Istri yang terabaikan Bab 108

   Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


108. Suami itu apa sih?


Tuan Aksa berjalan tegang menuruni tangga dengan membatin.


Benar apa kata Saka berarti, Amanda lebih dari ingin berbisnis. Amanda ada rasa dengan Tuan Aksa. Bahkan tanpa Tuan Aksa kira, Amanda nekat menyambangi rumah Tuan Aksa.


Tuan Aksa jadi meneganng, tadi kan Tuan Aksa juga membatin Amanda. Tadi siang juga bahas Amanda. Panjang umur sekali Amanda.


"Daddy...," panggil Putri mendekat dan meminta digendong.


Seharian tidak bersama Daddynya, Putri kangen Daddynya. Tuan Aksa sesampainya di lantai bawaj langsung menangkap Putri dan menggendongnya.


"Hai Sayang. Uh anak Dady sudah berat sekarang. Gimana? Udah selesai ngajinya? Udah sampai apa?" tanya Tuan Aksa mencium gemas Putri.


"Putri sudah hafal surah Al Insiirol. Oh ya itu ada Tante. Katanya dia teman Mommy. Dia kasih roti ke Putri, Daddy," adu Putri menunjuk perempuan yang berdiri melebarkan senyumnya.


Tuan Aksa pun mengangguk tersenyum. Masih dengan ekspresi dingin dan datar.


"Ya. Namanya Tante Amanda, dia memang teman Mommy Ara," jawab Tuan Aksa sambil menggendong Putri, mendekat ke Amanda.


"Selamat sore Mas Binar," sapa Amanda ramah memanggil Tuan Aksa akrab dengan sapaan Mas.


"Selamat sore Nona Amanda. Oh ya silahkan duduk!" jawab Tuan Aksa tetap menghormati Amanda memanggil Nona dan ingin memberikan sekat. Tuan Aksa lalu mempersilahkan Amanda duduk di ruang tamu.


Amanda pun senyumnya menyusut, kenapa Binar Aksa Priangga ini selalu bersikap formal sekaan tak ada celah untuk akrab.


"Ya!" jawab Amanda.


Mereka bertiga kemudian duduk di sofa ruang tamu. Putri masih lengket menempel pada ayahnya.


"Putri udah ucapin makasih sama Tante Amanda, kan dikasih kue?" tutur Tuan Aksa mengajari Putri


"Putri tidak suka kue yang rasa coklat ini Daddy," jawab Putri polos setengah berbisim


"Gleg" Amanda pun tercekat. Malu.


Tuan Aksa kemudian tersenyum kikuk.


"Maafkan Putri, ya. Putri suka rasa strowbery, tapi terima kasih atas kuenya, nanti aku makan!" jawab Tuan Aksa ramah.


"Oh yaa.. ah haha, nggak apa- apa. Besok tante berikan yang strobery ya! Maaf Tante tidak tahu!" jawab Amanda memaksakan tersenyum.


"Nggak perlu tante. Nggak usah beli... Besok Putri mau buat cake strobery bareng Tante Bunga kalau Tante Bunga libut kuliah. Kita sudah berjanji, Tante mau ikut?" jawab Putri lagi dengan polosnya.


Putri kan sifatnya ceriwis dan suka cerita. Jadi ada teman baru Putri akan cerita banyak. Apalagi kalau yang dia ajak bicara cocok.


Saat makan siang kemarin, Isyana dan Putri memang janjian. Isyana meminta Putri jadi anak baik, rajin ngaji dan rajin sekolah. Nggak boleh ngamuk lagi.


Kalau berhasil, tidak absen melakukan itu semua satu minggu Full, di akhir pekan Isyana akan ajak Putri masak cake Strobery di rumah. Isyana senang melakukan banyak hal yang bersifat edukasi dan melatih keterampilan Putri sehingga Putri aktif dan mengingatnya.


Mendengar penuturan Putri, Amanda pun semakin tercekat seaakan seperti peringatan menyuruhnya mundur.


Tuan Aksa sendiri langsung tersenyum mendengar penuturan Putri. Tuan Aksa sekarang sudah punya satpam yang secara tidak langsung melindunginya.


"Tante Bunga?" tanya Amanda.


"Iya!"


"Tante Bunga itu siapa?"


"Tante Bunga itu, Tante Isiyana, yang dulu kasih Bunga buat Mommy!" jawab Putri sangat ingat pertama kali pertemuanya dengan Isyana.


"Oh...gitu!" jawab Amanda terpaksa tersenyum.


"Iya. Tante katanya teman Mommy juga kan? Kenal tidak? Kue Tante Bunga itu enak lho. Omeletnya juga enak. Apalagi ayam golengnya! Besok ikut aja. Putri, mbak Flo, Mbak Is dan Mbak Nik sama tante Bunga suka masak rame- rame, " tutur Putri malah di depan Amanda terus memanasi. Putri berceloteh ceria tanpa bisa distop membahas Isyana.


Amanda yang datang mau mendekati Putri dan mendekati ayahnya malah jadi pendengar Putri yang memuji Isyana.


"He... boleh deh besok tante ikut ya!" jawab Amanda terpaksa.


Amanda pun jadi penasaran siapa Tante Bunga itu.


"Tapi. Putri harus ijin dulu sama Tante Bunga! Dia itu ketuanya kata Mbak Nik!" ucap Putri lagi.


"He...," iya. jawab Amanda terpaksa, dalam hatinya membatin, "Sabar... demi Binar aku harus ikuti bocah kecil ini?"


Tuan Aksa sebenarnya ingin tertawa. Tapi Tuan Aksa tidak terlalu jahat. Dia bisa melihat wajah Amanda yang terjebak kesal dengan cerita Putri.


"Jangan terlalu dianggap serius permintaan Putri. Oh ya ngomong- ngomong tumben ke sini ada apa? Apa ada yang bisa saya bantu? Apa ada masalah denhan pembayaranya? Gimana kemarin malan siangnya?" sela Tuan Aksa bertanya.


"Ah nggak apa- apa. Putri sangat menyenangkan. Aku suka. Kebetulan minggu ini aku tidak ada acara, untuk kerjaan semua beres kok!" jawab Amanda.


Batin Amanda, jika besok masak di rumah Tuan Aksa, Amanda bisa pedekate lebih sering. Ini kesempatan.


"Beneran? Maaf ngrepotin. Jangan anggap serius ajalan Putri." tanya Tuan Aksa kikuk Tuan Aksa tidak nyaman kalau Amanda yang ke rumahnya.


"Iya beneran!" jawab Amanda.


"Oh ya. Pwrtanyaanku belum dijawab? Tumben kesini," tanya Tuan Aksa lagi


"Ah.. ya. Tadi ada perlu ke mall sebrang situ. Aku kangen Tiara. Jadi aku iseng kesini. Tiap liat Putri aku jadi ingat Tiara dan kangenku terobati! Putri sangat manis," jawab Amanda bersandiwara, seakan menunjukan kalau dia sahabat yang baik bagi Tiara.


"Oh yaa..,terima kasih!" jawab Tuan Aksa mengangguk.


Putri yang dipangku Tuan Aksa menguping dan memperhatikan pembicaraan Dady dan tamunya.


"Kalau kangen sama Mommy, kata Tante Bunga kita datang ke makam aja, Tantee. Telus kita doakan Mommy. Pray!. Nanti Momy tulun dari Surga, buat lihat kita. Datang ke mimpi. Putri juga semalam mimpi Mommy! Jangan liat Putri. Putri tidak suka dilihat!" jawab Putri lagi dengan polos dan lugunya.


"Ehm...,ehm..," Tuan Aksa pun berdehem semakin tidak nyaman dengan Amanda. Putri jujur banget tapi menusuk.


Sementara Amanda dibuat nyengir kaku.


"Ah yaa... sayang. Maaf Tante belum sempat ke makam Mommymu!" jawab Amanda.

Saat sedang ngobrol dari luar terdengar suara mobil. Mereka pun melihat ke luar.


Tuan Aksa semakin tercengang. Betapa tidak? Baru saja Tuan Aksa membatin Amanda, Amanda datang. Ini menyusul ibunya dan Jesy sepupu Tiara.


"Waah rupanya ada tamu?" sapa Bu Dini.


Bu Dini kan jika tidak ada acara di Ibukota jenguk Putri ke kota B. Saat di jalan hendak beli oleh- oleh Bu Dini bertemu Jessy.


Tuan Aksa pun dibuat gelisah sendiri. Ada apa ini? Tuan Aksa bak gadis desa yang diapeli banyak pria. Sayangnya Tuan Aksa itu duda dan laki- laki. Tuan Aksa suka diirinya yang mengejar bukan dikejar.


"Tante?" sapa Amanda sok ramah ke Bu Dini.


Ya, siapa yang tidak ngenal Bu Dini sosialita ibukota yang selalu ada di kegiatan besar. Apalagi prestasinya di beberapa lembaga masyarakat. Wajah Bu Dini wara wiri di majalah dan televisi.


"Amanda? Apa kabar?" sapa Bu Dini. "Asik niih ngumpul," Bu Dini tersenyum riang masuk ke rumah putranya.


Bu Dini memamg ramah dan welcome pada siapapun. Termasuk ke Jessy dan Amanda.


Lalu Jessy dan Amanda saling tatap, dengan pandangan sama-sama sinis sesama lawan.


"Hai Kaak. Amanda, how are you? Long time no see!" sapa Jessy tau itu teman sepupunya.


"Ya Jes, aku baik... kamu apa kabar? Belum balik lagi ke Parisnya?"


Amanda langsung mengeluarkan ungkapan permusuhan yang menyiratkan. Ngapain Jessy ke rumah Binar si duda ganteng. Jessy ke Paris aja, cukup Amanda yang datang.


"Aku udah lulus. Aku mau daftar kerja ke Perusahaan Mas Binar!" jawab Jessy cepat tanpa tahu malu.


"Oh ya?" pekik semuanya.


Tuan Aksa sendiri kaget. Tapi Bu Dini stay santuy.


"Sudah, sudah bahasnya nanti. Duduk dulu," potong Bu Dini.


Mereka kemudian duduk bersama. Sayangnya Putri tampak tenang dalam pangkuan Dadynya. Putri malah mengalungkan tangan di leher Dadynya menggelendot manja. Tidak menyambut tamunya.


"Putri salim sama Oma dan Aunty Jessy!" bisik Aksa mengajari.


Putri pun patuh. Salim ke Jessy dan Bu Dini.


"Hay Putri... Aunty bawain sosis telur kesukaan kamu! Ada pizza juga. Katanya kamu pengen Pizza kan? Kemarin?" sapa Jessy.


Jessy kan saudara Tiara jadi saudara Putri juga . Saat malam pengajian Jessy juga selalu datang. Meski belum akrab, Jessy dikit- dikir tau tentang Putri.


Sama seperti Amanda. Jessy membawa sogokan untuk Putri. Nasib Jessy pun sama seperti Amanda, ditolak.


"Aunty so late. Kemarin Putri sama Dady udah makan Pizza. We have a lunch with Tante Bunga! Sekarang Putri tidak ingin lagi!" jawab Putri dengan polosnya menolak Jessy.


Putri kan belum berfikir perkataanha menyakiti atau tidak. Apa yanh ada di otaknya ya itu yang diucapkan.


"Ehm...," Tuan Aksa jadi berdehem canggung.


"Tante Bunga" untuk kesekian kalinya terdengar di telinga Jessy dan Amanda, sangat membengkakan. Kenapa Putri terus menyebut nama itu. Menjengkelkan.


Jessy juga ingat Putri ngamuk gara- gara Tante Bunga. Jessy jadi penasaran siapa Tante Bunga.


Berbeda dengan Bu Dini. Bu Dini langsung mendelik tersenyum dan penasaran. Bu Dini tahu siapa Tante Bunga.


"A lunch?" tanya Bu Dini.


"Ya Oma. Kita juga antal tante Bunga ke rumah sakit," ucap Putri.


"Tante Isyana sakit?" tanya Bu Dini peduli.


"Yah. Putri salah. Putri seblan tidak lihat jalan. Untung Tante Isyana bantu Putri. Tapi kaki tante jadi sakit!" ucap Putri bercerita lagi.


Kalau lagi happy Putri sangat ceriwis.


Mendengar penjelasan Putri Bu Dini menoleh menajamkan mata ke Tuan Aksa meminta penjelasan.


"Bukan masalah besar, kok Mah. Isyana sudah sembuh. Dia juga sudah kembali kuliah," jawab Tuan Aksa tenang.


"Syukurlah,"


Amanda dan Jessy jadi pendengar. Nyali mereka pun menciut, ternyata Bu Dini juga sudah kenal. Mereka semakin bertanda tanya, siapa Tante Bunga Isyana?


"Oh ya. Putri ingat, Putru mau tanya!" ceplos Putri tiba- tiba.


"Ya, Sayang, apa?!" tanya Amanda unjuk keramahan ke Putri.


"Suami itu apa sih?" celetuk Putri. Bahas rumah sakit, Putri ingat lagi PR yang menggelitik otaknya.


Tuan Aksa langsung membelalakan matanya kaget. Apalagi Bu Dini. "Putri...," pekik Tuan Aksa kebingungan.


"Kenapa Sayang?" tanya Amanda.


"Suster bilang, Dady itu suami Tante Bunga!" tanya Putri dengan polosnya


Tuan Aksa langsung membungkap mulut Putri. Sementara wajah Amanda dan Jessy langsung memucat.


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 108"