Istri yang terabaikan Bab 114

    Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


114. Kebetulan.


Rumah Tuan Aksa.


Putri si anak cerdik masih memendam marah sama Daddynya.


Putri kan penasaran setengah mati, suami itu apa? Bukanya jelaskan, Tuan Aksa malah bilang, Daddy itu suami Mommynya, tapi kata suster Daddy suami Tante Isyana dan Daddynya bilang iya. Semakin Daddynya tidak menjawab semakin Putri ingin tahu.


Sejak Bu Tiara meninggal Tuan Aksa memang masih selalu tidur di kamar Putri. Dan hari ini juga. Putri membuka matanya dan mendengar Tuan Aksa di kamar mandi.


Putri yang masih marah karena Daddynya kemarin malah bertengkar dengan tante- tante genit. Putri langsung bangun dan berlari ke kamar Mbak Nik.


"Non Putri!" pekik Mbak Nik kaget Putri berdiri di dekat lemari es dengan mengucek matanya. Putri menyusul Mbak Nik yang sedang belepotan tepung bersama ART lain.


"Aku keseel sama Daddy. Aku mau sama Mbak Nik aja!" ucap Putri lagi.


"Lhoo. kok gitu?" pekik Mbak Nik.


"Pokoknya aku nggak mau sama Daddy. Putri juga mau mandi sama Mbak Nik! Terus kita berangkat nggak usah sama Daddy!" ucap Putri lagi merajuk dan menunjukan aksi marahnya, lucu sekali.


"Lhoo, Mbak Nik nggak bisa setir Non!" jawab Mbak Nik beralasan.


"Iih kan Mbak Nik semalam udah janji!" jawab Putri lagi.


Padahal semalam kan Putri videocallan sendiri sama Isyana. Yang buat janji ya Putri ma Isyana sendiri. Mbak Nik jadi bingung dan mencoba mengingatnya.


Apalgi hari ini Mbak Nik ada banyak tugas tambahan dari Bu Dini. Teman ART mbak Nik juga telepon ajak janjin ketemuan. Kalau temani Putri kacau jadwal Mbak Nik.


"Janji apa Non?" tanya Mbak Nik.


"Iih kan lupa!" jawab Putri kesal.


"Apa?"


"Kita kan semalam udah sepakat, kita main di taman sama Tante Bunga. Mbak Nik nggak dengar? Tante Bunga katanya mau ajarin Putri bikin kalung buat boneka Putri yang balu! Mau bawain makasn siangm Kalau sama Dady nanti Tante Bunga mainya nggak lama! Dady kan kerja. Putri mau main luaaama sampai solee!" ucap Putri lagi dengan cerewetnya.


"Oh yaa yaa," jawab Mbak Nik ingat. Tapi kemudian menelan ludahnya mengernyit.


"Mbak Nik minta sama Pak Acing buat antel!" ucap Putri memerintah layaknya bos kecil


"Oh yayaya Non!" jawab Mbak Nik lagi garuk- garuk kepala. Masa perintah Bos kecil ditolak?


"Janji yah. Putri dijemput Mbak Nik! No Daddy!" ucap Putri lagi.


Di saat Putri merajuk begitu Bu Dini juga sedang berjalan ke dapur ambil air minum jadi dengar semuanya.


"Ada apa ini? Kok cucu Oma pagi- pagi di dapur? Janji apa ini?" tanya Bu Dini hangat ke Putri lalu menatap Mbak Nik


"Eh Nyonya...," sapa Mbak Nik sedikit tersenyum berharapnada solusi bagus.


Mbak Nik mengkode Tuan Putrinya lagi ngambek.


"Omma?" pekik Putri menoleh ke Ommanya.


Putri masih pakai baju tidur, rambut acak- acakan seperti sarang burung dan memegang boneka.


Bu Dini pun langsung pura- pura menutup hidung, memberi isyarat dan pelajaran agar Putri segera mandi.


"Ummm Bau Aceem. Cucu Oma baru bangun ya?Belum cuci muka ya? Bauuk ih!" gurau Oma ke Putri.


"Omaaa....," jawab Putri lagi manyun dan ngambek dan memukulkan bonekanya ke Omma.


"Bangun tidur itu cuci muka sayang. Mandi kenapa ke dapur bawa Bul bul lagii... nanti BulBulnya kotor lhoo!" tegur Oma (Bulbul nama boneka kesayangan Putri bentuk Panda)


"Ini, lho Omaa... Putri lagi ngambek sama Daddy! Putri katanya nggak mau sekolah sam Daddynya," tutur Mbak Nik mengadu.


Bu Dini mengernyit.


"Oh ya?" tanya Bu Dini.


Mbak Nik tidak menjawab dan ingin agar Putri yang jawab membenarkanm


"Omaa..Putri nggak mau diantal Daddy. Putri kesaal. Putri mau main ke Tante Bungaa... boleh ya!" ucap Putri, akhirnya cerita ke Bu Dini.


Bu Dini pun tertawa dan mengangguk.


"Lhoh memang kenapa ngambek sama Daddy?" tanya Bu Dini ke Putri menggodaa.


"Lahasiaak!" jawab Putri denhan gayanya. Bu Dinu pun hanya tersenyum melihat tingkah centil cucunya. "Yang penting boleh ya Oma, main sama tante Bunga? Yang luammaa sampai sole. Bawa baju juga nanti mandi di rumah Tante. Kaya dulu!" tanya Putri, meminta.


Saat Bu Tiara berobat kan dulu seringnya begitu.


"Boleh!" jawab Bu Dini mengangguk tersenyum. "Oma juga kangen sama Tante Bunga. Oma boleh ikut?" sambung Bu Dini malah memberi tawaran menemani Putri.


Tentu saja Putri langsung sumringah.


"Beneran Oma mau ikut?"


"Huum!" jawab Oma


"Yeee....," jawab Putri girang.


Bu Dini pun tersenyum lalu melirik ke Mbak Nik. "Amaan,"


"Ya udah yuk mandi yuk, sama oma. Bau acem ih! Masa cantik- cantik bau acem!" ucap Oma lagi.


"Ayuk!" jawab Putri bersemangat.


Sambil melepas rindu dengan cucunya. Pagi itu Putri mandi dan diurusi Bu Dini. Sepanjang mandi Putri berceloteh ceroa tentang sekolah dan teman-temanya.

Sayangnya pas sama Oma Putri lupa tanya tentang suami. Sebab kemarin kan sudah bertanya tapi Oma dan semuanya tidak menjawab, jadi Putri berfikir yang tahu dan mau memberitahu nanti Isyana saja.


Meski di depan Mbak Nik dan Putri, Bu Dini dan Mbak Nik pura- pura ikut- ikutan mau Putri, main rahasia. Tapi di depan Aksa Bu Dini tetap ijin dan memberi tahu..


****


Pov Tuan Aksa sebelumnya.


Selesai dari kamar mandi Tuan Aksa kembali ke kamar. Betapa terkejutnya Putri semata wayang dan kesayanganya tidak ada.


Tuan Aksa kemudian mencari Putri dan memanggil- manggil Putri. Sampai di tangga bertemu dengan Bu Dini yang baru selesai Yoga.


"Ada apa?" tanya bu Dini.


"Putri nggak ada di kamar, kemana ya Mah? Mamah lihat?" tanya Tuan Aksa panik


"Tadi mamah liat dia berlari ke dapur. Mungkin haus. Kenapa?" tanya Bu Dini.


"Nggak apa- apa. Binar ada meeting penting pagi ini. Putri mau tak suruh mandi pagi biar Binar tidak kesiangan!" jawab Binar.


"Oh... ya sudah, Putri biar Mamah yang urus. Kamu siap- siap urus pekerjaanmu saja!" jawab Bu Dini.


Kalau ibunya yang berbicara Aksa pun percaya dan patuh.


"Ya Mah!" jawab Tuan Aksa berbalik.


Saat melangkah Tuan Aska jadi ingat tentang plat mobil yang dia temukan semalam.


"Mah!" panggil Binar Aksa berbalik memanggil Mamahnya.


"Ya!" jawab Bu Dini berhenti..


"Binar mau tanya sesuatu!" ucap Binar


"Apa?"


"Apa Mamah pernah tanya siapa mantan suami Isyana, kenapa dia bercerai?" tanya Tuan Aksa mulai terang- terangan menunjukan ke ibunya tentang kepedulianya ke Isyana


Ya memang. Ngumpet pun akan ketahuan Bu Dini.


"Pernah!" jawab Bu Dini mengangguk..


"Mamah tahu siapa?" tanya Binar Aksa.


"Kalau mamah tahu, Mamah nggak nyuruh kamu cari tahu. Tapi Isyana pernah cerita banyak!"


"Cerita apa Mah?"


"Isyana pernah cerita, kenapa dia gigih ingin kuliah dan bekerja, karena dia dikhianati suaminya. Suaminya menelantarnya, menganiya dia. Bahkan menduakan Isyana, sehingga mereka bercerai?" tutur Bu Dini menceritakan Isyana dengan ekspresi sedihnya.


Tuan Aksa pun fokus mendengarkan.


"Dia berjuang sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal. Dia kabur dari rumah suaminya yang suka main kasar. Ya dia sangat bekerja keras untuk bisa bertahan hidup. Itu sebabnya Mamah ingin dia bahagia. Makanya mamah kesal ke kamu. Teganya waktu itu kamu suruh dia pergi padahal dia tak punya siapa- siapa lagi!"


"Maaf Mah!" jawab Tuan Aksa menunduk.


"Selepas dia pergi dari rumah. Mamah ikutin dia dan cari dia. Ternyata dia tidak menyerah bersama nenek baik itu. Dia punya tekad. Dia mau berjuang, dia juga punya hati yang lembut dan jujur! Itu sebabnya Mamah putuskan bantu kuliah dia. Mamah juga ingin lindungi dia agar tidak kembali ke suaminya lagi!" tutur Bu Dini lagi jujur ke Lana.


Tuan Binar pun terhenyak tidak menyangka. Jadi itu sebab Ibu dan mendiang istrinya sayang ke Isyana.


"Pantas Isyana sering terlihat menunduk dengan tatapan kosong, kasian sekali," gumam Tuan Aksa.


Hati Tuan Aksa pun rasanya seperti teriris dan semakin ingin tahu. Bahkan ada rasa bersalah di hatinya pernah suudzon ke Isyana.


"Dia tidak mau kasih tahu nama suaminya, karena baginya menyakitkan. Mamah hargai itu! Jadi Mamah tidak tanya lagi," sambung Bu Dini lagi.


"Apa mungkin suaminya Mas Lana, Mah?" tanya Tuan Aksa tiba- tiba.


Bu Dini pun langsung melotot terhenyak.


"Kenapa kamu berfikir begitu?" tanya Bu Dini.


"Binar nemuin foto, Isyana pernah dijemput mobil Mas Lana, Mah. Binar juga pernah liat mereka berbincang!" tutur Tuan Aksa


"Ah... nggak deh. Masa Lana begitu? Waktu itu pas arisan di rumah Mamah, Bu Wira dan Isyana nggak akrab kok. Mereka cuma bilang Bu Wira itu pelanggan anggrek saja," jawab Bu Dini mengelak.


Tuan Binar pun mengangguk, tapi kepalanya masih penasaran. Lana yang mereka kenal santun, tanggung jawab. Saat takziyah Bu Tiara Lana juga bawa istrinya yang cantik.


"Ya sudah, Binar mandi dulu, Mah!" pamit Tuan Aksa.


"Ya... nanti Mamah temui Isyana deh! Mamah pancing dia kenal nggak sama Lana," jawab Bu Dini.


"Ya Mah!" jawab Tuan Aksa..


****


Bagai gayung bersambut, setelah berbincang dengan Tuan Aksa dan mengutarakan niatnya. Sikecil yang sedang merajuk ternyata ingin bertemu Isyana.


Jadi Bu Dini langsung sekalian setuju, menemani Putri janjian dengan Isyana sepulang sekolah.


Bu Dini kan juga punya misi. Nggak mau dong Bu Dini biayain Isyana cuma- cuma.

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 114"