Istri yang terabaikan Bab 137

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


137. Isyana sudah tahu


****


Cerita Isyana : Pemeranya ceritanya nggak berhijab dan nggak begitu kutekankan rajin ibadah ya. Maaf kalau ada yang SEDIKIT menyimpang. Hanya cerita tidak untuk di tiru.


*****


"Jadi Binar dan Putri pergi?" tanya Amanda ke Mbak Nik.


Amanda yang kemarin dengar ajakan Putri dengan senang hati pagi-pagi ke rumah Binar. Amanda penasaran siapa Isyana, seperti apa dan bagaimana. Amanda juga sekalian ingin PD kate dengan Putri. Sebenarnya semua orang di lingkungan mereka memang tahu Amanda naksir Binar.


"Iya Nona?" jawab Mbak Nik.


"Kemana mereka?"


"Jemput Nyonya Isyana," jawab Mbak Nik jujur.


"Hooh. Jemput?" tanya Amanda langsung panas dan meradang.


Seistimewa itukah Isyana sampai harus dijemput.


"Ya kan memang Mbak Isyana seringnya dijemput. Rumahnya agak jauh, Mbak Isyana juga tidak punya kendaraan," tutur Mbak Nik lagi membela Isyana.


"Jadi Binar antar jemput perempuan yang bernama Isyana itu? Ada hubungan apa mereka?"


"Tidak selalu sih, tapi seringnya begitu! Saya tidak tahu, Mbak Isyana kan teman bu Ara dan Bu Dini." jawab Mbak Nik lagi.


Amanda mengepalkan tanganya dan semakin penasaran siapa Isyana. Bertahun- tahun Amanda memendam perasaan ke Binar, susah untuk move on, di saat Tiara pergi malah datang Isyana.


"Oke... saya akan tunggu mereka datang," jawab Amanda nekat mau tetap stay.


Mbak Nik hanya iya- iya aja dan membiarkan Amanda menunggu.


"Kalau begitu silahkan masuk Nona. Barang kali lama Nona bisa nonton Tv dulu!" tutur Mbak Nik membiarkan Amanda masuk ke ruang tv.


"Oke!" jawab Amanda.


Belum Amanda berdiri, tetiba di pintu dibuka, berdiri si Jessy adik sepupu Tiara.


"Kak Amanda?" pekik Jessy tidak senang melihat Amanda.


"Loh?" pekik Amanda juga. "Ngapain lo kesini?" tanya Amanda sinis.


"Ya gue kan Auntynya Putri, mau jenguk Putri lah!" jawab Jessy.


"Hah... yakin? Lo pasti cuma alasan kan?" tanya Amanda sinis ke Jessy.


Jessy menjawabnya sinis juga. Mereka berdua kemudian saling beradu mulut apalagi setelah tahu Binar dan Putri pergi.


Mbak Nik hanya menelan ludahnya mendengar tamu Tuannya bertengkar.


"Nona.. Nona... saya selesaikan pekerjaan dulu. Kalau mau nunggu Non Putri silahkan nunggu di dalam," tutur Mbak Nik sopan.


Amanda dan Jessy diam tidak peduli.


Mbak Nik pun memilih membiarkan tamunya beradu pendapat sendiri.


****


Di rumah Nenek.


"Maafkan saya Nek, sepertinya, Isyana dengar dan lihat saya bertengkar dengan Mas Lana, makanya dia pergi. Dia pasti marah," ucap Binar menjelaskan.


Nenek terisak mencurahkan semua khawatirnya. Sejak kemarin Isyana pergi dan sampai pagi ini Isyana tidak pulang.


Raut khawatir dan bersalah jelas tergambar di wajah Binar. Harusnya Binar lebih sabar dan dingin menghadapi Lana.


Sudah bisa Binar tebak Isyana pasti sakit mendengar percakapan mereka, itu sebabnya dia pergi. Kalau sudah begini Binar harus cepat jelaskan dan tidak ditutupi lagi perasaanya apalagi menunggu Isyana lahiran.


Nenek dan Dina kan tidak kenal keluarga Isyana. Nenek tidak tahu kemana kemungkinan isyana pergi. Nenek bingung sendiri.


Nenek khawatir Isyana sedang hamil, sendirian. Nenek khawatir terjadi apa- apa dengan Isyana tapi tidak bisa berbuat banyak. Nenek dan Dina kan tidak punya kendaraan, tidak punya uanh banyak juga.


"Mommy kemana Daad? Apa Mommy pergi seperty Mommy Ara? Mommy kan sudah janji?" tanya Putri menyusul cemberut dan pecah tangisanya.


Putri yang cerdas memperhatikan cerita nenek. Putri yang dari rumah semangat mau belanja ke mall lalu masak- masak, mendadak murung, matanya berkaca- kaca dan kembali patah hatinya.


Binar semakin bingung, nenek menangis, Putri juga.


"Binar akan cari Isyana Nek!" tutur Binar ke Nenek. lalu menyeka air mata Putri


"Kamu sabar, Sayang. Mommy Isyana tidak pergi, dia baik- baik aja kok!" ucap Binar lembut.


"Tapi Mommy tidak ada. Hiks..hiks...," tutur Putri lagi dan air matanya menetes lagi.


Binar kemudian memeluk Putri lembut.


"Momny Isyana akan segera kembali kok. Daddy janji," ucap Binar.


Dina hanya menunduk.


"Teteh Isyana bilang, Teteh nggak akan ninggalin kita. Tapi kemana dia?" celetuk Dina.


"Kalian tenang saja. Isyana pasti baik- baik saja," ucap Binar berusaha tenang.


Sebagai laki- laki, Binar harus mengontrol emosi, memberikan perlindungan dan rasa aman. Meski dalam hati Binar juga berkecamuk.


Binar kemudian membelai rambut Putri lagi.


"Princesnya Daddy... Putri di sini dulu ya sama kak Dina..Dady cari Mommy Isyana dulu," tutur Binar lembut berpamitanm


Putry yang terisak di pangkuan Binar mengangkat mukanya dan menoleh ke Dina.


"Iyah. Putri sama kakak aja ya!" ucap Dina menyambut senyum ke Putri.b


"Tapi Daddy nggak lama kan jemput Mommy nya?"


"Nggak...! Putri doain Dady makanya yah!" ucap Binar.


"Sini sayang. Kita mainan perahu kertas nanti. Gimana mau?" ajak Dina.


Putri mengangguk, Binar pun tersenyum tenang. Putri turun dari pangkuan Daddynya dan menyambut uluran tangan Dina.


Sebelum pergi, Binar tidak lupa minta nomor telepon Dina.


"Titip Putri Nek," ucap Binar sopan ke nenek. Nenek pun mengangguk.


"Binar pamit dulu, Nek!"


"Hati- hati Tuan!" jawab Nenek sopan dan mengangguk.


"Jangan panggil Tuan. Panggil Binar saja. Namaku Binar Aksa Priangga?" tutur Binar mengeluarkan sisi hangat dan ramahnya.


Nenek hanya tersenyum. Binar kemudian mendekat ke Putri dan mencium puncak kepalanya pamit.


****


Binar pun segera meraih ponsel pintarnya dan mulai mencari Isyana.


"Nomor Isyana aktif," gumam Binar senang.


Tidak susah untuk Binar melacak Isyana. Keberadaan Isyana pun langsung di ketahui Binar dalam sekejap. Binar kan juga nggak kaleng- kaleng.


"Oke..., aku jemput kamu Isyana," batin Binar menginjak mantap pedal gasnya. Alamat nenek sempat Binar kantongi saat semalam Binar mencari riwayat hidup Isyana.


****


Sayangnya, tanpa Binar tahu Lana sudah start duluan. Lana yang diblokir Isyana tidak kehilangan akal. Lana beli nomor baru dan menghubungi Isyana.


Meski tak ada jawaban, karena Isyana kemarin sore menyalakan ponselnya, semua pun jadi mudah melacaknya.


Lana kan mantan suami Isyana, jadi Lana juga tahu alamat nenek. Dengan mudah Lana menjangkau tempat itu.


****


Di Kampunh Nenek.


"Ambillah yang kamu mau Sya...," tutur Teh Bela berjalan menuju ke rumahnya.


Mereka berjalan melewati tengah perkebunan dan greenhouse Teh Bela. Usaha Teh Bela kan sudah berkembanh bahkan ekspor ke luar negeri.


Teh Bela dengar Isyana mau jualan lagi dan menawarkan tanaman koleksinya. Teh Bila sangatt mendukung usaha Isyana.


"Iya Teh.. Isyana belum ada lahan, jadi nggak usah banyak- banyak, nanti aja kalau udah jalan Isyana main ke sini lagi," jawab Isyana.


"Nggak apa- apa santai aja. Kan katanya kamu tinggal jualin aja, jualin tanaman Teteh juga boleh!"


"Iya Teh," jawab Isyana.


Mereka berdua berjalan beriringan di pegunungan yang asri itu sekarang mau pulang. Akan tetapi langkah Isyana terhenti seketika. Begitu juga Bila.


"Mas Lana?" pekik Isyana, wajah manis dan cerahnya langsung muram dan padam.


"Kakak temani nggak?" tanya Bila paham.


"Isyana sendiri aja Teh," jawab Isyana.


Berbalik dengan Isyana yang langsung bermuka gelap, Lana tersenyum lega.


"Isyana... kamu di sini? Syukurlah aku menemukanmu, pagi Teh?" tutur Lana mendekat menjemput Isyana menyapa Bila.


Lana menampilkan sisi ramahnya. Ya, jika di luar Lana kan memang sangat sopan.


Bila yang sudah tahu hanya membalas senyum. Bila tidak mempersilahkan Lana masuk tapi berlalu pergi.


Kini Lana dan Isyana berdiri saling berhadapan di halaman Teh Bila di pinggir jalan.


"Mau apa kamu ke sini Mas?" tanya Isyana langsung galak, tetap berdiri dan tidak mengajak Lana masuk.


"Isyana... aku senang menemukanmu di sini? Tapi kenapa kamu ketus padaku? Aku yang seharusnya bertanya padamu. Kenapa kamu tidak jadi periksa dan pergi begitu saja tanpa mengabariku. Aku kan bisa mengantarmu?" tanya Lana sopan.


Isyana bersedakap dengan wajah tegasnya.


"Aku memang mengandung anakmu Mas. Tapi bukan berarti kamu bisa memanfaatkan anakmu dan berbuat semaumu!" ucap Isyana lagi.


"Apa maksudmu Isyana?" tanya Lana bersikap baik dan ramah lagi.


"Nggak usah sok baik kamu Mas? Ingat kamu udah ada Mika sekarang? Hentikan Mas. Nggak usah kamu begini padaku!" tutur Isyana memberi peringatan. Isyana sekarang tahu belang Lana.


"Isyana apa maksud kamu?" tanya Lana lagi masih pura- pura tulus dan baik.


"Aku udah dengar semuanya. Mas. Apa kamu tidak malu dengan tindakanmu ini? Kamu lupa atas apa yang kamu lakukan padaku?" tanya Isyana lagi kali ini mulai emosi dan gemas.


"Dengar apa Isyana?"


"Mas! Please! Nggak usah pura- pura baik lagi. Aku muak tau!" ucap Isyana tegas.


"Isyana...Kamu pasti salah paham. Aku tahu aku selama ini aku jahat padamu. Aku minta maaf. Tapi dengarkan aku dulu! "


"Dengar apa lagi Mas?"


"Aku ingin menebus kesalahanku. Aku ingin jadi ayah yang baik untuk anak kita? Aku tidak ada niat buruk padamu, percayalah! Aku akan lakukan apapun demi kamu memaafkanmu. Aku ingin kamu bahagia! Ijinkan aku jadi ayah baik untuk anak kita!" tutur Lana panjang merayu Isyana lagi..


Memang penuturan Lana terdengar sungguh- sungguh. Sayangnya Isyana sudah tahu niat Lana. Isyana juga tahu, salah jika dia memberi kesempatan Lana mendekatinya lagi, meski dengan alasan anak.


"Ayah yang baik? Kalau memang itu maumu. Biarkan aku hidup bahagia dan damai tanpa gangguanmu! Aku tidak akan larang kamu menemuinya nanti. Tapi tunggu dia lahir. Datanglah bersama Mika dan bukan sendiri begini!"


"Aku tidak akan mengganggumu. Aku hanya ingin tebus kesalahanku! Aku ingin ada buat kamu kapan kamu butuh!"


"Mas! Apa kamu pikir aku bisa percaya padamu lagi? Aku tidak butuh kamu lagi. Kamu begini karena ingin aku kembali ke kamu kan? Ingat kamu ada Mika Mas. Aku bukan istrimu lagi, dan tidak akan jadi istrimu lagi. Apa kamu tidak berfikir bagaimana perasaan Mika dan apa yang akan Mika lakukan padaku?" cecar Isyana panjang.


Mendadak Lana berubah ekpresi mendengar pertanyaan Isyana. Isyana tahu niat Lana. Fiks, Isyana memang dengar semuanya.


"Aku mencintaimu Isyana!" ucap Lana kepalang tanggung.


"Hoooh. Cinta?" tanya Isyana menghela nafas kasar. Isyana terhenyak pada Lana dan semakin jijik mendengarnya.


"Ya aku mencintaimu. Maaf aku terlambat menyadarinya, tapi aku sungguh mencintaimu. Tidak bisakah kita berdamai. aku berharap masih ada kesempatan kedua untukku?" ucap Lana pelan dan penuh penekanan meyakinkan Isyana.


"Basi tahu Mas!" jawab Isyana kasar langsung menolak Lana.


"Apa kamu lupa talak yang kamu berikan padaku? Aku tidak akan bisa kembali padamu!" jawab Isyana tegas tapi wajahnya memerah rasanya sangat kesal ke Lana.


"Apa ini karena Binar tanya Lana?" tanya Lana kesal emosi dan sakit hati ditolak Isyana.


"Kok Binar sih Mas? Tidak ada hubunganya dengan dia," jawab Isyana dan semakin tidak mengertin pikiran Lana.


Bisa- bisanya Lana mengkambing hitamkan Binar. Harusnya Lana tahu hukum perceraian. Apa konsekuensi yang sudah Lana lakukan ke Isyana.


"Kamu akan berhadapan dengan Amanda jika bersamanya, aku tidak ingin kamu terluka. Dia tidak mencintaimu!" serobot Lana emosi dan menjelekan Binar.


"Stop jelekin orang lain Mas!"


"Isyana! Dia bukan laki- laki yang baik untukmu Isyana. Dia duda punya anak, kamu juga akan punya anak. Apa kamu tidak kasihan ke anak kita? Dia akan punya ayah tiri. Dia bisa jahat ke anak kita!


"Mas!" pekik Isyana. Isyana semakin kesal. Kenapa Lana terus menjelekan Binar. Tapi belum Isyana melanjutkan perkataanya, tiba- tiba seseorang datang dan.


"Bug!"


Orang itu menarik baju belakang Lana dan langsung mendaratkan sebuah pukulan ke wajah Lana.


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 137"