Istri yang terabaikan Bab 131

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


131. Nguping.


Setelah menemui klienya dan menyerahkan beberapa tugas ke Arbi Lana membawa semangat 45 menuju kampus Isyana.


Buat Lana sekarang, Isyana memang tampak jauh lebih menarik. Isyana jauh lebih berisi meski tinggal di rumah sederhana, rambutnya juga sudah terawat dan kulitnya juga tampak sehat.


Dulu kan Isyana bak dipenjara, meski di tempat bersih dan luas, uangnya dirampas Mika. Makanan juga dibatasi. Disuruh bekerja keras juga.


Lana juga menyadari, Isyana tidak merepotkan dan membawa keberuntungan. Isyana tidak banyak menuntut. Dan meski tak diungkapkan, buat Lana, dalam hal berhubungan badan, Isyana juga jauh lebih legit. Entah apa yang membuatnya begitu. Hanya Lana yang tahu.


Yang jelas kata orang rumput tetangga lebih hijau. Seseorang juga akan menyadari berharganya apa yang kita miliki setelah kehilangan.


Terlebih, meski Tuan Atmadja bukan pejabat atau bangsawan tapi Tuan Atmadja seorang yang terhormat di kampungnya, Tuan Atmadja keluarga baik- baik. Sementara Mika orang tuanya karyawan biasa. Itu saja ibunya pernah punya skandal.


"My Baby, ayah akan datang menjengukmu!" batin Lana semangat membelokan mobil ke arah kampus.


Akan tetapi seketika senyum Lana menghilang. Lana melihat satu mobil terparkir lebih dulu di tempat dia kemarin parkir. Ya... tempat Binar parkir sama dengan tempat Lana parkir.


"Ohh Shhiiit! Ngapain Binar di sini? Hah! Dia bilang untuk anaknya? Omong kosong!" umpat Lana sambil tersenyum pias. Rasanya sangat cemburu.


"Thiiin... thiiin...," Lana sengaja menyalakan klakson keras bahkan sengaja berhenti di depan mobil Binar dan mobil mereka saling berhadapan. Lana bermaksud meminta Binar mundur.


Sontak Binar Aksa yang sedang gugup menata kata dan hati jadi kaget.


"Haiiissshh... dia lagi, hah! Besar juga nyalinya. Apa ini yang membuat Isyana jadi tidak menjawab pesan Putri?" umpat Binar ikut kesal.


Tuan Binar tidak mau kalah menyalakan klaksonya.


"Thiiiiiiiin....!"


Untung mobil mereka sama- sama mobil besar dan sama- sama mewah, jadi seimbang. Binar Aksa ikutan memencet dalam dan panjang klaksonya.


"Thiiiin... thiiin," Lana balas lagi


"Thiiiiiiiiin!" Binar Aksa tidak mau kalah lagi.


"Stop... stop Pak! Berisik sekali!" lerai tukang parkir.


Karena mereka beradu klakson tukang parkir dan beberrqpa orang melihat ke mereka dan mengetok pintu mobil Lana dan Binar.


****


Isyana yang melihat Binar Aksa dan Lana datang bersamaan,langsung gugup, berhenti dan tidak berani melanjutkan langkahnya.


Isyana segera berlindung di balik pagar kampus. Pagar tembok yang ada celah- celahnya tapi dilapisi pepohonan. Tidak terlihat tapi cukup banyak ruang Isyana untuk mengintip.


Mendadak pipi Isyana panas dan dheg- dhegan, sampai Isyana menepuk pipinya sendiri sambil mengerjapkan matanya.


"Ini nyata kan? Tuan Aksa ngapain ke sini. Apa iya dia jemput aku?" batin Isyana masih spechless dan tidak mengira.


Setelah membuka matanya lagi, Isyaba kembali menoleh. Betapa kaget dan terkejut Isyana mendengar klakson mereka bersahut- sahut.


"Hoooh, childish sekali mereka? Bukankah seharusnya mereka berhubungan baik dan saling menghormati?" batin Isyana bergidik illfeel.


Isyana masih tidak menyadari Tuan Aksa dan Binar dibuat bertengkar itu karena dirinya, sejak dari rumah nenek.


Isyana kemudian menajamkan pendengaran dan penglihatanya sambil duduk di rumput. Isyana sudah susah membungkuk apalagi jongkok.


"Oh.. ya Tuhan apa yang mereka lakukan?" gumam Isyana melihat keduanya keluar dan dimarahi tukang parkir.


****


Seorang pria berompi warna pink hitam dan berambut pirang hitam karena pilok tampak mengintimidasi mereka. Melihat kedua mobil ini mewah kesempatan mereka dapat uang.


"Pak ini matahari terik, panas. Kalian masih saja bikin bising dan pening. Sangat mengganggu! Maunya apa? Keluar!"


"Itu tempat parkirku!" ucap Lana.


"Tempat parkirmu? Mas?" pekik Binar. "Waaah... kau tidak lihat? Ini bahu jalan. Kampus ini saja tempat umum. Bagaimana kamu bisa mengatakan ini tempat parkirmu?" jawab Binar


"Sebelumnya aku kalau parkir di sini. Ngapain kamu di sini?" tanya Lana.


"Kalau hanya sebelumnya parkir di sini. Saya juga lebih dulu sering parkir di sini tanya saja Pak Parkir. Iya kan Pak? Saya Mas yang harus tanya ngapain Mas Lana di sini?" jawab Binar.


"Sering katamu? Waah jadi benar dugaanku? Coba katakan padaku. Ngapain Putra Tuan Priangga siang- siang di depan kampus begini?"


"Ya urusan saya lah Mas. Di sini mau ngapain? Mas Lana sendiri bukanya kerja ngapain di sini?" tanya Binar balik bertanya.


"Jelas anak saya dan ibunya ada di dalam, Binar. Kamu sendiri ngapain?"


"Anak?" tanya Binar tersenyum sinis. "Selama ini Mas Lana kemana aja?"


"Itu urusanku. Yang pasti tidak ada hal yang bisa rubah kenyataan bayi Isyana adalah anakku!


"Stop! Stop! Kalian semua berisik dan mengganggu ketertiban. Kalian berdua tidak bolek parkir di sini! Silahkan pergi!" omel Tukang Parkir.


"Nggak bisa gitu!" pekik keduanya.


Tukang parkir mulai memainkan peranya.


Mengeluarkan aturan agar keduanya dapat tempar parkir. Endingnya masing-masing mereka memberi uang 50 rb. Lana parkir di depan persis pintu masuk sebelah kana. Binar sebelah kiri.


****


Isyana yang bersembunyi masih terus menguping dan gedek- gedek kepala..


"Ngapain mereka bertengkar begitu? Kok aku jadi dheg- dhegan gini? Apa mereka beneran sama- sama mau jemput aku? Duh kok aku mendadak jadi kaya cinderela gini sih?" batin Isyana gugup dan masih mengerjapkan matanya lagi.


"Nggak.. nggak.. Tuan Aksa sangat cinta Bu Ara. Mas Lana juga punya istri Mika. Ayo fokus sama Babyku saja," batin Isyana menyadarjan dirinya.


Isyana hendak bangun dan kembali lewat pintu gerbang berbeda.


"Kalau gini caranya. Aku oeriksa sendiri saja!" batin Isyana bertekad. Isyana sampai sekarang memang selalu berdebar dan gugup jika bertemu dengan Tuan Aksa. Apalagi sekarang ada Lana.


Akan tetapi saat Isyana hendak berjalan, Isyana terhenti ketika Isyana mendengar namanya disebut. Isyana kembali menoleh dan mengintip.


Rupanya setelah mobil mereka sama- sama terparkir rapih keduanya keluar dan kembali beradu di bawah pohon lebih tepatnya dekat dengan Isyana bersembunyi.


****


"Apa Mas Lana kesini hendak menemui Isyana? Mau apalagi Mas. Tidak cukup sakiti Isyana?" tanya Binar.


"Hah.. lancang sekali pertanyaanmu. Seharusnya aku yang bertanya. Kalau aku jelas. Aku ayah dari bayi di perut Isyana. Lah Kamu. Seorang Putra Priangga, seharusnya sekarang di kantor dan menemui banyak wakil perusahaan lain. Malah nongkrongin mantan istri orang. Lucu sekali. Pantas saja Om Kresna tak mempercayaimu!" jawab Lana menghina.


Binar Aksa pun tersenyum kecut.


"Apa kamu lupa Mas. Bangkumu ada karena aku yang mundur dari posisiku! Aku mundur demi istri dan anakku! Aku bisa kelola perusahaanku sendiri!"


"Oh ya..., benarkah demi istrimu? Aku kira karena Om Kresna menyadari anak tunggalnya bodoh," jawab Lana lagi sombong dan menghina.


Tentu saja Binar terpancing.


"Jadi ini wajah aslimu..Mas? Papah pasti kecewa tahu aslimu Mas! Entahlah kata managemen yang lain," jawab Binar lagi


"Ayolah Binar tidak usah basa basi. Katakan untuk apa kamu di sini, kalau kamu tidak bodoh? Apa kamu akan mengatakan kamu di sini menunggu mantan istriku karena anakmu? Jangan lah pakai alasan anakmu lagi? Apa kamu naksir Isyana. Dia mantan istriku. Dia mengandung bayiku, jauhi dia!" jawab Lana menghina lagi.


"Hah. Apa Mas Lana sedang menghinaku dan menuduhku? Oke anggaplah aku bodoh. Tapi aku tak sepertimu yang bermuka dua Mas. Kudengar Mas Lana terlalu boros dan mempertaruhkan nasib perusahaan? Mas Lana sendiri ngapain di sini? Apa kamu tidak khawatir aku kembali ke posisiku?" tanya Binar menyerang.


"Hah, tidak akan, bangku itu sudah kududuki. Dan aku akan mempertahan apa yang menjadi milikku tetap jadi milikku, aku ingatkan kamu untuk lain kali, sesuatu yang kau lepas, tidak akan mudah kamu dapatkan lagi. Satu lagi. Kamu bertanya untuk apa aku di sini? Kamu lupa siapa aku dan dia?"


"Sangat tahu. Karena selama ini aku bertanya-tanya dan mencarimu. Siapa laki- laki bejat yang tega menyakiti perempuan seperti Isyana. Aku tidak menyangka kalau itu kamu Mas! Dan sekarang kamu mengusiknya dengan alasan anakmu? Apa itu tidak terlalu jahat untuk di dengarkan kisahnya?" jawab Binar tak kalah menohok.


Lana emosi dan maju hendak memukul, tapi dia sadar di tempat umum. Lana mengepalkan tanganya dan menatap Binar tajam.


"Kamu tidak tahu apapun. Kamu tidak berhak mengataiku begitu!"


"Oh ya? Tapi aku rasa aku berhak!" jawab Binar.


"Jangan ikut campur urusanku denganya. Jauhi dia. Dia milikku!" ucap Lana


"Oh... millikmu? Bukankah kau sudh membuangnya. Apa Mas Lana lupa sudah menceraikanya? Seperti katamu Mas. Sesuatu yang sudah kamu lepaskan, kamu tidak akan mudah mengambilnya lagi!" jawab Binar lagi.


"Aku bisa melakukan apapun agar dia kembali padaku. Jabatan ataupun keluargaku."


"Tapi sayangnya aku tidak akan biarkan Nyonya Isyana kembali pada laki- laki sepertimu Mas!"


"Memang aku laki- laki seperti apa?"


"Ingat kamu sudah mempunyai istri dan sudah cukup menyakiti Isyana. Biarkan dia bahagia. Jangan kamu gunakan anakmu sebagai kedok!"


"Apa bedanya denganmu Binar? Nggah usah pakai anakmu sebagai dalih mendekatinya. Kita sama kan? Sudahlah kita tidak perlu begini. Kamu kurang kerjaan, jangan sentuh milikku! Kamu pasti akan kalah. Mundur saja urus perusahaanmu agar tidak kuambil, lagi!"


"Dia sudah bukan milikmu, Mas. Ingat itu. Aku yang peringatkan kamu. Jangan dekati Isyana lagi dan sakiti dia lagi!"


"Hahahaha....," Lana pun tertawa sinis.


"Memang apa hakmu melarangku? Sebaiknya tidak usah ikut campur urusanku. Kuburan istrimu belum kering kan..Sanalah berdoa saja yang khusuk!"


"Tidak ada yang boleh sakiti Isyana mulai sekarang. Kamu sudah punya istri mas. Bahagialah bersama istrimu. Kau bisa punya anak lagi denganya. Biarkan Isyana dan kami bahagia,"


"Ck. Binaar..Kenapa kamu jadi sangat julid begini jadi duda. Sudah kubilang jangan ikut campur! Dia milikku dan akan kembali padaku!"


"Tidak akan terjadi. Aku akan ikut campur Mas. Aku akan menikahi Isyana!"


"Oh ya?" pekik Lana. "Ternyata kamu memang lebih busukku dariku. Bukankah istrimu baru saja meninggal. Secepat ini kamu tidak tahan dengan birraahimu?" ejek Lana mengejek terus


Binar semakin terpancing.


"Aku tidak busuk sepertimu Mas. Ini permintaan istriku!" sahut Binar membantah tuduhan Lana.


****


"Hhhhhh....,"


Di atas rumput di balik pagar kampus, Isyana tak sanggup membendung air matanya.


Isyana terus menutup mulutnya agar tak bersuara. Hati Isyana bagai diaduk- aduk mendengar percakapan Lana dan Binar.


"Huugs,"

****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 131"