Istri yang terabaikan Bab 113

    Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


113. Lana ingin hari ini


Hanya Bu Wira yang tahu arah kemana tindakanya. Apakah hanya mengerjai Mika agar Mika merasakan apa yang Isyana rasakan.


Atau Bu Wira mendukung Lana kembali bersama Isyana dan anaknya, dan tidak mau cucu dari selain Isyana.


Atau Bu Wira tulus, menerima takdir, ingin mendidik Mika dan mengubah Mika. Serta melihat kegigihan Mika.


Yang pasti jam 5 pagi. Waktu dimana biasanya, Mika masih bekelana jalan- jalan indah, bergelung di bawah selimut tebal, indah dan mahal. Bu Wira sudah menteror kamar Lana dengan telpon yang berdering dan ketukan pintu.


"Ada apa Mah?" tanya Mika kesal masih bermuja bantal.


"Ada apa kamu bilang? Kamu tahu inu jam berapa?" tanya bu Wira galak.


"Ck. Jam 5, Mah!" jawab Mika malas.


"Begini kamu ingin jadi bagian dari keluarga Hanggara? Jangan mimpi kamu. Turun! Ikut aku ke dapur atau tinggalkan rumah ini!" bentak Bu Wira lagi.


Bu Wira berlalu tanpa menunggun jawaban Mika.


Mika tidak menjawab dan menoleh ke suaminya Lana menggaruk kepalanya malah dan memberi anggukan ikuti saja.


"Mass!" panggil Mika kesal.


Lana bangun dari tidurnya malas menanggapi Mika


"Mas.. dengerin aku dong!" omel Mika.


"Udah sana turun!" jawab Lana malah menyuruh Mika turun .


"Ini apa- apaan sih Mas? Ibu kamu tuh gila tahu nggak. Nggak bisalah aku disuruh jadi babu begini! Kenapa nggak kamu usir aja sih?" omel Mika lagi mengira Lana masih berfikir seperri awal menikah.


"Plak!"


Sayangnya Lana sekarang berpihak pada ibunya. Satu tamparan mendarat di pipi mulus Mika.


"Mas...," pekik Mika langsung memegang pipinya. Untuk pertama kalinya dalam hidup Mika, Lana bersikpa kasar sampai menyakitinya. Terasa kebas, pedas dan sangat sakit di dalam relung hatinya.


"Dia ibuku! Kamu mengatainya gila? Jangan sekalipun kamu berani lagi mengatainya. Atau kamu yang pergi dari sini!" bentak Lana emosi.


Mika semakin terbengong. Awal menikah kan Lana patuh pada Mika, memutus silaturrahim dengan ibunya dan mengatakan Mika yang terbaik. Apa ini..


"Kamu tega Mas tampar aku? Kamu kenapa sih Mas? Kenapa kamu berubah gini? Mamah kamu itu jahat. Dia suruh- suruh aku jadi Baba. Bahkan Mamah mencegah kita punta anak? Ini tidaj adik untukku!" tutur Mika mencoba membuat Lana mengerti posisinya.


"Stop Mika!" bentak Lana lagi.


"Maaas....," pekik Mika gemetar benar- benar tidak siap menerima perunahan Lana


"Mamah, ingin kita menikah sah! Bukankah ini yang terus kamu minta? Apa jangan- jangan kamu tidak menginginkanuya?" jawab Lana lagi ketus.


Mika tercekat, merasa seperti tak mengenal Lana cintanya yang dulu bucin terhadapnya.


"Ehm...," Mika berdehem, "Tapi kenapa harus melalukan semua ini? Apa sulitnnya menikahkan kita? Bukankah kita saling mencintai?" tanya Mika lirih dan ragu, berharap Lana mengerti tapi takut dibentak lagi..


"Lalu apa susahnya kamu berusaha untukku? Kau bilang kau mencintaiku? Selama ini aku sudah cukup banyak memanjakanmu. Isyana saja melakukan semua itu tanpa mengeluh. Aku jadi ragu kamu mencintaiku!" jawab Lana lagi malah menohok Mika.


Mika pun mendelik emosi ketika untuk kesekian kalinya dirinya disamakan dengan perempuan yang menurutnya rendah dan tak sebanding denganya. Mika langsung naik pitam dan melawan Lana..


"Mass.! Kenapa kamu samain aku dengan gembel itu sih? Aku selama ini yanh selalu ada buat kamu. Kamu tahu sendiri kan dia selingkuh dan!"


"Cukup Mika! Pusing aku dengerin kamu. Aku mau mandi. Siapkan bajuku. Turun dan ikuti Mamah siapkan sarapan untukku!" bentak Lana tanpa rasa iba, tidak peduli pada Mika yang meronta dengan kesakitanya malah menyuruh Mika.


Lana berlalu masuk ke kamar mandi. Sementara Mika terpaku dengan tubuh gemetar dan seakan dunianya runtuh. Sungguh sangat sakit yanh Mika rasakan suami yang dulu mengikuti apapun yang dia mau menamparnya


Mika ingin segera berlari pergi, tapi pergi kemana? Mika tak punya pekerjaan. Dia butuh tempat tinggal dan makan. Padahal selama ini semua disuplai Lana.


Roy? Dia selalu mengancam melaporkan Mika ke polisi. Belum lagi Adnan dan Andre. Mika tak ada pilihan lain. Berlindung di balij kata istri Lana Hanggara


Mika pun menyeka air matanya, mencari baju Lana lalu turun ke dapur.

Sesampainya di dapur Bu Wira menatapnya sinis.


"Kenapa lama sekali?" tanya Bu Wira.


"Maaf Mah!"


"Kalau begini terus bagaimana nanti anak dan keturunanku mendapatkan gizi yang baik! Sehasrusnya jam segini sudah matang!" omel Bu Wira mengeluarkan wajah galaknya.


"Maaf, Mah!" jawab Mika lagi. Tatapanya kosong, datar tanpa rasa bersalah atau sedih. Mika melakukanya terpaksa hanya karena pada rumah itu dia bergantung dan berlindung.


"Sebenarnya aku ingin mengajarimu masak. Karena kamu terlambat, aku jadi mau ubah bagianmu! Kupas semua ini, cuci dan lalu bersihkan semua alat masak itu!" titah Bu Wira lagi.


Mika melirik ke bahan pekerjaanya dan menelan ludahnya. Sesungguhnya Mika ingin menjerit dan memberontak. Tapi kalau Lana saja yang dia harapkan sebagai tempat bergantung, bagaimana dengan Bu Wira. Mika masih butub uang dan tempat tinggal. Mika pun patuh.


"Ya Mah!"


Mika kemudian mengupas semua bumby yang sudah Bu Sumi siapkan. Bawang merah, bawang putih, kunyit jahe dan rempah lain.


Padahal beberapa hari sebelumnya Mika baru saja menicure pedicure, mewarnai kukunya dengan corak mengkilap dan warna warni, mahal lagi.


Mika pun sangat berhati- hati melakukanya. Bu Wira yang menunggunya pun menoleh geram. Mengupas kunyit saja lama sekali.


"Mika! Kenapa lama sekali. Ini bukan ajang kontes fashion show putri Solo ya. Putri Solo saja tak selama kamu. Serahkan lada Bu Sumi. Lamma!" bentak Bu Wira.


Mika pasrah dan menyerahkan Bu Sumi.


"Cuci piring saja!" omel Bu Wira lagi.


Tanpa menjawab Mika bangun dan mencuci piring bekas memasak beserta perabot lain. Itu senua perabot kasar, sehingga salah satu kukunya patah dan rusak. Mika mau mengeluh tapi tidak berani. Mika pun hanya meneteskan air mata.


Sekitar pukul 06.40 Bu Sumi sudah menyediakan makanan hasil masak Bu Wira dan Bu Sumi di meja.


Lana tampak turun sudah rapih dan wangi sementata Mika masih bau cucian piring. Lana berjalan tanpa menoleh ke Mika.


"Mandi sana!" perintah Lana ketus.


"Ya Mas," jawab Mika.


Setelah Mika berjalan pergi Lana mendekati Bu Wira.


"Mah!" panggil Lana ke Bu Wira.


"Ya!"


"Semua sudah seperri yang Mamah mau? Kapan Mamah mau temani Lana menemui Isyana?" tanya Lana menagih janjinya.


Bu Wira tersenyum sejenak.


"Apa kamu sangat merindukanya?"


"Aku ingin cepat mendapatkan maafnya Mah!" ucap Lana lagi.


"Apa dia akan memaafkanmu setelah mamah menemuinya?"


"Setidaknya dia mau menemuiku jika aku pergi bersama Mamah!" rayu Lana lagi.


"Hhhh...," Bu Wira mengambil nafasnya


"Lana ingin menemuinya hari ini Mah!" ucap Lana lagi


"Masih ada satu PR mamah untuk Mika!" jawab Bu Wira masih belum kabulkan Lana.

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 113"