Istri yang terabaikan Bab 116

    Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


116. Bu Dini senang.


Pov Isyana


Satu mata kuliah sudah Isyana lewatkan, 120 menit berlalu cukup melelahkan. Bahkan di saat teman- temanya sibuk memperhatikan Isyana sudah bolak balik ke kamar mandi lebih dari 3 kali.


Dosen atau teman- teman Isyana bisa memaklumi itu. Meski tak jarang dari mereka yang tidak suka, beberqpa kali menyindir, tahan diri dulu dari hawaa naafssu biar nggak bunting dulu, dsb.


Ya, perjuangan hamil sembari kuliah memang tidak mudah, bukan hanya tidak mudah, tapi sulit. Bahkan yang bersuami dan hamil di tengah perjalanan pun banyak yang memilih resign atau cuti, tapi Isyana justru baru memulainya.


Ya, Isyana nekad memulainya karena baginya ini kesempatan. Kapan lagi Isyana ada kesempatan ada orang yanh mau biayain. Kapan lagi ada kesempatan Nenek Tjutju mau bersedia merawat anaknya. Dan kelak setelah anaknya lahir, Isyana berfikir akan jadi single parents


Isyana berfikir sebelum anaknya besar dan butuh biaua sekolah, Isyana harus sudah mandiri. Isyana juga punya hutang pada Dina. Ya itulah yang memenuhi otak Isyana, tak ada terbayang Tuan Aksa apalagi Lana.


Prioritas utama Isyana bagaimana caranya kelak anaknya tak menderita.


"Pinggangnya masih sakit, Teh?" tanya teman Isyana.


"Enggak! Biasa Mah, kata dokter trimester dua kan gini," jawab Isyana tersenyum


"Ke kantin Yuk, Teh!" ajak temanya lagi.


"Maaf ya... aku ada janji. Aku mau pulang cepat!" jawab Isyana semangat berpamitan.


"Teh Isyana itu punya anak ma suami. Mang eluu.., ngantin mulu!" sahut teman Isyana yang mendengarnya


Sejenak Isyana pun langsung mengernyit sungkan.


"Aku nggak punya...," jawab Isyana mau menjelaskan, tapi sudah dipotong.


"Suami, Teteh ganteng banget. Sweet lagi, kayaa cinta banget sama teteh. Aku mau sih punya suami kaya gitu. Giamana resepnya Teh!" tanya teman Isyana lagi.


Isyana pun semakin gelagapan dan bingung..


"Suami?" tanya Isyana terbata.


"Tetehh iiih," gurau Nina si teman Isyana yang melihat Tuan Aksa memayungi Isyana didukung pas Isyana jatuh. Nina dan yang lain yakin betul istu suami Isyana.


"Maaf... Teteh nggak ngerti maksud kamu, Nina, ini ada salah paham! Teteh nggak punya..." jawab Isyana mau menjelasakn kepotong lagi.


"Udah.. udah.. sana Teteh pergi aja, takut suaminya marah. Kita cabut dulu Teh... Daah!" jawab Nina malah udah ditari temanya pergi ke kantin.


Isyana jadi bingung...,"Suami? Ganteng? Sweet? Nina aneh. Perasaan aku nggak pernah bareng Mas Lana lagi?" gumam Isyana berpikir. Lalu otaknya pun terhubung ke Tuan Aksa.


"Gleg," Isyana mendadak berdebar jantungnya mengibgat itu. "Nina pasti mengira dia suamiku?"


"Apa iya dia sweet ke aku? Ah Nina paling liat pas aku jatuh. Nggak, nggak. Itu bukan sweet, dia hanya menolongku!" Isyana membatin sendiri sambil memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya. mengusir tanyanya dan mengingat peristiwa itu.


Jujur saja, digendong Tuan Aksa juga membuat kesan tersendiri untuk Isyana. Membuat tubuh Isyana memanas tatkala ingat.


Tidak mau melamun banyak Isyana melihat ponselnya. Mata Isyana melotot, orang yang dia segani bak dewi penolong mengirim pesan untuknya.


"Bu Dini?" pekik Isyana kaget.


Kan semalam.rencananya, Isyana yang mau jemput Putri terus jalan-jalan ke taman dekat sekolahan Putri. Ini Bu Dini sudah di depan gerbang.


Isyana pun segera membalas pesan Bu Dini. Isyana jadi canggung kalau sama Bu Dini. Kan Isyana segan.


****


Pov Putri.


"Theeeet.... Theeet....," kelas sekolah Putri pagi itu kelas menyanyi. Bel pun berbunyi tanda selesai.


Bersama teman-temanya Putri berlari riang kw loker tasnya. Para guru profesional dan pilihan pun membuat mereka berbaris dan berdoa pulanh. Lalu masing- masing mereka membubarkan dan ada yang membimbibg mengawasi sampai tiap murid dipastikab bertemy dengan Walinya.


"Putri dijemput siapa hari ini? Miss Lili belum lihat Dady Putri ataupun Maid Putri?" tanya Guru Putri.


"Putri dijemput Oma. Tuuuh mobilnya!" jawab Putri riang melihat lurus ke depan hafal mobil Omanya.


Guru pun mengangguk dan memastikan Putri aman.


Benar, begitu melihat Putri, peremouan tua yang masih cantik dan anggun keluar membuak kacamata hitambya dan merentangkan tangan menyambut Putri.


"Haai Oma...," sapa Putri memeluk Omanya.


"Hai Sayangnya Oma... Gimana sekolahnya? Happy?" tanya Oma.


"Happy Oma. Putri tadi tampil ke depan. Putri dapat Stars, Five!" ucap Putri mengadu kalau hari ini dapat stiker bintang 5.


Guru Putri pun tersenyum menyapa Oma.


"Bagaimaba perkembangan cucu Saya ibu guru?" tanya Oma.


"Putri sangat cerdas dan pintar. Meski Putri baru kehilangan Mommynya dia tidak begitu larut dalam kesedihan. Ternyata ada Omanya, yang menemaninta," turu Bu Guru mengagumi Putri.


Bu Guri mengira Putri mudah, sembuh dari kesedihanya berkat Oma.

Bu Dini mengangguk tersenyum, tapi kan Bu Dini jarang ke kota B.


"Terima kasih, saya selalu berupaya agar cucu saya sehat dan bahagia," jawab Bu Dini santun.


"Oh ya.. hari ini Putri tidak memajan makaan siang dari sekolah Nyonya," adu Bu Guru. Di sekolah Putri memang di Program.


Ada hari khusus anak-anak membawa bekal dari rumah. Ada juga program membeli dari dagangan pengusaha mikro. Dan sselain itu ada jatah makan siang dari sekolahan.


"Oh ya?" jawab Bu Dini lalu menoleh ke Putri. Putri hanya diam dengan mulut mengatup.


"Katanya nanti mau makan siang dari Tantenya," sambung Bu Guru.


"Oh ya ya!" jawab Bu Dini.


"Ya sudah, Nyonya kalau begitu saya Permisi. Daah Putri!" sama Miss Lili.


"Daah Miis," jawab Putri.


Bu Dini pun mengangguk.


"Ayo masuk!" sapa Bu Dini mengajak Putri .


"No Oma. Wait in here!" jawab Putri menarik tangan Bu Dini untuk tetap stay.


Bu Dini mengernyitkan matanya bertanya.


"Why?"


"Tante Isyana kan mau ke sini!" jawab Putri.


Bu Dini melihat jam tanganya.


"Kuliah Tante Isyana masih lama, Sayang. Kita jemput ke kampusnya saja ya!" jawab Bu Dini.


Tentu saja Putri sangat bahagia.


"Let go. Omma!" jawab Putri senang.


****


Jadilah Bu Dini yang menjemput Isyana. Bu Dini juga tahu Isyana kemana- mana naik angkot. Bu Dini kasian dan tidak mau Isyana.


Dan sekarang mereka sudah di depan kampus Isyana.


"Putri nggak mau lari lagi, nanti Tante jatuh lagi. Kita nunggu di sana saja!" tutur Putri bercerita.


Bu Dini kembali mengernyit. Jadi Putri sudah tahu kampus Isyana bahkan tahu dimana Isyana keluar.


"Jadi Putri oernah kesini?" tanya Bu Dini.


"Iyaah. Kemarin Daddy udah cerita kan? Kita kemarin lunch sama Dady sama Tante. Tapi hari inu Putri sebbel sama daddy. Jadi Putri nggak ajak Daddy!" ucap Putri lagi mengadu.


"Boleh cerita ke Oma. Gimana lunch kamu waktu itu?" tanyq oma memancing.


Putri yang polos pun menceritakan detail ingatanya termasuk saat Daddybya menggendong Isyana dan mengantar ke rumah sakit.


"Oh ya?" tanya Bu Dini mengangguk senang.


Di saat itu di depan mereka pun tampak Isyana berjalan mendekat.


"Itu dia, Tante Bunga!" celetuk Putri senang.


Bu Dini menurunkan kaca mobilnya dan menyambut Isyana


Isyana menganggukan kepala dan setengah membungkuk sopan.


"Siang Bu Dini," sapa Isyana, sedikit kaget.


Bu Dini melebarkan senyum indahny.


"Siang Nak,"


"Tanteee...," seru Putri labgsubg minta dipeluk..


Bu Dini membiatjanya dan juatru senanf.


"Naiklah Nak!" ucap Bu Dini.


Hari ini pun Bu Dini yang menghandle pertemuan Putri dan Isyana.

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 116"