Istri yang terabaikan Bab 110

    Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


110. Kepercayaan Papa


Putri ngambek lagi dengan Tuan Aksa. Saat Tuan Aksa menyusul Putri ke dalam setelah berbincang dengan Bu Dini, Putri mematikan lampu kamar dan pura- pura tidur.


"Apa kamu sudah tidur Sayang?" tanya Tuan Aksa lembut.


"Maafkan Daddy, Daddy tidak pernah menyangka kamu sampai punya pertanyaan itu, maaf Daddy tidak bisa jawab pertanyaanmu di depan Aunty Jessy. Daddy itu suami Mommymu. Daddy suami Kakak Aunty Jessy. Apa kamu ingin Daddy jadi suami Tante Bungamu itu?"


Tuan Aksa sungguh mengira Putri sudah tidur. Tuan Aksa berbicara sendiri lalu memberikan kecupan di dahi Putri.


"Good night, Sayang! Cup!"


Setelah memastikan Putri tidur Tuan Aksa kemudian pergi ke ruang kantornya. Dalam hal pribadi dan hatinya Tuan Aksa ingin memastikan sendiri.


Tuan Aksa ingat sekali kata ibunya.


Falshback sore.


"Binar?"


"Ya Mah!"


"Kamu tahu kan, Mamah sayang Isyana?"


"Ya Mah Binar tahu."


"Benar kamu makan siang denganya?" tanya Bu Dini.


"Ehm...," Tuan Aksa malah berdehem salah tingkah.


Bu Dini seorang S2 Ilmu Psikologi tentu saja bisa melihat gestur Tuan Binar Aksa Priangga. Apalagi dia yang melahirkanya.


"Itu Putri yang meminta Mah!" jawab Tuan Aksa beralasan.


Bu Dini pun tersenyum tapi tetap tenang.


"Makan siang dimana?" tanya Bu Dini lagi.


"Di restoran Itali dekat dengan taman Anggrek Mah," jawab Tuan Binar lagi.


Bu Dini pun terus menanyai Tuan Aksa bak ibu yang sedanh menghukum Putranya. Sesungguhnha Bu Dini hanya sedang menggali Putranya.


"Jauh sekali? Jauh dari kampus Isyana jauh dari sekolah Putri juga?" ledek Bu Dini terus menggali Tuan Aksa.


Di hadapan ibunya Tuan Aksa semakin belingsataan salah tingkahnsendiri.


"Iya Mah, soalnya. Soalnya kita abis dari rumah sakit!" jawab Tuan Aksa.


"Lumayan butuh waktu yang lumayan lama juga ya?" jawab Bu Dini lagi kode- kode.


"Ehm..," Tuan Aksa berdehem lagi. "Maksud Mamah apa?"


"Apa Putri happy?"


"Sangat Happy Mah. Mamah kan tahu itu!"


"Oh iya. Jadi kamu happy juga?"


"Asalkan Putri Happy, Binar juga happy Mah!"


"Baguslah. jadi kamu sudah tidak membenci Isyana lagi"


"Memang kapan Binar benci Isyana Mah?"


"Oh ya ya. Kamu tidak pernah membencinya!"


"Mah...,"


"Ha. Ya. Kenapa?"


"Kenapa Mamah bertanya pada Binar sejauh ini? Binar dan Isyana tidak ada hubunga apa- apa Mah. Binar hanya membahagiakan Putri!" jawab Tuan Aksa menyadari gelagat tidak aneh dari ibunya. Bahkan Tuan Aksa mulai merasa tersudut.


Bu Dini tidak menjawab dan malah tertawa. Tuan Aksa jadi tersinggung dan diam menunduk.

"Laki- laki tidak ada masa iddahnya kok, Nak. Akan tetapi menikahi perempuan hamil itu tidak boleh. Sabar ya..., sambil menunggu dia melahirkan, kita harus tau siapa ayah bayinya. Itu penting!" tutur Bu Dini langsung to the point.


Wajah Tuan Aksa langsung memerah seperri kepiting rebus dan tidak bisa mengelak lagi.


"Mamah ngomong apa sih?" tanya Tuan Aksa gelagapan.


"Tindakanmu sudah benar, redam dulu. Jaga dia dulu dari hal- hal yang mengundang tanda tanya dan membahayakanya. Tapi kamu tidak boleh terlambat. Orang akan mudah goyah jika ada anak di antara mereka. Paham kan maksud Mamah?" tanya Bu Dini lagi.


Tuan Aksa tidak bergeming hanya menunduk.


Bu Dini tersenyum lagi malah bangun dari duduknya lalu mengelus pundak Putranya.


"Mau maghrib, Mamah mau isrirahat!" jawab Bu Dini pergi.


"Haiissshh....," desis Tuan Aksa malu tapi berfikir. Ibunya memang cerdas


Mengakui atau tidak mengakui. Bu Dini memang selalu tidak bisa dibohongi.


****


Sekarang Tuan Aksa segera melacak pemilik nomer plat mobil yang ada di foto yang dikirim dari ponsel Tuti.


Tuan Aksa mencoba mengingat setiap setail yanh dia temui. Isyana dijemput rombongan orang kaya. Setiap ditelpon Putri, Isyana bilang pindah rumah.


Lalu 2 minggu setelahnya Isyana kembali, dengan wajah lebam. Kemudian hamil.


"Suami Isyana bukan laki- laki yang baik. Apa itu sebabnya Tiara ingin aku menjaganya?" gumam Tuan Aksa berfikir.


Tuan Aksa terus memandangi layar laptopnya dan menghubungi rekan yang bisa dia tanyai.


Setelah menunggu beberapa saat sekitar 1 jam nama pemilik mobil itu keluar.


"Mas Lana?" pekik Tuan Aksa kaget.


"Isyana istri Mas Lana? Tidak... ini tidak mungkin," gumam Tuan Aksa tidak percaya.


"Saat takziyah dia bersama istrinya kan? Apa Isyana istri kedua? Apa Isyana diselingkuhi?"


"Tidak... tidak mungkin. Mas Lana orang kepercayaan Papah. Dia santun dan bertanggung jawab mana mungkin dia melakukan itu?"


"Mungkin Isyana istri saudara Mas Lana?"


"Haaah."


Tuan Aksa kemudian menghempaskan badanya ke kursi. Kepalanya dipenuhi tanda tanya.


Tuan Aksa kemudian menelpon Saka.Dan memberitugas mencari data tentang Lana.


****


Pov Isyana.


"Nenek jualan ya Neng!" pamit Nenej ke Isyana.


"Ya Nek,"


"Kalau ada tamu lagi. Dilihat dulu dari jendela baru dibuka!" ujar Nenek k3 Isyana.


"Iyah, Nek!"


"Assalamu'alaikum,".


"Waalaikum salam moga laris ya Nek!"


Nenek pun berangkat berdagang. Di dapur nenek, meski tak berdagang, Isyana tetap bekerja Isyana melalukan pembersihan dan penyemaian tanaman.


Lalu merendam pot- pot yang akan dia gunakan dengan cairan fungisida.

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 110"