Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 107

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Tak Sabar

Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


"Bagaimana Brayn?". Tanya Leonardo pada asistennya sekaligus mata-mata yang selama ini dia tugaskan untuk mengawasi Edgar.


"Sudah saya lakukan Tuan. Tinggal menunggu hasilnya keluar satu atau dua Minggu kedepan". Jelas Brayn.


"Kenapa lama sekali?". Protes Leonardo "Apa tidak bisa hasilnya keluar dari waktu tiga hari?". Imbuh Leonardo.


"Maaf Tuan, kita harus mentaati prosedur yang berlaku". Jawab Brayn.


Leonardo mengendus kesal "Baik. Pastikan hasil test DNA itu akurat. Karena hanya itu bukti yang membuat Edgar percaya bahwa Eidra adalah adikku". Tintah Leonardo.


"Baik Tuan. Saya akan memastikan nya". Sahut Brayn.


"Brayn, siapkan makan malam spesial untuk menyambut Ed dan Ei. Suruh Eve dan pelayan lainnya memasak menu kesukaan adikku. Ingat jangan sampai ada makanan pedas, aku tidak mau nanti berpengaruh pada calon keponakan ku". Tintah Leonardo tegas.


"Baik Tuan. Kalau begitu saya permisi". Brayn keluar dari ruang kerja Leonardo.


Setelah perbincangan mereka kemarin. Edgar diam-diam mengambil sampel rambut istrinya di sisir yang digunakan oleh Eidra setiap hari. Meski awalnya Edgar tidak mau tapi istrinya berhak bahagia dan mengetahui keluarga kandungnya.


Leonardo tampak tak sabar. Dia bahagia jika Eidra benar-benar adiknya. Untung saja dia tidak terjebak permainan nya bersama Lisna, jika tidak mungkin Eidra sudah dilukai olehnya.


Meski hubungan Leonardo dan Edgar tidak baik. Namun Leonardo tidak keberatan jika Edgar adalah adik iparnya. Dia akan berlapang dada menerima Edgar, asal adiknya bahagia.


Leonardo ingin menebus semua kasih sayang yang hilang kepada adiknya, jika memang test DNA itu membuktikan bahwa Eidra adalah adiknya. Leonardo akan lakukan apapun untuk kebahagiaan Eidra.


Leonardo keluar dari ruangannya dan segera menuju dapur, melihat para pelayan yang sibuk bersama Elizabeth, Adelle dan juga Eve.


"Bu". Leonardo tersenyum.


"Leon". Elizabeth juga tersenyum hangat pada putranya.


"Tuan". Sapa Eve. Leonardo merespon dengan anggukan.


"Ayah". Pekik Adelle menampikan wajah imutnya.


"Haii putri Ayah. Lagi masak ya?". Leonardo berjongkok.


"Iya Ayah. Adelle lagi masak untuk Aunty Ei. Adelle tidak sabal ingin makan belsama Aunty Ei". Seru gadis kecil itu dengan senyum sumringah.


Leonardo terkekeh, dan tangannya terulur mengacak rambut putrinya.


"Iya sayang. Ayah juga tidak sabar ingin bertemu Aunty mu". Ujar Leonardo "Ya sudah Adelle lanjutkan saja ya. Hati-hati ya sayang. Jangan pegang pisau dan jangan dekat-dekat kompornya". Pesan Leonardo.


"Iya Ayah". Sahut Adelle kembali melanjutkan kegiatan nya.


"Eve". Panggil Leonardo.


"Iya Tuan ada yang bisa saya bantu?". Eve meletakkan masakkannya dan siap menuruti perintah Leonardo.


"Temani saya sebentar".


Kening Eve berkerut "Kemana Tuan?". Tanya Eve penasaran. Karena tak biasanya Leonardo mengajaknya dan meminta temani.


"Ikut saja". Sahut Leonardo "Sayang. Apa Adelle ingin ikut Ayah?". Leonardo menghampiri putrinya.


"Kemana Ayah?". Tanya Adelle ingin tahu.


"Ada dehhh". Leonardo tersenyum menggoda.


Adelle menggeleng "Adelle masak saja Ayah. Ayah pelgilah belsama Kak Eve". Ujar Adelle.


"Baiklah sayang. Apa ada yang ingin Adelle inginkan?". Tanya Leonardo lembut dan senyumnya manis sekali. Pokoknya dia sedang bahagia dan senang.


Adelle menggeleng. Dia memang tidak menginginkan sesuatu. Yang Adelle inginkan hari segera malam dan dia bisa bertemu dengan Aunty Ei nya.


.


.


.


.


Leonardo mengajak Eve ke butik. Dia ingin membeli beberapa baju yang nanti malam akan dia pakai untuk menyambut kedatangan tamu spesialnya.


"Eve ini menurutmu bagaimana?". Tanya Leonardo sambil membolak-balik baju yang dia ambil.


"Bagus Tuan. Warna nya kontraks dan sangat cocok dengan kulit Tuan". Jelas Eve.


"Oke. Aku ambil ini saja". Leonardo mengambil beberapa baju.


"Permisi Tuan ada yang bisa saya bantu?". Tanya sang pengawai butik.


"Aku ingin gaun yang sama dengan warna jas ini, aku butuh tiga lagi. Dan ini ukurannya". Leonardo menujuk layar ponselnya.


"Iya Tuan. Silahkan anda menunggu. Saya akan persiapkan pesanan anda".


Leonardo dan Eve duduk sambil menunggu p

baju yang dipesan oleh Eve.


Leonardo berdiri saat melihat satu gaun yang begitu menarik perhatian nya. Dia menatap gaun indah itu. Gaun sederhana dengan warna peach, panjangnya sampai mata kaki dan lengannya terekspos indah. Ada belahan dibagian kaki depannya.


Leonardo mengambil gaun itu dan memperhatikan nya dengan seksama. Sudut bibir pria itu terangkat, entah apa yang dia bayangkan.


"Eve".


"Iya Tuan?".


"Sini". Leonardo melambaikan tangannya.


Eve berdiri dan mendekat kearah Leonardo "Ada apa Tuan?". Tanya Eve ramah dan sopan.


"Coba ini". Leonardo memberikan gaun yang dia pegang pada Eve.


"S-saya Tuan?". Eve menunjuk dirinya dan juga setengah tak percaya.


Leonardo mengangguk "Pakailah".


"Tapi.......".


"Aku tidak suka mengulanh perintah Eve". Potong Leonardo saat Eve ingin protes.


"Baiklah Tuan". Eve hanya menurut saja.


Eve masuk kedalam ruang ganti. Meski sedikit bingung kenapa dia disuruh pakai dan mencoba gaun itu.


"Astaga. Harga mahal sekali. Aku kerja lima tahun saja tidak akan cukup membeli gaun ini". Eve geleng-geleng kepala melihat label harga gaun itu.


"Memangnya Tuan Leon menyuruhku mencobanya untuk apa?". Gumam Eve berpikir dan dia memasangkan gaun itu ditubuhnya.


"Gaun ini pas sekali ditubuhku. Dan juga sangat bagus. Andai aku mampu beli". Desah Eve "Aku jadi teringat pada Kak James. Seandainya dia masih ada pasti dia akan senang melihatku memakai gaun sebagus ini". Eve tersenyum kecut ketika mengingat almarhum suaminya "Sudahlah aku harus kuat". Dia tersenyum.


Eve keluar dari ruang ganti. Tampak Leonardo tengah sibuk dengan ponsel ditangannya.


"Tuan".


Leonardo mengangkat pandangannya. Dia membeku ditempatnya melihat Eve yang begitu cantik dengan gaun itu. Gaun itu sangat pas ditubuh ramping Eve.


Leonardo tak menyangka jika pengasuh putrinya itu akan sangat cantik hanya dengan memakai gaun yang dia pilih. Bagaimana jika Eve didandani mungkin kencantikkannya akan berlipat kali ganda.


"Kau sangat cantik Eve". Puji Leonardo


Blushhhh


Wajah Eve merah merona. Baru dipuji begitu saja dia sudah merasa jantungnya seperti sedang berdisko didalam sana.


"Tuan ini pesanan anda".


Suara pelayan membuyarkan lamunan kedua orang itu.


"Ohh ya terima kasih". Leonardo mengambil empat paper bag yang diberikan oleh pengawai butik


"Tolong hitung semuanya. Aku ambil baju ini juga". Leonardo memberikan blackcard nya.


"Baik tunggu sebentar Tuan".


"Eve ambil lah baju itu untukmu". Senyum Leonardo lembut


"Ahh tidak usah Tuan. Ini terlalu mahal untuk saya". Tolak Eve halus "Saya ganti dulu Tuan".


"Tidak usah pakai saja. Itu untukmu". Ujar Leonardo.


"Tapi ini.......".


"Ambil Eve".


"Baik Tuan. Terima kasih". Sahut Eve tak enak hati. Dia bukan wanita matre.


Setelah membayar semua yang dia beli. Leonardo dan Eve pun meninggalkan butik.


**Bersambung......


Ed & Ei


Hai guys maaf author gantungin dlu utk hasil DNA nya ya🤭


Kita lanjut besok yaaa...


Terima kasih untuk hari ini. Jangan lupa jaga kesehatan....


LoveUsomuch ❤️**


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn




Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 107"