Istri yang terabaikan Bab 12

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


12. Sebuah Rencana.


“Kemarilah, Nak, duduk sini Sayang!” ucap Nyonya Wira mempersilahkan Isyana yang berdiri kaku untuk duduk di sampingnya tempat Lana tadi menunggu.


Sementara Lana dan Arbi pergi.


Sekilas, Lana dan Isyana tampak seperti anak kecil yang saling diam, tidak malu ketahuan bertengkar di depan orang tuanya.


Isyana memang tidak peduli lagi dengan reputasi dirinya atau rumah tangganya. Dua tahun menahan diri bersandiwara dan bungkam cukup membuat Isyana kenyang. 


“Duduklah! Ayo!” ucap Nyonya Wira lagi mengajak Isyana duduk.


"Iya Mah!" Isyana pun ikut duduk. 


“Maafkan Mamah dan Lana tidak bisa menjemputmu ya!” tutur Nyonya Wira lembut dan mengambil tangan Isyana. 


“Tidak apa- apa Mah!” jawab Isyana lembut dan merasa tidak nyaman.


Diperlakukan seperti itu, Isyana sedikit goyah, Isyana juga ingin tetap menjadi menantu orang sebaik mertuanya. Belum tentu Isyana menemui orang sebaik dan setulus Nyonya Wira.


“Maafkan Mamah tidak bisa mendidik anak Mamah jadi anak yang baik dan sudah menyakitimu, maafin Mamah tidak bisa menjagamu, Maafin Mamah Sayang!” tutur Ibu Lana lagi dengan tulus.


Nyonya Wira memang hatinya sangat lembut, bahkan kali ini ibu Isyana matanya berkaca- kaca menunjukan kata- katanya memang dari hati. Ibu Lana memang sungguh menyesali perbuatan anaknya. Sebagai perempuan baik- baik tentu saja Isyana tidak tega melihat Nyonya Wira menangis.


Seharusnya yang meminta maaf tulus itu Lana, bukan ibunya. Kenapa juga Nyonya Wira mempunyai anak seperti Lana.


“Mamah tidak perlu minta maaaf Mah! Mamah tidak salah!” jawab Isyana kemudian. 


“Kamu pasti berjuang dengan cukup keras menghadapi anak Mamah, iya kan? Maafkan Mamah tidak bisa melindungimu ya!” lanjut Ibu Wira lagi. 


Isyana semakin tidak tega dan hanya bisa menelan ludahnya. Kenapa ibu dan anak perlakuanya sangat berbeda.


"Huuuft" Isyana menelan salivanya dan menghela nafas. Tekad Isyana sudah bulat, dia harus bercerai dan pergi sari suami jahatnya. Isyana bukan hidup dengan Nyonya Wira, tapi hidup dengan Lana. Percuma mertuanya sayang jika Lana tidak.


“Maafin Isyana Mah. Isyana ingin bercerai dari Mas Lana, Mah!” tutur Isyana setelah menarik nafas berat.


Tentu saja air mata Nyonya Wira semakin deras mengalir.


“Tolong jangan katakan itu Nak!” ucap Ibu Lana terisak dan memegang tangan Isyana erat.


“Maaf Mah, Isyana tidak sanggup lagi Mah! Mas Lana tidak cinta Isyana, Isyana tidak bisa hidup dengan Mas Lana.” ucap Isyana lagi.  


“Jangan katakan itu Nak. Tolong, tolong sekali, kasih Lana dan Mamah kesempatan Sayang, Mamah tidak mau kehilangan kamu. Mamah ingin punya penerus dari perempuan sepertimu!” lanjut Ibu Lana lagi memohon.


“Tapi Mas Lana tidak mencintai Isyana, Mah. Meski Isyana bercerai dari Mas Lana, Isyana janji, tetap jadi anak Mamah, Isyana akan sering mengunjungi Mamah!” Jawab Isyana memohon pengertian mertuanya.


“Maaf, Nak. Bukan maksud Mamah ikut campur urusanmu atau urusan rumah tanggamu. Beri kesempatan buat Lana dan Mamah. Kembalilah ke rumah. 1 bulan saja, 1 bulan. Kalau memang kamu tidak sanggup lagi, dan kamu merasa suamimu tidak berubah. Atau Lana melakukan kesalahan, sampaikan pada Mamah! Mamah sendiri yang akan bantu urus perceraianmu, bagaimana?” ucap Ibu Lana memberikan penawaran di luar perkiraan Isyana. 


Isyana terdiam, sungguh sebenarnya menemukan mertua sebaik Tuan dan Nyonya Wira Hanggara adalah anugerah yang diimpikan setiap perempuan. Sayangnya kenapa anaknya harus seperti Lana.  Isyana jadi bingung.


“Selama sebulan itu juga, Mamah akan tinggal di rumah kalian!” sambung Nyonya Wira lagi membuat Isyana terhenyak. 


“Mah...!” pekik Isyana tidak menyangka. 

“Mamah mohon, Sayang! 1 bulan saja!” tutur Nyonya Wira menganggukan wajahnya memohon dengan sangat. 


Isyana menelan salivanya tidak bisa berkata- kata.


Isyana benar- benar dilema kenapa Tuhan memberikan pilihan yang sulit. Isyana tidak mau menyakiti orang sebaik Nyonya Wira, tapi Isyana tidak mau juga hidup bersama Lana. 


“Tolong Mama, mau ya! Mama sudah bilang ke Lana, Mamah berharap dia kali ini sungguh berubah. Katakan apa yang Lana lakukan padamu selama satu bulan ini. Buat dia menyadari kesalahanya, jadilah menantu Mamah satu- satunya!” lanjut Ibu Lana meminta.


“Isyana butuh berfikir Mah! 1 Bulan tidak akan merubah sifat Mas Lana dan mengubah kenyataan kalau Mas Lana mencintai orang lain. Satu bulan tidak cukup menyembuhkan luka Isyana Mah!” jawab Isyana menolak dengan halus.


“Lana anak Mamah, Nak. Mamah tahu Lana. 1 bulan saja, mamah mohon beri kesempatan untuk Mamah. Jika memang hatimu dan hati Lana tidak ada yang berubah, mamah akan bantu proses perceraian kamu!” lanjut Nyonya Wira lagi.


Isyana terdiam dan berfikir. Mendengar penawaran Ibu Lana akan membantunya bercerai seandainya Lana tetap sama membuat Isyana berubah pikiran. Entah apa yang akan terjadi ke depan. Isyana pun menyanggupi permintaan mertuanya.  


“Baiklah Mah!” jawab Isyana akhirnya luluh dengan rayuan Nyonya Wira. 


“Terima kasih, Sayang, boleh Mamah meluk kamu?” tanya Nyonya Wira merasa lega. Kesempatan mempertahankan Isyana masih ada..


Isyana kemudian mengangguk dan mereka berpelukan. Hari itu, Isyana menunggu Nyonya Wira. Nyonya Wira sendiri mempersilahkan Lana dan ke kantor untuk bekerja.


***** 


Di Salon kecantikan. 


Sesuai hobby dan kebiasaanya, menggunakan uang transferan dari Lana yang seharusnya diberikan untuk Isyana, Mika menghabiskan uangnya untuk mempercantik diri.


Tidak jarang juga Mika mentraktir teman- temanya. Kini Mika pun sedang meni cure pedi cure. 


“Makasih ya Mik, sering- sering ya Lo traktir gue perawatan di sini!” ucap seorang gadis cantik.


“Hhhh... gue juga harus ambil hati nenek tua itu kan? Biar gue secepatnya jadi Nyonya Hanggara, Setelag gue resmi jadi istrinya, gue akan pegang sendiri atm suami gue, tanpa gue harus ngeluarin air mata buat minta transferan. Kita bisa belanja dan nyalon sepuasnya Say!” jawab Mika mengibaskan rambutnya dengan tatapan licik ke sahabatnya yang bernama Karin. 


“Jangan buru- buru dateng ke mertuamu dong!” jawab Karin. 


“Tunggu apalagi? Anaknya udah dalam genggamanku, kan tinggal emaknya yang mau mati itu? Kalau gue udah dapetin restu dia, mulus tuh jalan di depan!” ucap Mika lagi. 


“Lo yakinin dulu, istri Lana bener- bener terdepak dari sana! Kalau nggak yang ada lo yang dibenci!” jawab Karin memberitahu.


“Ibu Lana dan Lana pasti akan marah banget lihat foto ini, dan gue akan bilang kalau Isyana kabur dan tinggal bareng sama laki- laki ini. Kalau perlu, gue akan buat laki- laki ini mengakuinya! Fiks Nenek tua itu akan buang tuh gadis udik dan dekil itu,” jawab Mika lagi, 


“Lo cerdas banget sih Mik! Tapi ngomong- ngomong, siapa laki- laki ini? Lo kenal?” tanya Karin.


“Kata orang gue, dia cuma tukang sayur, kasih uang dikit juga pasti nurut! Dia emang jodoh yang tepat buat gadis dekil itu. Bukan pacar gue. Gue yang pantes jadi Nyonya Hanggara!” jawab Mika tersenyum puas. 


“Oke semoga rencana Lo berhasil ya!” jawab Karin memuji ide brilliant Mika.


Mika berencana akan memberikan parcel buah dan bunga, untuk pedekate ke Nyonya Wira Hanggara. Dia juga menunjukan foto Isyana saat bermain bersama Adnan dan Putri. Mika yakin Arbi tidak menemukan Isyana. 


Bersambung.  🥰🥰 Lanjut bab 13


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 12"