aku mau bangun!" usir Isyana berbisik dan memukul ke belakang ke arah Binar.


Isyana berusaha terlentang sejenak ambil ancang- ancang bangun, perutnya yang membesar membuatnya begah sesak.


Dan ternyata Isyana masih kesusahan, Isyana jadi miring sedikit dan kini malah menghadap ke Binar dan membelakangi Putri.


Binar yang didorong menjauh, jadi tepat berada di pinggir ujung kasur. Meski begitu Binar masih kokoh miring memangku tangan menatap Isyana tersenyum nakal.


Mereka jadi berhadapan sangat dekat.


"Anda keterlaluan, Tuan!" omel Isyana kesal dengan tatapan gemas.


"Sssttt jangan marah- marah, Sayang! Nanti Putri bangun," tegur Binar lagi semakin menjadi.


Isyana tambah kesal dan memicingkan matanya.


"Minggir! Saya mau bangun!" pekik Isyana lagi, kesalnya sampai ke ubun- ubun.


"Yang sopan dong! Mas... aku mau bangun gitu, kasih jalan dong, gitu!" tutur Binar malah semakin centil ke Isyana..


"Ssh! Ih...,!" Isyana hanya bisa berdecih dan mengeratkan giginya. Benar- benar, Daddynya Putri geloo.


Di saat yang bersamaan, Putri terdengar menggeliaat.


"Emmmmpt," sontak Isyana kaget dan reflek langsung mendorong Binar.


"Brug...," karena Binar sudah di tepian kasur mepet, tidak siap juga. Binar jatuh terjungkal ke bawah lantai.


"Aaaakh... ," lirih Binar tubuhnya terasa semakin nyeri. Pukulan Lana kan masih terasa kaku ini malah didorong jatuh dari kasur.


Isyana tidak peduli Binar yang mengaduh. Salah siapa tidak sopan.


Isyana pun bisa segera bangun dan menoleh ke Putri.


"Mmm... nakal.... Putri juga punya Mommy tauk.. Besok Mommyku ke sekolah..." tutur Putri acak.


Isyana pun tertegun, ternyata Putri mengigau.


Isyana kemudian membelai rambut Putri dan membetulkan selimutnya. Tadinya Isyana kira Putri terbangun dan mau Isyana ajak sholat sekalian, tapi ternyata mengigau.


Isyana memilih biarkan Putri tetap tidur, toh Putri masih tahunan.


Setelah Putri kembali tenang, Isyana pun berbalik hendak turun


"Astaghfirulloh!" pekik Isyana kaget memegang dadanya.


Kepala Binar disandarkan di dinding kasur dekat kaki Isyana.


"Badanku sakit semua, tanggung jawab!" tutur Binar memasang muka manjanya.


"Hhhh...," Isyana hanya mendengus cuek dan segera bangun


Binar tidak mau ketinggalan, Binar langsung meraih kaki Isyana agar berhenti. Isyana jadi semakin bergidik.


"Mau kemana?" tanya Binar.


"Hhhh..., anda keterlaluan Tuan. Tolong jaga sikap anda!" jawab Isyana.


Binar kemudian berdiri.


"Maaf!" ucap Binar.


"Seharusnya anda tahu batasan. Kita belum menikah!" tutur Isyana lagi.


Binar malah tersenyum..


"Tapi kita akan menikah kan?" tanya Binar.


"Saya belum kasih jawaban ya. Saya minta waktu sampai saya lahiran untuk berfikir tenang. Tapi kalau anda terus begini, saya jadi punya pertimbangan lain, dan ingin jawab sekarang. Ternyata anda itu bukan laki- laki yang baik! Dan saya memilih..." jawab Isyana hendak tolak Binar sebagai ancaman.


"Eiits ya jangan gitu!" sahut Binar cepat.


Isyana diam, Isyana kan harus jaga kehormatan. Isyana kan malu- malu memancing.


"Saya harus segera pulang!" jawab Isyana melangkah maju.


"Aku antar!" sahut Binar segera meraih tangan Isyana.


"Tidak perlu, saya bisa naik taksi online! Lepas!" jawab Isyana.


"Tolong jangan marah. Oke aku salah. Aku minta maaf.Aku kan hanya memastikan kalau aku benar-benar jatuh cinta ke kamu! Aku hanya ingin mengulangi malam itu. Sebab dadaku selalu berdetak kencang setelah malam itu, coba kalau diulangi masih berdetak kencang terus atau tidak.Ternyata malah bertambah parah!" tutur Binar panjanh kali lebar kali tinggi rayu Isyana.


"Ck... alasan!" lirih Isyana berdecih.


"Beneran. Sekarang kamu percaya kan? Ini bukan tentang Putri atau Tiara, aku memang butuh kamu!" sahut Binar lagi.


Sebenarnya dada Isyana sedikit mengembang digombali Binar, tapi Isyana harus sadar.


"Hh... gombal!" jawab Isyana menghempasjan tangan Binar dan berlalu.


"Haisshh," desis Binar kesal. " Bagaimana kamu percaya? Kamu sungguh membuatku gila. Aku sungguh tidak bisa bertahan, apa perlu aku induksi bayimu?" gumam Binar mengacak rambutanya.


Binar melirik Putri terlelap tenang. Binar kemudian menyusul Isyana. Ternyata Isyana menuju ke kamar mushola kecil di rumah Binar.


Binar tersenyum. "Aku percaya kamu oerempuan baik, maaf aku tidak bisa mengendalikan diriku," batin Binar lalu Binar mencari kuncinya dan mengambil mobil agar parkir di depan pintu.


"Aku minta maaf!" ucap Binar mengagetkan Isyana karena tau- tahu Binar bersandar di tembok dekan Isyana jalan.


Isyana jadi diam


"Aku janji tidak akan melakukanya lagi. Tapi please, percayalah aku memang menyukaimu. Menikahlah denganku!" sambung Binar terus merayu.


"Maaf, Tuan. Aku harus segera pulang!" jawab Isyana menghindar.


"Katakan padaku apa yanh harus aku lakikan agar kamu percaya aku mencintaimu?" kejar Binar menyusul Isyana dan membuat langkah Isuana terhenti.


"Aku akan lakukan apapun asal kamu percaya. Di hatiku memang ada kamu. Bukan hanya Putri atau Tiara. Kamu punya tempat spesial!" sambung Binar terus meyakinkan Isyana meski Isyana diam.


Isyana menghela nafasnya dan menatap mata Binar. Mereka kini berhadapan.


Isyana ingin mencari celah kebohongan di manik mata Binar. Sayangnya bukan kebohongan yanh Isyana dapat. Tapi semakin Isyana menatap Binar justru Isyana semakin masuk ke dunia yang tidak bisa jelaskan. Satu persatu anggoya tubuhnya memanas diikuti jutaan kupu- kupu.


"Syaratnya... tolong jangan buat jantungku mau lompat!" jawab Isyana lirih, reflek keceplosan tanpa sadar.


"Hah?" pekik Binar terbengong. "Apa kamu bilang?"


"Ehm....," Isyana berdehem dan tersadar, bahaya bisa ngelunjak kalau Binar paham. "Ibu hamil.tidak boleh pulang maghrib. Saya harus segera pulang!" jawab Isyana


"Oke aku antar!"

****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 147"