Istri yang terabaikan Bab 14

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


14. Ayo Cerai.


Di Ibukota. 


“The number you are calling is Busy!” terdengar suara operator di sebuah telepon genggam mahal.  


“Ih bete gue!” gerutu perempuan cantik yang kukunya sudah mengkilap dengan hiasan mahalnya. Dia pun membanting ponselnya karena tidak berhasil menghubungi kekasih hatinya.


“Kenapa sih?” tanya Karin gusar.


“Si Lana daritadi gue telepon nggak nyambung- nyambung, heran deh!” gerutu Mika lagi dengan bibir di moncongkan ke depan saking kesalnya.


“Lagi sama emaknya mungkin!” jawab Karin. 


“Ya kan gue mau jenguk emaknya, ni gue udah belanja parcel dan buket bunga mahal, gue mau dijemput!” ucap Mika lagi. 


“Coba lo telepon lagi!” ucap Karin. 


“Udah 10 kali gue telepon!” 


“Ya udah coba lagi!” 


“Apa gue ke rumah sakit aja langsung yak?” 


“Boleh juga!” jawab Karin.


Mereka pun ke rumah sakit.


**** 


Lana dan Arbi ke kantor sebentar  menghadiri pertemuan kesepakatan transaksi beberapa barang dengan konsumen kelas atas yang nilainya milyaran.


Setelah selesai urusanya, Lana segera kembali ke rumah sakit. Lana tidak sempat membuka ponselnya.


Isyana pun merawat mertuanya dengan sangat baik. Nyonya Wira juga sudah lepas oksigen. Hanya tinggal menyelesaikan obat satu kali lagi malam ini.


Mereka berdua juga tampak mengobrol sambil melihat acara televisi, entah apa yang kedua perempuan itu bicarakan, yang pasti Nyonya Wira dan Isyana tampak cerah dan bahagia. 


“Ehm... malam, Mih!” sapa Lana ke Nyonya Wira tapi tidak ke Isyana. 


“Kamu tidak menyapa Isyana?” tanya Nyonya Wira. 


“Malam Isyana!” sambung Lana mengikuti ibunya. 


“Mana ponsel Mamah?” tanya Nyonya Wira tiba- tiba. 


Lana menelan ludahnya, ya Lana memang menyembunyikan ponsel ibunya. 


“Lana simpan Mih, agar Mamih fokus istirahat!” jawab Lana. 


“Mamah tidak katakan apapun pada Papamu. Kembalikan ponsel Mamah!” tutur Ibu Isyana cerdas. 


Lana mau tidak mau memberikan ponsel ibunyam


“Mama tidak akan beritahukan tentang kalian ke Papah, tapi ada syaratnya, mamah mau pulang malam ini ke rumah kalian. Selama satu bulan mamah akan tinggal di rumahmu!” tutur Ibu Lana tegas. 


Lana tidak bisa berkutik dan hanya patuh.


Setelah obat malam masuk, tidak peduli waktu, Nyonya Wira ngotot minta pulang. Isyana dan Lana kemudian pulang ke rumah bersama ibunya.


Setiap ponsel Lana berbunyi, Nyonya Wira langsung mendelik dan memarahi Lana. 


Sesuai dengan permintaan Nyonya Wira. Isyana tidur di kamar Lana, dan kamar Isyana ditempati Nyonya Wira. 


Selama dua tahun menikah ini pertama kalinya Isyana menginjakan kakinya di kamar Lana. Kamar besar dan megah dengan semua hiasan mahal dan elegan.


Warna catnya bernuansa gold dan di desainer oleh arsitek ternama. 


“Dheg...” Isyana menelan ludahnya kembali merasakan sakit. 


Di atas nakas di kamar Lana terdapat foto Lana bersama Mika, bukan foto dirinya yang seharusnya ada, memgingat dia adalah istrinya. 


Sebenarnya dari awal Isyana sudah tahu tentang statusnya itu, seharusnya Isyana tidak sakit, tapi entah kenapa Isyana tetap merasakan sakit. Melihat foto itu dadanya rasanya terbakar.


“Tuhan, apa yang aku lakukan ini sia- sia? Apa sebaiknya aku tolak saja permintaan Mamah, aku tidak tahan Tuhan! Aku mantap ingin bercerai saja apapun caranya” batin Isyana mencengekram pakaianya, hampir saja air matanya tertarik keluar, tapi kemudian Isyana ingat kata mertuanya beberapa waktu lalu. 


“Aku adalah istri sahnya, sekali ini saja, setidaknya aku tidak menyesal karena aku sudah pernah berjuang untuk mempertahankanya, kalaupun rumah tanggaku harus berakhir, aku mau Lana menyesali keputusanya!” batin Isyana tidak jadi menangis dan bertekad mengikuti saran mertuanya. 


“Aku istrinya, iya aku istrinya!” batin Isyana berjalan masuk dan bertekad.


Lana sedang membawakan pakaian Ibunya ke kamarnya dan tidak ada di situ, jadi Isyana sendirian. 


Isyana ingat kata mertuanya. 


“Mama tahu menghadapi suami seperti Lana sangatlah berat, maafkan mamah selama ini mamah kira kehidupan kalian baik- baik saja jadi Mamah tidak membantumu. Tapi ingat sayang, saat ijab qobul diucapkan, ketika kamu menerima pernikahanmu, begitu juga Lana. Kalian mengucap janji di hadapan Tuhan. 

Lana menerima tanggung jawabnya sebagai suami, begitu juga kamu sebagai istri. 


Berat memang berat, Mama tahu, karena perilaku anak Mama sangat buruk, tapi jika kamu ingin surga, sebelum dia menceraikanmu. Kamu jangan menyerah. Jangan mau jadi loser, jadilah pemenang, Sayang.


Tujukan perjuanganmu untuk Tuhan. Bukan untuk Lana. Cari Kemenangan darinTuhan karena kamu berjanji saat menikah dengan Tuhan, bukan Lana.


Mamah akan bantu kamu! Buat Lana menyesal! Kalau pun akhirnya kalian bercerai, buatlah kamu bercerai dengan cara terhormat, bukan lari dan pergi dari rumah,” 


Saat Lana pergi ke kantor Ibu Lana banyak meracuni otak Isyana agar Isyana tetap bertahan.


“Ayo Isyana aku pasti bisa!” ucap Isyana dalam hati. 


Isyana kemudian masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan diri. 


Isyana ingat yang pertama kelemahan laki- laki adalah dari inderanya, mata hidung dan juga pendengaran. Isyana harus berpenampilan rapih, cantik dan juga wangi.


Setelah itu dari hati, ketulusan dan niat yang baik, akan bisa menembus kerasnya seseorang. Isyana juga harus menunjukan kualitas dirinya, bukan perempuan lemah.


“Wahai diriku, ayo kita coba dulu, kalau memang tidak berhasil, itu urusan Tuhan!” batin Isyana lagi mencoba mengikuti saran mertuanya. 


Saat Isyana selesai mandi dan hanya memakai handuk. Lana masuk ke kamarnya. Mereka kemudian bertemu pandang.


Isyana yang belum berpakaian segera membalikan tubuhnya malu. 


Meski mereka suami istri dan pernah melakukan itu tapi semua karena Lana dalam kendali obat. Isyana dan Lana juga baru sekarang satu ruangan di rumah itu dengan sadar 100%.


Sementara Lana menelan ludahnya. Ini adaah pertama kalinya Lana sadar sehat melihat tubuh Isyana dalam  keadaan bersih, segar dan wangi, meski sebagian tertutup handuk.


Lana menelan ludahnya. “Ternyata dia segar dan berisi? Kenapa aku baru tahu?” batin Lana. Tanpa disadari adik kecil Lana bangun. Meski begitu Lana ingat gengsinya. 


“Apa kau sedang menggodaku? Menjijikkan! Aku ijinkan kamu masuk ke ruangan ini karena mamahku! Jangan berharap kamu bisa menggodaku. Aku tidak sudi menyentuhmu, dilihat darimanapun kamu tidak lebih cantik dari Mika!” ucap Lana kasar mengatai Isyana. 


Isyana menelan ludahnya sakit. Isyana mencengkeram handuknya kemudian mengangkat wajahnya geram. 


“Menggodamu? Aku tidak peduli secantik apapun pacarmu. Aku disini karena ibumu, siapa yang menjemputku ke sini. Bahkan aku tidak ingin pulang ke rumah ini!” jawab Isyana lupa nasehat mertuanya untuk mempertahankan rumah tangganya. Isyanan fokus ingin menunjukan perlawananya. 


“Hoh sombong sekali kamu? Kamu mengasihani ibuku?”


“Iya! Kamu kan menyuruh Arbi menjemputku, aku datang ke sini demi Mamah, bukan kamu! Jadi tidak usah Gr. Kalau kau tidak mau aku tidur di sini. Oke aku akan pamit ke mamahmu sekarang” jawab Isyana lagi. 


“Kurang ajar kamu! Kamu berani mengancamku?" ucap Lana lagi geram. Kenapa Isyana sekarang sangat pintar dan pandai menjawab.


"Kenapa tidak? Kau tidak mencintaiku kan? Kenapa aku pergi masih kau cari aku?" jawab Isyana lagi.


"Karena aku... karena aku...." jawab Lana sekarang gelagapan, terbukti Lana yang butuh Isyana bukan Isyana yang butuh Lana.


“Kamu ingin harta ayahmu kan? Silahkan ambil. Sedikitpun aku tidak berminat terhadap harta kalian. Ayo kita berpisah, ceraikan aku dan menikahlah dengan Mika perempuanmu!" jawab Isyana lagi. 


Lana pun semakin terhina dengan perkataan Isyana, Lana jadi terpancing emosi. Lana melangkahkan kakinya maju, Isyana pun bergerak mundur ke tembok. 


“Dia pasti akan memukulku lagi, kata Adnan aku harus merekamnya? Ah tapi aku tidak pegag hp, bagaimana ini? tapi kan pukulan ada bekasnya, pukul ayo pukul!” batin Isyana dalam hati. 


Sayangnya setelah Isyana terpepet dan Lana memepetnya. Lana terhenti dan malah gelagapan. Karena emosi Isyana tidak memegangi handuknya, sehungga bagian atas dada Isyana menyembul ke atas, hal itu membuat Lana oleng apalagi aroma sampo Isyana yang juga berasal dari sampo yang sama dengan Lana. 


“Jangan mimpi kau bisa lari dariku dengan mudah! Pakai pakaianmu dengan benar!” ucap Lana kemudia berjalan ke kamar mandi. 


“Hohh...” Isyana menghela nafasnya. 


“Pecundang sekali dia. Apa yang dia ingin kan? Dia tidak mau menceraikanaku, tapi dia juga tidak menganggapku! Dasar!"


****


Di dalam kamar mandi


Lana segera membasuh wajahnya dan membuang nafas kasar.


"Ssshiitt!! Kenapa dia berubah berani begitu? Kenapa aku jadi tidak berkutik di depanya? Kenapa di terlihat menarik?" gumam Lana membuang sisa air di wajahnya kasar.


*****


Bersambung.  🥰🥰 Lanjut bab 15


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 14"