Istri yang terabaikan Bab 133

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


133. Ingkar Janji


"Permisi...," Lana dengan gugup langsung mendatangi klinik kandungan yang Isyana tunjukan.


Lana sedang dalam masa perjuangan. Jadi tak peduli apa yang terjadi dengan istrinya di rumah, Isyana prioritasnya.


"Ya.. Bapak. Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?" sapa perawat petugas klinik..


"Benar di sini pakteknya dokter Laksmi spesialis kandungan?" tanya Lana gugup masih dengan ngos- ngosan


"Ya, benar, tapi maaf Bapak. Dokter Laksminya, untuk hari ini sudah tidak terima pasien lagi karena kita baru saja selesai. Kalau mau kita antrikan untuk jadwal yang besok," tutur perawat mengira Lana mau periksa.


"Bukan... bukan...saya bukan mau periksa. Saya tanya apa hari ini ada pasien yang bernama Isyana Putri Anjani?" tanya Lana lagi.


"Oh, Ibu Isyana?" tanya Perawat tersenyum, merasa sudah kenal dengan Isyana..Isyana memang rutin periksanya di situ. Kalau saat dengan Tuan Aksa periksa darurat Tuan Aksa yang pilihkan sekenanya di pinggir jalan.


"Ya.. apa dia masih di sini? Bagaimana keadaanya?" tanya Lana gusar.³


"Oh Ibu Isyana memang sudah pesan nomor antrian sejak kemarin sore via online. Tapi hari ini sudah kami panggil 3 kali sampai Dokter Laksmi pergi tidak datang Bapak," jawab perawat menjelaskan.


"Haiiiissshh.....," Lana pun mendesis sangat kecewa.


"Bagaimana Bapak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Perawat ke Lana lagi melihat Lana tampak kecewa.


"Tidak terima kasih!" jawab Lana masam lalu pergi berbalik dengan cepat .


"Prak!" Lana kalap dan sangat kesal.


Lana sudah begitu sombong mengira Isyana bersikap lembut karena menerimanya. Tapi Lana gagal mendekatinya. Jumpa pertama denhan bayinya lewat layar komputer gagal.


Padahal target Bu Wira dan Lana hari ini adalah selesai periksa, Lana hendak mengajak Isyana menengok rumah pilihan yang Bu Wira dan Lana siapkan.


Tidak boleh ada yang tahu Isyana tinggal di gubug yang memalukan. Bu Wira merasa harus bertanggung jawab pada Isyana.


"Menjadi istriku atau tidak. Kamu tidak kamu tetap milikku!" batin Lana ambisi.


Lana kemudian melajukan mobilnya menuju ke rumah nenek.


*****


Tidak jauh berbeda dengan Lana. Tuan Aksa juga langsung lemas tak bertenaga. Rindu suara lembut Isyana sudah di ujung kepala.


Voice mail Isyana bukanya hanya Putri yang terpikat. Tapi Tuan Aksa juga berkali- kali memutar dan mendengarnya. Apalagi rekaman Isyana yany kirim lagu.


Rasanya semua pesan Isyana bak ibu yang memang mengirim pwsan untuk anaknya. Tuan Aksa mersa hangat dan semakit jelas teridentifikasi keberadaab cintanya.


Segera Tuan Aksa telepon Saka.


"Ya Tuan!" jawab Saka dibalik telpon.


"Posisi dimana?" tanya Tuan Aksa dingin.


Saka tampak, gelagapan.


"Dimana?" tanya Tuan Aksa tegas lagi.


"Di restoran hotel Tuan!" jawab Saka ternyata sedang berkencan


"Haishh... apa kau sedang berkencan?" tanya Tuan Aksa sangat iri dan cemburu.


"Ya kan week end Tuan!" jawab Saka nyengir.


"Apa kau lupa tugasmu?"


"Ingat Tuan. Kan sambil menyelam minum air Masa Tuan udah mau dua kali saya satu kali aja belum, hehe " jawab Saka bercanda.


Tapi memang benar sih. Saka seumuran dengan Binar Aksa, Binar sudah mau nikah dua kali, Saka masih single terlalu sibuk melayani Binar.


"Kau ini? Di hotel mana?" tanya Binar.


"Katanya saya harus ke kantor pusat? Saya di Hotel Mulya dekat dengan kantor, Tuan!" jawab Saka lagi.


"Segera cari tahu tentang istri Lana sekarang. Suruh anak buahmu cari tahu asal usul Isyana!" titah Binar.


"Sekarang Tuan?" tanya Saka.


"Sekarang! Kapan lagi! Kamu lagi di Ibukota kan?" tanya Tuan Aksa memaksa.


Kalau Tuan Aksa gagal bertemu Isyana, Saka juga tidak boleh jadi kencan.


"Ya Tuan!"


"Jam 21.00 kirimkan semua data tentang istri Lana. Juga asal usul Isyana!"


"Jam 21?" tanya Saka syok.


"Ya!" jawab Binar tidak mau tau.


Binar langsung mematikan teleponya. Digenggamnya gelang yang dia temukan. Binar memilih langsung pulang ke rumah menemui Putri, anak kesayanganya.


Sesampainya di rumah.


Ternyata Putri sedang ngambek dengan Mbak Nik.


"Hu... hu.... hu....," begitu sampai ruang tamu tangisan Putri langsung terdengar di telinga Binar.


"Hhhhh...," Binar langsung memegang kepalanya.


"Ada apa?" tanya Binar ke Mbak Nik berbisik.


"Tuan!" pekik Mbak Nika tampak sangat lega Binar datang.


"Kenapa dia menangis?" tanya Binar lagi.


"Pulang sekolah Putri murung Tuan. Katanya senin depan ada pertunjukan, teman- teman Putri bilang Mommy dan Daddynya datang. Putri dari tadi coba telepon Bu Isyana tapi tidak nyambung,telepon Tuan juga tidak diangkat terus nangis," tutur Mbak Nik cerita.


"Hhhhh....," Tuan Aksa menghela nafas lesu lalu mendekat ke Putri.


Putri tampak duduk meringkuk di pojok dinding kaca menghadap ke kolam dan taman. Putri tidak mau diganggu dan melempar ponsel Mbak Nik. Putri merasa kesal dan bingung sendiri.


Tuan Aksa pun mendekat ikut berjongkok dan membelai lembut rambut Putrinya.


Rasanya ikut sesak melihat Putri menangis sampai matanya sembab dan nafasnya tersengal-sengal.


"Sayang....," panggil Binar lirih.


"Huu huu huu..." Isak Putri terlihat sangat sedih.


"Sayang... ini Daddy," ucap Binar lagi menyentuh kepala Putri.


"Daddy....," lirih Putri menoleh ke Binar dengan berlinang air mata dan mulut mencucu.


Binar tersenyum merentangkan tangan ingin memeluk Putrinya.


"Kemari Nak. Kenapa Princessnya Daddy, menangis, huh? Jelak tahu kalau menangis begini?" tutur Binar membawa Putri agar masuk ke pangkuanya.


"Kenapa Daddy tidak jawab telepon Putri? Kenapa sampai sekarang Mommy Bunga tidak jawab telepon Putri? Apa Mommy ingkar janji juga seperti Mommy Ara?" tanya Putri sambil terisak dan berderai air mata.


Tuan Aksa tersenyum getir tidak bisa menjawab.


"Mommy Ara katanya akan sembuh, sehat dan temani Putri, tapi Mommy Ara pergi. Apa Mommy Isya mau pergi juga. Kenapa Mommy Isya tidak jawab telepon Putri? Katanya mau ke sini. Katanya mau ajari Putri masak, kenapa tidak jawab telepon Putri?" tanya Putri panjang..


Ternyata Putri mengingat betul janji Isyana.


"Kan besok pagi, Nak!"


"Putri kan udah jadi anak baik, rajin sekolah dan rajin ngaji. Tapi kenapa Tante tidak jawab telepon Putri? Putri kangen!" rengek Putri lagi.


"Nanti yah. Daddy telpon lagi!" ucap Binar merayu.


"Nanti kapan? Putri kan juga mau Seperi keenan dan Adel, punya Mommy dan liat Putri tampil," rengek Putri lagi masih terisak.


Binar masih tercekat dan tidak tahu harus jawab apa. Sebab saat ada Tiara pun, Putri memang tidak didampingi Tiara. Tiara hanya mengantar di mobil. Bu Tiara kan pakai kursi roda dan lemah.


"Mommy Isyana sedang sibuk Sayang. Dia tidak ingkar janji kok. Besok kalian mau masak bareng kan?" tanya Binar tersenyum


"Tapi Mommy janji hari ini mau ajak Putri belanja, malah nggak diangkat teleponya," .


"Belanjanya besok aja. Besok kita datang ke rumahnya ya, sudah jangan nangis lagi. Mandi yuk, bentar lagi ustadzahmu datang kan?"


"Kenapa Mommy tidak tinggal di sini saja, kapan Dady menikah? Putri mau ngaji sama Mommy Isya aja! Putri mau punya Mommy," tanya Putri lagi sambil menunduk dan mukanya cemberut..


Tuan Aksa pun hanya tersenyum masam bingung mau jawab apa.


"Nanti, Sayang!" jawab Binar kemudian memeluk Putri.


"Hhhh... semoga tantemu, mau menikah dengan Daddy ya, Nak, tunggu waktu itu tiba," batin Tuan Binar membelai Putri.


"Kita mandi dulu ya! Jelek anak Daddy kalau nangis gini!" ucap Binar menyapu lembut air mata Putri di pipi mungilnya.


Putri mengangguk masih dengan mata sembabnya.


"Nggak boleh nangis lagi. Daddy di sini Buat Putri!" tutur Binar lembut.


Binar pun bangun dari duduk bersimpuhnya dan mengangkat Putri. Binar menggendong Putri masuk.


Binar memang belum menanyakan perihal gelang. Binar tunggu Putri lega dan moodnya baik.

****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 133"