Istri yang terabaikan Bab 128

   Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Bertemu


Pov Lana


Flashback hari sebelumnya.


"Braaak...," Setibanya di rumah Lana langsung melampiaskan amarahnya, membanting apa yang dia bawa dan membanting pintu.


Betapa tidak, hati yang gersang hanya akan sembuh saat ada siraman ketenangan dan penerimaan. Yang timbul dari pemikiran yang murni. Pemikiran yang menyadari kesalahanya.


Sayangnya, sudah gersang, bukan instropeksi diri, Lana justru terbakar api ambisi. Sudah begitu, kenyataan yang tak sesuai harapan membuatnya semakin mengikis kebaikan habis di dalam dirinya. Semua jadi membara penuh iri, cemburu, emosi dan tidak terima.


"Maas... ada apa?" tanya Mika kaget, Lana yang dulu selalu lembut dan memanjakanya kini bermuram durja.


"Diam, kamu!" bentak Lana kasar.


Mika yang baru saja tertekan oleh karena kemunculan Roy yang memeras uangnya, tiba- tiba dibentak menjadi semakin tersakiti.


Padahal, kepergian Lana ke kota B sudah cukup mencabik hati Mika.


Siapa yang tidak sakit dan cemburu saat suami dan ibu mertuanya mengunjungi mantan istrinya yang sedang hamil anaknya, istriya yang stand bye malah disuruh KB dengan alasan nikah KUA nya belum. Sudah begitu tak ada kejelaaan kapan Lana menikahi Mika secara sah.


Bukanya segera Bu Wira malah kasih aturan banyak dan merugikan lagi.


Akan tetapi Mika bertahan menutup luka itu, demi uang. Uang yang tertinggal di rekeningnya tinggal 2 juta. Jelas uang segitu cukup membuat .Mika terpenjara dan kelabakan.,2


Mika sudah meneguhkan hatinya untuk tidak peduli dan tidak cemburu. Yang penting Lana harus tetap menjadi suaminya dan baik padanya, memberi uang lagi.


Sayangnya, meski Mika sudah berdandan, menyambut Lana pulang. Lana justru pulang dengan membawa amarah.


"Maaas... apa kamu marah sama aku? Kenapa banting pintu?" tanya Mika bergetar.


"Siapkan air mandi!" bentak Lana lagi kasar sembari mengambil sebatang rokok yang tergeletak di mejanya.


Lana kemudian menyalakan korek api dan menyalakanya. Lana memikirkan apa kata ibunya.


****


Flashback saat di jalan.


"Mamah juga mau, Isyana kembali ke kita. Jangan sampai keburukanmu diendus masyarakat. Kamu harus bereskan masalah Isyana! Ingat karir ayahmu sangat berpengaruh terhadap hal ini!" tutur Bu Wira saat Lana mengungkapkan keinginanya


"Maafin Lana, Mah!" jawab Lana menyesal ingat kebodohanya dulu.


"Bukan hanya karir ayahmu. Tapi Karirmu!" sambung Bu Wira.


"Karir Lana akan aman Mah!"


"Aman bagaimana? Yang kita hadapi sekarang Binar dan Bu Dini. Seharusnya kamu bisa lebih menahan sabar bicara dengan Binar! Lain kali kalau ngomong itu dipikir! Kamu sudah cukup membuat kesalahan besar dengan menceraikan Isyana dan membawa Mika ke rumah. Jangan tambah kesalahan lagi!"


"Binar nggak akan bisa menghancurkan karirku Mah!" jawab Lana percaya diri.


"Apa kamu lupa dia siapa?" jawab Bu Dini lagi.


"Tenang saja Mah. Meski Binar anak Om Kresna. Di dalam perusahaan ada banyak pemegang saham, penasehat hukum, para managemen dan staff lain. Keputusan menempati posisi direktur tidak bisa diputuskan sepihak. Apalagi kalau Binar tidak berprestasi," jawab Lana malah menyeringai otaknya berfikir jauh.


Bu Wira pun mendelik tetap khawatir.


"Tapi saham Tuan Kresna, Bu Dini dan Binar lebih banyak. Kamu juga harus berhati- hati. Kredibilitasmu juga harus tetap di pertahankan. Nama baikmu juga harus kamu jaga, Lana,"


"Iya Mah!"


"Sekarang Binar dan Dini tahu kartumu. Mamah tidak ingin ada rumor, keluarga Hanggara menelantarkan perempuan yang dipinangnya. Apalagi kalau sampai Isyana speak Up dan punya bukti dia tidak bersalah. Keluarga kita akan hancur!"


"Padahal Mamah dan Papamu sudah bekerja keras membangun citra baik untuk keluarga kita, seorang Lana Hanggara menikah dengan gadis desa biasa, tanpa memandang status, bersahaja. Itu bisa membuat kepercayaan masyarakat terhadap Papamu meningkat, Lana. Kamu malah, tidak menghargai usaha Mamah dan Papah!" ucap Bu Wira lagi terus memarahi Lana


Tidak pernah Isyana tahu sebelumnya, jika di otak Bu Wira ternyata semua tentang karir suaminya. Tuan Hanggara yang kelak akan mencalonkan diri sebagai pemimpin negara.


"Lana minta maaf. Mah. Berulang kali Lana sudah minta maaf kan?"


"Pokoknya Mamah nggak mau tahu. Mamah nggak butuh maafmu. Bereskan masalah Isyana dan Mika. Didik Mika agar tidak malu- maluin. Tidak usah ajak dia kemana-mana lagi! Kita harus berhasil amankan Isyana apapun caranya!" omel Bu Wira lagi.


"Iya, Mah!" jawab Lana


"Mamah hari ini pulang ke rumah papa. Papa ada acara kampanye. Mamah harus dampingi Papah!" ucap Bu Wira.


"Ya Mah!"


"Kamu harus terus temui Isyana dan buat Isyana keluar dari tempat itu!" ucap Bu Wira lagi.


"Ya Mah!"


Malam itupun, Bu Wira tidak menginap di rumah Lana dan pulang menjalankan tugasnya sebagai istri pejabat.


*****


Kembali ke Lana yang sedang menyesap rokoknya. Lana terus berfikir mencari ide bagaimana mengalahkan dan menjatuhkan Binar.


Lana juga mencari cara agar Isyana kembali dalam kekuasaanya.


"Airnya sudah siap Mas!" tutur Mika pelan memberitahu.


Lana tidak menjawab dan hanya mematikan rokoknya. Lalu bangun dan berlalu.


Sungguh perlakuan yang sangat menyakitkan bagi Mika. Tak sedetikpun Lana melirik ke Mika yang sudah berdandan maksimal. Padahal Mika ingin dilirik dan siap merayu meminta uang.


Lana masuk ke kamar mandi.


Saat Lana di dalam ponsel Mika pun berdering.


"Siapa lagi sih?" gumam Mika kesal.


Mika segera mengambil ponselnya. Seketika matanya membulat sempurna.


"Adnan. Pria itu.. kurang ajar!" gumam Mika kesal.


Adnan mengirim foto kantor Lana dan selfie Adnan ada di depan resepsionist dengan caption :


"Ternyata menemui suamimu tidak mudah ya? Ribet. Apa kalau menemui suamimu di rumah juga seribet ini?"


Adnan bertanya, sekaligus meledek sekalian juga mengancam.


Mika pun semakin naik pitam dan kelabakan.


"cari mati kamu," balas Mika mengancam


Mika mengepalkan tanganya, kepalanya mendadak pusing dan nafasnya sesak.


"Aku harus segera bunuh pria itu. Jangan sampai Lana bertemu denganya!" batin Mika bertekad.


"Tapi bagaimana cara aku dapetin Uang?" gumam Mika berfikir.


Mika berfikir setelah Lana bepergian lelah pasti Lana butuh belaian dan makanan. Sambil menunggu Lana keluar, Mika berinisiatif membuat minuman kopi.

Mika juga berfikir, tadi suaminya tidak meliriknya karena Mika kurang seksi. Mika pun mengganti bajunya dengan dress yang lebih seksi. Dress tipis dengan dada terbuka dan menampakan dua balon squishynya yang besar dan putih.


Tepat setelah Mika merapihkan rambutnya, Lana keluar.


Lana keluar masih dengan wajah murung dan mata cekungnya.


"Maas," Mika tersenyum mengeluarkan jurusnya. Mendekat ke Lana, memeluknya dari belakang dan menempelkan dua balon kenyalnya itu.


Sayangnya Lana diam, lalu tanganya menguraikan tangan Mika dan menghempaskanya kasar.


"Minggir!" bentak Lana.


"Maaas," lirih Mika tersentak dan gelagapan.


"Kamu Buta? Aku mau ganti. Jangan halangi aku!" bentak Lana lagi


Mika pun terdiam dengan dada bergetar. Lana jadi sangat kasar. Menolak pelukanya pula.


"Oke.. mungkin Lana sedang ingin ganti," batin Mika menyabarkan diri..


Mika kemudian diam menunggu Lana ganti. Mika mengekori Lana.


Sayangnya Mika langsung dapat tatapan sinis dari Lana


"Kenapa kamu ganti baju itu?" tanya Lana sadar Mika ganti pakaian


Mika tersenyum berharap Lana mulai meliriknya.


"Kaya pelacuur aja!" sambung Lana sinis lalu memalingkan muka dari Mika.


"Dheg...," sontak perkataan Lana semakin memporak porandakan persaan dan harapan Mika.


Lana sama sekali tak meliriknya. Balon besar Mika yang menyembul tak memadamkan amarah Lana.


Mika yang terhimpit harus dapat uang masih tetap bertahan untuk tidak menangis..Masih ada kopi.


"Aku kira kamu suka dan ingin melakukanya denganku, ya sudah aku ganti pakai baju yang tadi," jawab Mika.


Lana tak menjawab apapun, benar- benar cuek dan kasar.


"Oh ya...aku siapkan kopi, barangkali kamu capek Mas. Ada di atas meja kopinya!" sambung Mika lagi.


Lana tidak menjawab tapi berjalan ke meja yang Mika tunjukan.


Mika sedikit tersenyum, lalu segera mengambil outer. Setelah itu Mika berjalan ke Lana bersiap merayu. Semoga kali ini kopinya berhasil ubah mood Lana. Begitu pikir Mika.


"Praaang....!!!"


"Aaaakh!"


Suara pecahan cangkir memenuhi kamar disusul jeritan Mika spontan, karena merasakan panas di kakinya, ada perih juga karena ternyata serpihan kaca itu mengenai telapak kaki Mika.


"Maas apa yang kamu lakukan!" lirih Mika menahan perih yang luar biasa. Perih di hati dan perih di kaki.


"Dasar pelacutr tolool! Kamu meracuniku? Dan membuatku diabetes? Sejak kapan aku suka manis dan kopi sepanas ini!" omel Lana keras. Ternyata kopi buat Mika malah semakin menambah emosi Lana.


Kali ini air mata Mika tak terbendung lagi. Mika pun menangis gemetaran, sudah harapanya pupus, dikatai pelacur disakiti fisiknya lagi.


"Kamu mengataiku pelacuur mas?" tanya Mika terisak.


"Hhhhssssh!" Lana malah mendesis bangun dan berlalu meninggalkan kamar ke ruang kerja.


Tidak menjawab pertanyaan Mika apalagi peduli.


Mika pun di kamar menangis sendirian menyelamatkan kakinya yang berdarah dan melepuh terkena siraman air kopi.


Sejak saat itu Lana setiap hari ke kota B. Adnan memang cukup kesulitan menemui Lana. Sementara Mika tidak berani keluar rumah takut bertemu Adnan dan Roy.


Setiap hari juga Lana berusaha menemui Isyana. Akan tetapi Isyana sudah tidak ngamen lagi. Datang ke rumahnya beberapa kali, rumah Nenek terkunci dan saat ke kampus Lana selalu tidak ketemu.


****


Pov Isyana


"Teh....," panggil Dina ke Isyana.


"Ya...,"


"Teteh baik?" tanya Dina di hari keesokanya.


"Teteh nggak ngerti Din?" jawab Isyana murung.


Hal yang paling sensitif bagi seorang ibu, adalah saat dia singgung dalam peranya sebagai ibu. Isyana sangat sakit hati dan cukup terpukul dengan tuduhan Lana yang mengatakan Isyana tak memikirkan bayinya.


Padahal semua Isyana lalukan juga untuk dirinya dan anaknya kelak.


"Teteh mau ikut mantan suami teteh pergi?" tanya Dina lagi.


"Tidak akan. Itu pantangan buat Teteh!"


"Ya sudah, teteh jangan murung terus. Jangan temui dia lagi!" ucap Dina.


Isyana diam, Isyana masih terus memikirkan perkataan Lana.


"Apa iya Teteh salah kalau Teteh kuliah Din?" tanya Isyana dengan mata berkaca- kaca tidak mampu membendung lukanya.


"Salah gimana? Nggaklah. Teteh keren. Dina aja pengen. Nanti anak Teteh bangga sama Teteh. Ibunya berjuang untuk dia. Anak teteh juga jadi pinter udah kuliah sejak dalam kandungan. Hehe," jawab Dina malah semakin nyengir.


"Tapi, katanya aku egois dan nggak mikirin anakku," jawab Isyana lagi.


"Ih teteh, dia mah jangan didengerin. Udah jangan temui lagi kalau kesini. Pokoknya mulai sekarang kalau dia kesini. Tutup pintu jangan dibukain jangan temui!" jawab Dina lagi.


Rupanya Lana ke rumah Nenek dengan kondisi terkunci bukan karena kosong. Tapi rumah itu memang tertutup tidak menerima Lana.


Sayangnya di suatu hari, saat Lana nekad menunggu Isyana di depan gang.. Lana berhasil temui Isyana.


****


Maap ya...

Kalau nupelku banyak kekurangan. Terima kasih udah bersedia baca. Maap kalau authornya juga baperan dan sensian.

Aku tes juga yaa.

Seberapa Baper Kakak pembaca yang suka ngatain kalau di kasih konflik?


Padahal ini dunia halu... hehee.

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 128"