Istri yang terabaikan Bab 13

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


13. Kehilangan Isyana.


“Mau dibawa kemana itu lobak?” seorang ibu- ibu dengan memakai jilbab kethu dan apron besar di pakaian dasternya marah- marah pada anak laki- laki tampanya.


“Biasa Bu, buat Putri, kemarin Putri nanyain lobak Putih!” jawab Adnan dengan ekspresi datar,mengambil sayuran yang datang dari petani.


“Bug... bug...enak aja taruh!” omel Ibu Adnan lagi memukul Adnan dengan kayu yang tegeletak, dia sedang menata sayur di lapaknya. 


“Ibu pelit amat sih, buat calon mantu juga!” jawab Adnan menghindar sambil bercanda.


Ibu Adnan kemudian berkacak pinggang.


“Katamu dia masih punya suami, bangun kamu nggak usah nglindur! Jangan dekati perempuan yang masih punya suami. Itu lobak udah pesenan Bu Siti!” jawab Ibu Adnan lagi.


Adnan memang dekat dengan orang tuanya dan kalau sambil nonton tv suka bercerita dengan orang tuanya. Adnan sesayang itu dengan keluarganya, sehingga Adnan melepas karirnya di kota dan ingin merajut karir di kota kecil bersama orang tuanya.


“Bagi dua deh Bu! Putri, mau cerai Bu.. Adnan mau bantuin prosesnya! Adnan bisa dekati Putri abis ini.” jawab Adnan mengelak. 


“Nggak! Ibu nggak suka kamu sama janda, pacarmu yang dulu- dulu yang sarjana juga pada gadis kan? Udah sini lobaknya!” 


“Bu... mending yang jelas-jelas janda Bu, lebih terhirmat, daripada gadis bukan perawan!” jawab Adnan lagi masih ngeles. 


“Ck, kamu ngeles aja, nggak! Pokoknya cari yang perawan baik- baik, boleh temenan sama Putri, tapi ibu nggak setuju kamu sama dia!” jawab Ibu Adnan lagi. 


“Ah ibu!” jawab Adnan ngambek. 


Tapi Adnan tetap membawaa setengah kilo lobak pesanan Putri dan tetap pergi ke kontrakan Putri.


"Heee bocah susah amat dibilangin!" teriak Ibu Adnan melihat anaknya melengos dan menuju ke motornya. Adnan pun segera pergi.  


“Kamu sangat baik Put..., usiamu masih muda, kamu ggak pantes dapet suami seperti yang kamu ceritain. Aku akan bantu kamu cerai dari suamimu!” batin Adnan menginjal pedal gas motor satrianya menuju ke kontrakan Putri. 


Setiap hari, sore atau pagi, tergantung stok sayur datang, dengan senang hati Adnan menjadi tukang sayur pribadi untuk Putri.


Kadang tidak mau dibayar tapi seringnya Isyana Putri memaksa untuk membayar. Hari ini Adnan membawa Lobak dan sawi putih yang paling segar untuk Putri. 


*****


Di depan greenhouse Putri.


Seorang putri kecil dan Dadynya menangis setelah melakukan sambungan telepon dan diakhiri oleh perempuan di nan jauh di sana.


“Kamu dengar kan, Sayang. Tante Isyana Putri sedang ada perlu. Putri ikut Daddt pulang ya, kan di rumah ada Embak!” tutur Daddy Aksa ke Putri dengan membelai rambut panjangnya yang lembut.


“Tapi Putli mau main sama Tante Icana Putli, Daddy. Tante Icana akan kembali ke sini tidak?” tanya Puteri sedih. 


"Kita tunggu saja ya. Besok kita telpon Tante Isyana lagi!" jawab Dady Aksa.


Daddy Putri kemudian menoleh ke maidnya dan ke Tuti. Dady Aksa kan juga tidak tahu siapa Isyana kemana perginya dan untuk apa.


“Apa Nona Isyana Putri terlihat membawa pakaian?” tanya Daddy Aksa ke Tuti.


“Tidak Tuan, tapi mereka rombongan, satu orang tampan, menemui Putri di dalam.  Sepertinya mereka orang kaya, mobil mereka juga besar dan mengkilap, saya punya fotonya!” tutur Tuti bercerita lalu memberikan foto Arbi dan mobil anak buah Lana.


Dady Aksa pun memeriksanya dengan seksama.


“Saya nggak asing dengan pria ini? Siapa sebenarnya Nona Isyana ini? Kenapa mereka menjemput Nona Isyana?” gumam Tuan Aksa. 


“Putri tidak pernah cerita, Tuan!” jawab Tuti.


Sementarra Tuan Aksa masih terus memperhatikan foto yang Tuti berikan, Tuan Aksa kemudian memperbesar foto mobil anak buah Lana. 


“Aku kenal dengan stiker ini, tolong kirim foto ini ke saya!” ucap Tuan Aksa meminta.


“Siap Tuan!” jawab Tuti.


Tuan Aksa memberi Tuti kartu nama, kemudian membawa putri kecilnya pergi karena istrinya harus segera menjalani pengobatan.  


Putri kecil pun cemberut menunduk ikut Dadynya menski menangis. 


“Sayang jangan nangis gitu dong, besok kita ke sini lagi, semoga tante Putrimu sudah kembali, sekarang Daddy harus temani Mommy, kamu sama Mbak di rumah ya!” tutur Tuan Aksa lembut ke putrinya.


“Puteli nggak boleh ikut Daddy dan Mommy?” tanya Puteri tidak mau kesepian di rumah hanya sama Maidnya.


“Tidak, Sayang. Kan udah dibilangin sama Pak Dokter waktu itu, anak kecil tidak boleh ikut!” jawab Tuan Aksa.


“Ya Dad!” jawab Puteri sedih. 


Dady Putri pun segera pulang ke rumah dengan mobilnya. 


“Ini logo SunTech, siapa Nonya Isyana sebenarnya, kenapa orang- orang SunTech menjemputnya?” batin Tuan Aksa berfikir. 


**** 


Adnan pun sampai ke kontrakan Isyana setelah Tuan Aksa pergi. 


“Putri nggak ada... sana pulang, banyak banget yang nyariin Putri hari ini, nggak pelanggan nggak kamu!” gerutu Tuti langsung mencegah Adnan masuk. 


“Lah kemana emang?” tanya Adnan gusar. 


“Nggak tahu, tadi pagi ada dua mobil gede sama laki- laki, tinggi- tinggi ganteng- ganteng, jemput Putri!” jawab Tuti. 


“Mobil besar? Laki- laki?” tanya Adnan berfikir.


“Iya!” 


“Jangan- jangan Putri diculik, kok kamu nggak bantuin?” 


“Diculik gimana orang Putri juga pake baju bagus dan lagi, jalan sendiri juga!” jawab Tuti. 


“Apa mereka penagih hutang?” 


“Hush ngarang kamu! Kata kalian, kan kalian ketemu Putri di pasar, di mobil Bak mamang kamu yang dari desa, Putri kabur kan? Menurutku sebenarnya Putri orang kaya deh, kaya di sinteron- sinteron gitu!” jawab Tuti mengeluarkan jiwa halu dan bakat detektifnya.


Adnan kemudian diam sambil berfikir tanpa berpamitan Adnan langsung menginjak pedal motornya pergi.


"Woy... asal nyelonong aja!" teriak Tuti kesal ke Adnan.


Adnan kembali ke lapak dagang ibunya. Adnan mengeratkan rahangnya sepanjang jalan dan wajahnya murung. 


“Apa Putri dijemput suaminya? Apa Putri akan kembali disiksa suaminya? Nggak Put, kamu terlalu baik untuk diperlakukan seperti itu, aku di sini bersedia menyayangi kamu apa adanya Put!” batin Adnan.


Adnan pun berniat tanya Mang Nanang dimana Putri pertama kali naik mobil baknya.


Sayangnya Mang Nanang 2 hari ini tidak setor sayuran karena baru dapat rejeki nomplok dari Arbi dan Mika.


Bersambung.  🥰🥰 Lanjut bab 14


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 13"