Istri yang terabaikan Bab 138

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


138.Sengaja.


****


Cerita Isyana : Pemeranya ceritanya nggak berhijab dan nggak begitu kutekankan rajin ibadah ya. Maaf kalau ada yang SEDIKIT menyimpang. Hanya cerita tidak untuk di tiru.


*****


"Buggggggg....,"


Sebuah bogeman mantap mendarat di pipi Lana tanpa persiapan penolakan dari Lana. Bogeman yang penuh kekuatan dan tepat sasaran sehingga langsung berefek untuk Lana, mengalirkan sedikit cairan merah dari sudut bibir Lana.


"Kamu!" pekik Lana kaget, menyentuh ujung bibirnya dan menatap benci pria yang datang menyerangnya.


"Hah!" Isyana langsung menutup mulutnya kaget. "Tuan Aksa?" lirih Isyana tidak mengira Tuan Aksa beneran datang menyusulnya.


Binar yang datang membawa segala resah dan khawatir, seketika berubah, dadanya penuh dengan amarah. Kupingnya terbakar tatkala namanya terdengar keluar dari mulut seseorang.


Binar datang dari arah berlawanan, memarkirkan mobilnya di halaman ujung sehingga Lana dan Isyana tidak dengar.


Akan tetapi Binar paham mobil Lana dan dengar Isyana berbicara memperingati Lana. Binar berusaha mendekat ke sumber suara.


Reflek otot dan tulang Binar tergerak melayangkan pukulan itu. Betapa tidak, Binar tak pernah melakukan apa yang Lana tuduhkan, tidak juga mengganggu hidup Lana. Tapi teganya Lana terus memfitnahnya.


"Aku tidak menyangka kamu sepicik ini Mas? Terima ini Mas!" ucap Binar emosi dan mendaratkan bogeman lagi, tapi Lana berusaha menangkis meski tak balik menyerang.


"Kenapa kamu menyerangku? Apa salahku?" tanya Lana dengan tampang liciknya seakan teraniaya dan membuat Binar semakin marah.


"Benar- benar ya!" gumam Binar geram.


Binar kembali mendaratkan pukulan ke Lana. Sehingga Lana terpelanting dan tersungkur jatuh.


Binar pun mendekat mencengkeram kerah Lana dan menariknya bangun, hendak memberikan pukulan lagi.


"Masih tidak mengerti? Apa pukulanku tidak cukup meluruskan otakmu?" tanya Binar bersiap menghajar Lana lagi.


"Hentikan..." jerit Isyana dengan wajah ketakutanya.


"Hah....," Lana malah tersenyum masam sambil mengelap ujung bibirnya yang berdarah. Tak ada rasa bersalah sedikitpun. "Tau darimana dia tempat ini?" batin Lana dengan putaran pupil liciknya.


Lana tersenyum dan tidak berniat membalas. Lana melirik ke Isyana.


"Kamu lihat kan Isyana? Seperti apa dia?" ucap Lana ke Isyana menjelekan Binar. Padahal jelas Isyana pun tahu apa sebab Binar marah.


Binar pun semakin geram mendengarnya, tapi dia segera sadar keadaan.Lana mau memutar balikan fakta.


"Braak!" Binar pun menghempaskan cengkeramanya dan menoleh ke Isyana


"Isyana..., dengarkan aku!" panggil Binar menatap ke Isyana gugup. Binar sadar Isyana pasti ketakutan. Binar seharusnya tenang karena ada wanita hamil.


Benar saja, bibir Isyana tampak gemetaran dan air matanya jatuh perlahan.


"Hentikan!" ucap Isyana lagi.


Binar mengangkat tanganya patuh dan mengangguk.


Binar mengacuhkan Lana dan berniat mendekat ke Isyana. Akan tetapi saat Binar berjalan, kaki Lana tergerak untuk menjulurkan kakinya dan membuat Binar terjatuh.


"Jangan dekati Isyana dan bayiku!" ucap Lana tidak terima bangun.


"Kamu memang licik Mas!" ucap Binar bangun, merasa lengah. Binar kira Lana pasah dan tidak melawan rupanya Lana hanya bertaktik.


Kini Lana dan Binar berhadapan.


"Jangan ikut campur urusanku. Pulang dan jangan dekati bayiku!" ucap Lana geram kali ini Lana yang menantang padahal Binar sudah ingin berhenti.


"Aku akan bawa Isyana pulang. Tidak akan kubiarkan dia kembali padamu!" jawab Binar.


"Bug!" kali ini Lana yang menyerang Binar penuh emosi.


"Kurang ajar," jawab Binar membalas.


Akhirnya keduanya terlibat baku hantam dan Isyana semakin ketakutan.


"Hentikan!" jerit Isyana lagi semakin bingung takut dan gemetaran.


Kerana sedang sama-sama panas dalam perkelahian, Binar dan Lana dengar Isyana. Keduanya masih saling serang dan saling menangkis. Mereka berdua sudah sama- sama lebam.


"Toloong.. hentikan!" teriak Isyana lagi kini Isyana berderai air mata.


Sayangnya karena mereka di halaman samping, kebetulan hari minggu karyawan Teh Bila libur, teh Bila juga sedang masak di dapur, tidak ada yang dengar Isyana.


Binar mendengar jeritan Isyana dan menoleh, Binar tersadar lagi.


Isyana tampak menangis dan hendak pergi karena mereka berdua tak mengindahkanya. Binar pun berusaha menghentikan perkelahian dan mengejar Isyana.


Tapi seperti tadi. Lana tak membiarkanya dan berusaha menyerang Binar.


Binar tahu, jika meladeni Lana, Binar gagal bawa Isyana. Saat Lana menyerangnya Binar menangkisnya, tidak membalas tapi langsung menarik tanganya kemudian menghempaskanya.


Binar kemudian berlari mengejar Isyana tidak peduli Lana lagi. Lana tersungkur berusaha bangun tapi badanya terasa sudah sakit semua karena dia terjatuh ke semak terjal.


"Isyana...," panggil Binar gemetaran, rasanya sakit, merasa bersalah dan takut melihat Isyana menangis dan ketakutan.


Isyana berjalan cepat tidak menoleh.


Binar pun bergerak cepat meraih tangan Isyana, tanpa ijin menariknya. Isyana kaget dan oleng.


"Dep,"


Dengan gerakan cepat dan reflek, Binar membawa Isyana dalam pelukanya. Binar memeluk Isyana erat tanpa canggung.


"Maafkan aku membuatmu takut dan harus melihat ini!" bisik Binar memeluk Isyana.


Binar ingin Isyana tenang dan memaafkanya. Binar juga ingin meredamkan emosi dan kekhawatiranya. Binar juga ingin menenangkan hatinya dan semua rasa yang bergejolak di dalamnya.


Isyana diam membeku dalam pelukan Binar. Dada Isyana juga berdetak kencang dan masih gemetaran. Panas dingin tidak bisa di diskripsikan.


Rasanya seperti mimpi. Isyana dipeluk Binar dalam keadaan sadar bukan sakit atau tanpa sengaja.


Apa ini artinya, perasaan yang Isyana rasakan berbalas. Perasaan Isyana yang hatinya selalu diaduk- aduk saat bertemu Binar. Apa ternyata Binar juga merasakanya.


Kadang Isyana dibuat overthingking karena Binar terkesan membenci keberadaan Isyana. Tapi seringkali juga Isyana dibuat tersanjung dan melayang atas perlakuanya.


Lalu sekarang Binar datang menyusulnya dan memeluknya. Sesaat hati Isyana berdesir, semua ketakutanya perlahan menghilang, jujur dekapan Binar terasa begitu hangat dan menenangkan. Tapi seketika bayangan Bu Ara muncul. Isyana pun mendorong Binar menjauh.


"Lepaskan saya Tuan!" ucap Isyana cepat dan menunduk.


"Ma- maaf. Isyana. Aku mengkhawatirkanmu!" ucap Binar menatap Isyana intens.


Isyana masih gemetaran dan meneteskan air mata.


"Untuk apa Tuan datang ke sini?" tanya Isyana terbata.


"Apa kamu baik- baik saja? Aku mengkhawatirkanmu. Kenapa 3 hari ini kamu menghindari kami?" tanya Binar gugup.


Isyana menelan ludahnya gugup. Benar kata teh Bila. Niat Isyana menjauh untuk menjaga hatinya tapi nyatanya justru hal itu mempertegas kalau hati Isyana tidak baik- baik saja.


"Anda tidak perlu cemas. Saya baik- baik saja!" jawab Isyana menunduk dan ingin menghindar.


"Aku harap kamu tidak mendengarkan kata Mas Lana," ucap Binar lagi.


Isyana tidak menjawab dan melirik ke Lana yang tampak bangun lalu berjalan dengan tertatih dan mendekat.


Binar ikut menoleh.


"Aku tidak seperti yang Mas Lana katakan. Tolong jangan dengarkan dia. Kamu tahu aku tidak seperti itu kan? Tolong maafkan aku!" ucap Binar meminta Isyana tidak berfikir buruk tentang Binar.


"Kalian bereskan masalah kalian. Tolong jangan buat keributan di sini! Tinggalkan tempat ini!" ucap Isyana terbata masih syok, Isyana tidak menanggapi permintaan Binar.


Isyana menatap ngilu dengan mata nanar ke Binar entah apa sebabnya. Yang pasti Isyana tidak ingin berlama- lama dekat dengan Binar. Isyana pun berbalik hendak menjauh. Hati Isyana rasanya campur aduk tidak karuan.


Tapi Binar reflek kembali menarik tangan Isyana dan mencegah Isyana pergi. Isyana berhenti dan memperhatikan tangan Binar yang memegang tanganya. Rasanya Isyana tidak karuan dipegang begitu.


"Masalah kami adalah kamu," ucap Binar semakin membuat Isyana tidak bisa berkutik.


"Saya?"


"Beri aku waktu. Ada hal yang ingin aku sampaikan padamu!"


"Waktu?" tanya Isyana sambil menelan ludahnya membuang gugup.


"Pulanglah bersamaku. Putri menunggumu! Nenek dan Dina mengkhawatirkanmu!" ucap Binar pelan meminta.


Isyana semakin tergugup mendengar nama orang yang Isyana sayangi. Akan tetapi fokus mereka teralihkan.


"Lepaskan tangan Isyana!" teriak Lana belum kapok.


Binar dan Isyana sama- sama menoleh kesal. Ternyata Lana benar- benar bandel dan tebal muka, meski sudah babak belur dan jalanya sempoyongan Lana masih tidak sadar.


Isyana memang menghempaskan tangan Binar tapi dia juga menatap marah ke Lana.


"Kamu benar- benar memalukan Mas!" gumam Isyana geram dan ingin segera pergi.


Binar tersenyum mendengarnya.


"Isyana...tunggu. Jauhi dia!" jawab Lana masih berusaha menunjuk ke arah Binar.


Binar mengepalkan tanganya rasanya masih tidak lega, harusnya mulut Lana memang dihancurkan sekalian. Tapi Binar memilih diam dan memperhatikan Isyana menunggu respon Isyana.


Isyana berhenti menoleh sebentar.


"Pergi dan jangan temui aku lagi!" ucap Isyana. Lalu Isyana berbalik dan berjalan menjauh.


Dan sekali lagi Binar menahanya, untuk ketiga kalinya Binar menghalangi langkah Isyana.


Tepat di depan Lana. Binar sengaja. Binar menarik Isyana mendekat lalu meraih dagu Isyana cepat dan mendaratkan bibirnya di bibir Isyana.


Tak peduli ada sedikit lecet dan lebam, Binar mencium Isyana paksa di depan Lana.


Binar ingin memberikan pukulan telak ke Lana. Isyana bukan miliknya lagi.


****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 138"