Istri yang terabaikan Bab 254

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang suka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Keinginan Tuan Priangga


"Dah Oma...!" pamit Putri bersalaman dengan Oma dan Opanya..


"Maafin Oma ya. Oma harus temani Opa? Berangkat sama Mamang dan Kak Dina ya?" tutur Bu Dini.


"Ya Oma!"


Dina langsung menggandeng Putri ke mobil dan berangkat. ?


Putri yang diberi pengertian jauh- jauh hari oleh Bu Dini, jika Bian pulang tidak boleh egois harus mengerti kalau Mommy juga membagi waktu untuk Bian, bersedia membawa bekal apa adanya. Bekal hari ini nasi dengan ayam goreng dan tumis sosis serta jagung muda. Di bungkus apa adanya oleh ART.


Putri yang sudah akrab dengan Dina berangkat sekolah dengan ceria, tanpa pamit dengan Ibunya.


****


"Mau kemana, Mah?" tanya Tuan Priangga melihat Bu Dini berjalan bukan ke kamar tempat mereka menginap.


"Bentar Pah. Mamah mau tanya sesuatu sama Isyana!" jawab Bu Dini panik.


"Ck. Tanya apa sih?" tanya Tuan Priangga sedikit keberatan. Bukanya ambil tas segera berangkat malah cari Isyana segala.


"Urusan perempuan!" jawab Bu Dini


Tuan Priangga melihat jam tanganya. "Papah ada meeting. Perjalanan hari kerja biasanya macet. Tanyanya lewat hape aja!" ucap Tuan Priangga memberi saran, beliau ingin segera otewe ke Ibukota.


"Nggak. Sebentar aja! Papah kasih tahu dong kalau Papah lagi di kota B, jadi orang Papah ngerti!" ucap Bu Dini meminta suaminya mengalah.


Tuan Priangga yang amat merindukan istrinya yang selalu awet muda itu pun luluh. Apalagi semalam Bu Dini juga tak kalah dengan Isyana, menservis suaminya.


Walau tak ke luar negeri. Tapi Tuan Priangga dan Binar sama- sama berjauhan dengan istri.


Bu Dini kan bantu temani Isyana selama Binar pergi. Bedanya, Tuan Priangga yang sudah tua, jeda berhubunganya sudah selow dan bisa direm. Sementara Binar masih meletup- letup.


Bayangin tipe umur stylenyaa Bu Dini seperti Bu Puspa Dewi atau Bu Liliana atau, Krisdayanti atau artis lain pokoknya tua tapi cantik. Hehe


Bu Dini pun segera naik, tidak peduli Isyana dan Binar sedang apa. Bagi Bu Dini sekarang adalah jamnya manusia, bahkan hewan juga, bangun beraktivitas dan bekerja produktif. Jadi Bu Dini mau nyamper ke Isyana. Bu Dini mau tanya jadinya Isyana mau KB apa? Jadi IUD atau pil menyusui, sudah atau belum.


"Thok.. thok...," Bu Dini mengetuk pelan kamar Binar.


"Naak. Ini Mamah!" ucap Bu Dini.


Sayangnya tak ada sahutan. Bu Dini mengencangkan suara dan ketukanya tetap tidak ada sahutan, padahal sudah 3 kali.


"Masa nggak denger sih?" gumam Bu Dini.


"Apa di kamar samping?" gumam Bu Dini ingat kemarin nemuin Isyana tidur di kamar samping bekas kamar Putri.


Bu Dini pun menggeser beberapa langkah mengingat kamarnya memang hanya bersebelahan.


Kamar sedikit terbuka, jadi Bu Dini langsung masuk saja.


"Astagah.. hh...," gumam Bu Dini menghela nafasnya.


Bukanya bertemu dengan anaknya, Bu Dini kembali menemukan aib Isyana dan Binar. Pakaian inti Binar semalam ternyata masih berserakan di lantai. Binar kan pindah kamar hanya mengenakan selimut, asal raih kain karena sudah ngantuk. Pakaian kotor dibiarkan begitu saja. Kasurnya juga berantakan dan berbau khas mengingat ruangan kedap jendela tertutup dan ac dimatikan.


"Aku rasanya sangat khawatir. Kalau sampai belum jadi KB, alamat Bian punya saudara kembar? Gimana kuliahmu Nak? Mamah haru pastikan!" batin Bu Dini.


Bu Dini pun keluar kembali mengetuk pintu Isyana, masih tidak dibuka. Padahal Bu Dini setengah berteriak dan mengetuk kencang. Bu Dini sedikit nekad ingin membuka.


"Dikunci? Ck?" gumam Bu Dini kaget, ternyata pintunya dikunci dari dalam.


"Anak itu. Binar_ Binar? Sedang apa mereka sampai pintunya dikunci." gumam Bu Dini sedikit emosi tapi hanya bisa berdecak geram.


Bu Dini pun tidak bisa berbuat banyak, dia hanya menelan ludahnya. Mungkin karena dia melawan pendapat suaminya, jadi tidak ada hasil.


Bu Dini pun segera turun menghampiri suaminya.


"Ayo, Pah!" ajak Bu Dini.


"Sudah selesai urusanya?"


"Udah ayo kita berangkat!" jawab Bu Dini singkat.


Mereka pun berjalan ke mobil dimana supir Tuan Priangga sudah menunggu.


"Apa ada masalah? Kok mukanya ditekuk?" tanya Tuan Priangga hangat dan perhatian ke Bu Dini.


Bu Dini wajahnya memang murung dan khawatir.


"Mamah belum ketemu Isyana."


"Lah kok gitu?"


"Anak Papah, keterlaluan. Masa Pintu kamar jam segini dikunci. Mamah ketok- ketok nggak denger! Sampai serak ini?" adu Bu Dini.


Tuan Priangga malah tersenyum ringan


"Mamah mau perlu apa memangnya?"


"Mamah mau tanya. Kemarin Mamah temani Isyana ke dokter untuk KB. Tapi baru konseling, aja. Kata Isyana nunggu Binar, minta persetujuan Binar. Ya memang sih Dokter memang menyarankan komunikasi sama suami untuk nentuinya. Tapi ini Binar sudah keburu pulang," jawab Bu Dini menggebu curhat ke Tuan Priangga atas kegalauanya.

Tuan Priangga malah menertawakan Bu Dini.


"Lah memangnya kenapa?" tanya Tuan Priangga santai.


"Kok kenapa? Kalau ternyata belum KB gimana?"


"Ya nggak gimana- gimana. Biarkan saja mereka sudah dewasa. Mereka juga menikah sah? Mereka bertanggung jawab atas diri mereka masing- masing. Kita tidak usah banyak mengintervensi! Mamah nggak usah khawatir. Jangan ganggu mereka!" jawab Tuan Priangga lagi


"Pah. Mamah sama sekali tidak mengintervensi. Mamah juga senang kalau Anak kita bahagia. Hanya saja, Bian masih kecil. Dia juga butuh ASI. Isyana juga kuliah, kalau dia hamil lagi gimana?"


"Bagus dong!" jawab Tuan Priangga cepat.


Bu Dini langsung menjauhkan wajah dan memicingkan matanya..


"Kok bagus?"


"Papah memang ingin sekali punya cucu laki- laki!" jawab Tuan Priangga.


"Kan ada Bian?"


"Tetap saja. Itu darahnya Wira,"


"Papah nggak sayang sama Bian? Binar marah lho Pah! Dengar Papah ngomong gini?"


"Ya sayang. Justru itu? Papah dukung mantu Papah hamil lagi. Biar nanti Papah yang urus anak keduanya. Isyana dan Binar besarkan Bian!" ucap Tuan Priangga di luar dugaan Bu Dini.


"Papah yakin?" tanya Bu Dini.


"Sangat yakin!" jawab Tuan Priangga.


"Memang bisa?"


"Ya Bisa. Kan ada Mamah ada banyak suster juga. Kita sudah terlalu lama berdua Mah! Sepertinya menyenangkan ada cucu di antara kita! Biar saja Isyana hamil lagi. Segera lahirkan darah daging Papah!" ucap Tuan Priangga lagi.


"Kalau anak Binar perempuan lagi?"


"Ya nggak apa- apa. Yang penting itu darah Papah? Papah ingin istirahat kerja dan senang- senang dengan cucu!" jawab Tuan Priangga lagi.


"Kan ada Putri?"


"Dari dulu Papah juga minta Putri tinggal di kota. Tapi Putri tidak betah sama Papah. Makanya biar saja Binar punya anak lagi? Papah siap rawat!" jawab Tuan Priangga lagi.


"Hh...," Bu Dini pun hanya bisa mencebik. "Mamah pegang omongan Papah lho!"


"Ya!".


****


"Oh...," lenguh Isyana masih bergoyang di atas Binar memanjakan suaminya.


Binar pun membalas merasa sangat di puaskan. Tidak ingin cepat selesai dan memperlama masa nikmatnya. Binar meminta Isyana bangun dan ganti posisi.


Binar mengajak Isyana ke bilik shower, Binar pun menempatkan Isyana menempel tembok di bawah Shower.


Isyana yang sudah masuk dalam permainan Binar yang membawanya terbang ke cakrawala mengikutinya. Ternyata Binar sangat pandai membuat variasi, berhubungan dengan ritme yang tak diduga Isyana. Kadang lembut kadang kasar. Isyana jadi merasa sangat dipu_askan dan sangat menikmati.


Binar menggarap Isyana di bawah guyuran shower berawal dari berdiri. Menyabuni Isyana, menyentuh semua inci tubuhnya dengan penuh tenaga yang membawa sihir kenikmatan, kemudian mengangkat Isyana dan melakukan penyatuan dengan indah.


Itu sebabnya mereka tak mendengar Bu Dini. Mereka juga sekalian mandi dan langsung suci lagi.


Setelah Binar dan Isyana sama- sama sampai puncaknya. Mereka langsung segera keluar.


Karena semalam terbangun beberapa kali, atau Bian tahu ibunya ingin meraih surga dunia, Bian masih anteng.


Isyana masih sempat mengambil ponselnya dan membaca pesan Bu Dini.


Isyana pun tersenyum bersyukur mertuanya pengertian.


Isyana pun membalas pesan Bu Dini. Setelah Isyana tanya ke teman Isyana. Ibu pasca bersalin ada masa kb alami dengan Metode Amenore Laktasi. Asal Isyana menyusui eksklusif dan belum mendapatkan mens, kata teman Isyana aman. Itu sebabnya Isyana santui.


"Tapi resiko kegagalanya tinggi Nak, kalau kamu nggak berhasil ASI Eksklusif? Banyak teman mamah tau tau hamil. Tetap harus cadangan KB yang lain!" balas Bu Dini cepat.


"Iya. Mah. Nanti Isyana sampaikan ke Mas Binar!" jawab Isyana cepat.


"Maaf Mamah hanya khawatir. Nggak apa- apa punya anak lagi mamah senang. Tapi setidaknya sampai Bian ngejar berat badan dulu ya!" ucap Bu Dini lagi.


"Ya Mah...," jawab Isyana.


Isyana pun menatap suaminya.


"Ada apa?" tanya Binar.


****


Hehe. Binar sama kaya Tuan Priangga apa setuju KB IUD yaa...? yang jelas kalau pakai sarung Binar pasti menolak.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 254"