Istri yang terabaikan Bab 136

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


136. Jemput


"Jujurlah pada hatimu, kamu menyukainya kan?" tanya Teh Bila pelan


Setelah Teh Bila memergoki Isyana menangis, Isyana buru- buru meletakan ponselnya yang dicharge. Isyana segera mandi dan sholat.


Karena teh Bila mengatakan menunggu, Isyana pun tak ingin mengecewakan dan segera turun. Ternyata Teh Bila tidak hanya menunggu untuk cerita, tapi sudah menyiapkan banyak makanan.


Teh Bila tahu Isyana sedang hamil habis perjalanan jauh. Jadi sebelum cerita Teh Bila mau Isyana makan dulu.


Teh Bila sangat pengertian, agar kebutuhan Isyana terpenuhi, psikisnya bagus, memang harus makan dan tenang dulu. Apalagi sedang hamil..


Setelah makan selesai Isyana pun menceritakan lengkap. Kalau dia diselingkuhi dan diceraikan. Isyana kabur dan bertemu dengan Putri sekeluarga.


Termasuk dengan perasaan yang kini memenuhi hatinya.


"Isyana nggak tahu Teh!" jawab Isyana menunduk atas pertanyaan Bila.


"Masa nggak tahu? Kamu sudah 2 tahun berumah tangga lho. Kamu bukan lagi adik Teteh yang tahunya hanya berkebun dan sekolah lagi. Jujur saja sama Teteh!" pancing Bila lagi.


"Isyana nggak tahu Teh. Sungguh! Lagian apa pantas Isyana menaruh hati sama beliau. Setahu Isyana dia sangat mencintai mendiang istrinya. Beliau juga orang kaya. Isyana juga malu udah ditolong banyak sama ibunya dan istrinya. Nggak! Isyana nggak jatuh cinta, Teh!" jawab Isyana mengungkapkan isi hatinya.


Bila tersenyum.


"Nggak jatuh cinta atau tidak mau mengakuinya? Kenapa tadi kamu nggak menemui mereka berdua?" tanya Teh Bila lagi.


Isyana menunduk tercekat.


"Aku kaget Teh dengar percakapan mereka!"


"Jadi kamu pergi karena menjauh untuk menjaga? Atau kamu pergi karena kamu kecewa?" tanya Bila lagi.


"Isyana mau ke makam, Nenek. Teh!" jawab Isyana masih terus mengelak.


"Yakin hanya itu?Tapi kata Teteh nggak deh!" lanjut Bila terus mengintimidasi Isyana sampai ngaku.


"Teeeh," jawab Isyana menghindar.


"Jawab dulu. Apa kesanmu terhadap dia? Apa yang kamu rasa saat bersamanya?"


"Isyana nggak tahu!"


"Jawab dulua!" titah Bila memaksa.


"Dia sangat baik!" jawab Isyana singkat dan tersipu.


"Hanya itu?"


Isyana menunduk lagi, dalam keluarga itu, orang yang pertama Isyana ketemui kan memang Binar. Sejak awal juga, Isyana langsung mengagumi sikap Binar yang sangat perhatian terhadap Bu Ara.


Isyana pun teringat lagi, entah apa alsan Binar selama ini tak mau menatapnya jika antar jemput Bu Tiara dan Putri, bahkan jelas menyatakan tidak suka jika ada Isyana di tengah mereka. Tapi nyatanya Binar tetap bantu Isyana, seperti saat Isyana kebakaran.


Isyana pun kembali ke ingatan memalukan di malam meninggalnya Bu Tiara.


"Ehm...," dehem Isyana salah tingkah.


"Kenapa nggaj jawab? Apa kamu suka salah tingkah dan berdebar saat bersamanya? Kamu nyaman kan bersama mereka?" tanya teh Bila lagi.


"Isyana nggak tahu!" jawab Isyana cepat dan berkilah meski wajahnya memerah dan menyiratkan kata iya.


Bila hanya tersenyum.


"Teteh bisa pahami jalan pikiranmu Isya. Tapi cinta itu memang seringnya tak berlogika. Meskipun Teteh tidak menyalahkanmu, kamu menjauh untuk menjaga. Tapi akan terlihat kekanakan jika kamu menghilang tiba- tiba, kalian sudah dewasa. Justru kamu menjauh dari mereka akan memancing curiga, kalau kamu nggak cinta, kamu nggak akan sesakit ini. Kalau memang kamu tidak ingin menikah denganya dan ingin menjauh darinya, ya pamit baik- baik!"


"Ya Teh! Mungkin teteh benar, tanpa sadar Isyana jatuh hati ke Daddynya Putri," jawab Isyana akhirnya ngaku.


Isyana menjauh untuk menjaga hatinya.


"Satu lagi. Kata Teteh, jauhi mantan suamimu deh! "


"Iyah! Isyana juga udah blokir nomernya Teh. Isyana nggak nyangka jalan pikiranya begitu. Isyana kira dia tulus jadi ayah yang baik. Bisa- bisanya dia melakukan salah yang sama, menghianati istrinya? Isyana jijik!" ucap Isyana menggebu.


"Jangan terlalu membenci. Cukup jauhi. Tentang anak. Nanti aja kalau udah lahir. Kalian bisa bahas anak bersama!" tutur Bila lagi.


Isyana mengangguk angguk. Ada rasa lega setelah mengungkapkan semuanya.


Karena asik bercerita di ruang bawah Isyana meninggalkan ponselnya. Isyana belum jadi kabari satupun yang dia tinggalkan.


Isyana malah teralihkan dengan kedatangan teman-teman Isyana. Isyana kemudian bercengkerama bahagia. Tidak lupa, Isyana menimba ilmu dan membahas tentang tanaman.


Hingga waktu berlalu begitu cepat tanpa terasa. Isyana juga malah tidur di kamar Teh Bila.


****


PoV Mika.


Sudah satu hari satu malam suami Mika tidak pulang lagi dan sulit dihubungi.


Sementara teror Adnan tempo hari terus menghantuinya. Kalau Adnan menanyakan terus keberadaan suaminya. Tamatlah riwayat Mika jika Lana tahu, apalagi sekarang Lana kembali perhatian ke Isyana.


Mika semakin depresi, apalagi Mika tahu, kini Lana tidak pulang sedang menemui Isyana yang tengah mengandung.


Mika benar- benar merasakan sakit karena cemburu dan merasakan rasanya menjadi istri tapi perhatian suami pada perempuan lain. Apalagi, Mika terancam disingkirkan tanpa ada yang membela.


Hingga hari itu, Mika memutuskan ingin pergi dan mencari obat penenang alias minuman keras.


"Bi....," teriak Mika ke pelayan


"Ya Nyonya?"


"Aku mau pergi kunci mobil dimana?" tanya Mika sewot.


Tempat biasa mereka menaruh kunci tidak ada.


"Saya tidak tahu Nyonya!" jawab pelayan.


"Kalian gimana sih? Biasanya di sini juga. Tuh mobilnya ada! Carikan! Aku nggak mau tahu!" omel Mika kasar.


Saat pelayan yang di depan Mika gelagapan pelayan yang lain datang.


"Maaf nyonya," sahut pelayan lain


"Apa kamu!" bentak Mika.


"Kunci mobil dan yang lain dibawa Tuan!" tutur pelayan pelan.


"What?" tanya Mika kaget.


"Ya! Sampai Tuan pulang Nyonya diharapkan di rumah saja!" jawab pelayan yang lain.


Mika dibuat syok, bengong dan terduduk lemas. Apa ini artinya Lana juga mengurungnya.


Mika kemudian memegang ponselnya dan berusana menghubungi Andre.


Sayang ternyata pulsa Mika habis, paket internetnha juga.


"Ssssiaaalll. Fuuckk!" jerit Mika histeris.


Mika kemudian meminta pelayan membelikan kuota internet.


"Maaf Nyonya. Pintu gerbang ditutup. Tuan Lana tidak mengijinkan, saya ataupun Nyonya meninggalkan rumah sampai Tuan pulang," tutur pelayan lagi.


Mika pun memingkan matanya syok.


"Apa kamu bilang?"


"Ya, begitu perintah Tuan?"


"Kenapa aku kamu dan seisi rumh tidak boleh pergi?"


"Kan dari dulu Tuan begitu. Terhadap Ibu Isyana juga begitu!" ucap Pelayan lagi.


"Gleg!" Mika langsung terdiam dan mengepalkan tanganya.


"Ini gila. Lana kelainan jiwa!" batin Mika merutuki suami sendiri. Baru sadar Mika kalau Lana jiwanya memang berbeda.


"Pinjam ponselmu!" pinta Mika ke pelayan mau kabur dan cari ide.


"Saya tidak punya!" jawab pelayan berbohong.


Ternyata sejak dulu Lana sudah mengancam para ART setianya. Sejak Isyana ada, tidak ada yang boleh membantu Nyonya di rumah itu pergi tanpa seijin Lana.


Mika pun putus asa dan kembali ke kamarnya. Mika mentok tidak bisa berkutik dan hanya bisa menangis di dalam kamar.


Jika dulu Isyana dikurung Lana, tak ada uang pun. Isyana menyibukan diri menata bunga dan bergaul dengan ART. Mika hanya bisa di kamar menangis sesenggukan.


****


Lana yang sedang melancarkan misinya pagi- pagi datang ke rumah nenek lagi.


Sayangnya Nenek keluar dengan wajah marah dan panik.


"Mau apa kamu ke sini lagi? Aku membiarkan Isyana bertemu denganmu karena kupikir anda beritikad baik. Tapi apa yang kamu lakukan?!" bentak Nenek sambil berkacak pinggang di depan pintu.


Lana pun kebingungan, padahal Lana belum ucap salam dan baru keluar dari mobil.


"Apa yang saya lakukan?" tanya Lana bingung.


"Kamu apakan Isyana? Apa kamu menyakitinya lagi? Dimana Isyana?" tanya Nenek setengah menjerit.


Nenek dan Dina sepanjang malam frustasi Isyana tak pulang. Tapi Dina tidak tahu kemana harus cari Isyana. Dina nggak kenal teman- teman Isyana. Dina sudah ke bekas greenhouse nihil.


"Saya tidak melakukan apapun? Saya belum sempat bertemu denganya lagi. Saya memang berniat baik Nek. Saya ingin tebus kesalahan saya. Saya ingin jadi ayah baik untuk anak saya!" tutur Lana merendah sopan.


"Bohong. Isyana pergi pasti karenamu! Sudah sana pergi kamu!" pekik Nenek kasar dan mengusir Lana


Lana tertegun. Sekasar- kasarnya Lana, Lana tidak kuasa melawan nenek- nenek


"Jadi Isyana belum pulang?" tanya Lana.


"Pakai tanya lagi. Pergi sana pergi!" bentak nenek lagi.


Lana pun masuk ke mobil,nyalinya menciut dan segera berfikir kemana Isyana.


"Gawat.. Dia pasti mendengar percakapan kami! Kemana dia?" batin Lana sekarang yakin Isyana pergi karena tahu rahasia mereka.


Lana mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya untuk membantu melacak keberadaan Isyana.


****


Semalaman Binar berselancar dunia maya, menggunakan keterampilanya membobol data tentang Isyana.


Kini Binar semakin yakin. Isyana bukan perempuan biasa. Tuan Atmadja meski bukan pejabat atau pembisnis besar, rupanya dia orang terhormat dan terpandang di kampungnya.


Binar juga sudah mendapatkan informasi tentang Mika. Binar semakin yakin mengungkapkan perasaanya, tak peduli apa kata orang.


"Daddy...," seru Putri mengetok pintu ruang kerja Binar pagi- pagi.


Binar ketiduran di ruang kerja dan belum keluar.


"Hai... Sayang! Morning Baby!" sapa Binar lembut.


Putri hanya manyun.


Putri sudah cantik wangi dengan baju terbaiknya, rambut Putru diikat keatas seperti ekor kuda, setelah dibantu Mbak Nik.


"Anak Daddy udah cantik begini kok manyun?" tanya Binar.


"Daddy lupa ini hari apa? Kok belum mandi?" ucap Putri.


Binar hanya mengernyit dan melihat ke luar jendela.


Binar terbangun saat adzan kemudian menyelesaikan pekerjaanya sebentar tertidur lagi masih di ruang yang sama. Binar tidak tahu kalau sudah siang.


"Ayo mandi Dad! Kita jemput Mommy Bunga!" seru Putri sangat ingat janji Dadynya.


Hari ini hari libur, waktujya mereka Quality time. Waktu yang dinantikan Putri bertemu Isyana. Kata Isyana, Isyana mau ajari Putri masak bikin Pizza yang lezaat..


"Oh iya...Daddy lupa. Oke... Daddy mandi dulu ya!"


"Isssh Daddy maah!"


Binar dan Putri kemudian sarapan dan siap- siap ke rumah nenek untuk jemput Isyana. Binar pun sudah berdandan ganteng maksimal.


Bahkan setelah selama ini tidak memakai kemeja berwarna cerah hari ini Binar memilih memakai kemeja biru muda pendek dengan celana santai dan sneakers. Binar sendiri tidak sabar bertemu Isyana.


*****


Di kampung Nenek.


Isyana bangun pagi-pagi. Karena tidur di kamar Bila, begitu bangun Isyana langsung beraktivitas tanpa mengambil ponselny di kamar tamu.


Seperti tujuan datang ke situ untuk ke makam nenek.


Pagi- pagi bersama Bila Isyana ke pasar, membeli bunga untuk jenguk nenek. Lalu segera ke makam. Makam nenek yang lama tidak dikunjungi ternyata banyak rumputnya.


"Maafin Isyana baru jenguk Nek!" tutur Isyana pelan dan sedih.


Butuh waktu lama Isyana membersihkan makam nenek sampai kini matahari sudah naik. Setelah bersih mereka membaca doa meminta Tuhan melapangkan kubur nenek dan doa ampunan dan keselamatan.


Sebagai tanda kasih sayang dan agar makam nenek cantik Isyana meletakan bunga sedap malam kesukaan nenek.


"Foto dulu, yuk!" ajak Teh Bila.


"Ayuk!" jawab Isyana setuju.


Bila mengarahkan kamera mereka untuk berselfi. Seketika Isyana jadi ingat ponselnya dan merogoh sakunya.


"Ya ampun aku semalam belum jadi telepon Dina?" batib Isyana ingat.


Isyana memang tipe orang yang tak bergantung pada ponsel jika sudah bekerja. Isyana meninggalkan ponselnya.


Setelah makam nenek bersih, sudah mendoakan dan berselfi di pinggiran makam yang berpemandangan alam mereka pun pergi.


Saat berjalan Isyana bertemu debgan pedagang langgananya dulu. Isyana semakin tertunda untuk pulang dan mampir makan sebentar. Beramah tamah dan bernostalgia.


*****


Author juga greget pengen cepet ketik pertemuan Isyana, ma Binar.


Makanya ini alurnya singkat- singkat. Udah gini aja jari author kebas, berminyak dan lengket ketik 1500 kata.


Sabar yaaak. Hehe. laptopku rusak soalnya.


****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 136"