Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 47

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ISTRI KECIL CEO LUMPUH “ novel yang baru setelah novel istri yang tak dianggap ,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu.


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹


"Istri Kecil".


Edgar masih memanggil istrinya yang mematung didepan pintu. Dia ingin berlari tapi kakinya saja benar-benar tidak bisa digerakkan sama sekali.


Eidra tersadar, segera wanita itu menyeka air matanya. Dia menutup pintu dan memaksakan senyum pada sang suami.


"Iya Tuan Suami".


Eidra menghampiri Edgar yang duduk diranjang mereka.


"Istri Kecil".


Edgar tak mampu menahan air matanya. Dia memeluk istrinya dengan isakkan tangis yang menggema. Merasa bersalah karena tidak bisa membela dan melindungi istrinya. Edgar merasa tidak berguna sebagai laki-laki. Harusnya dia bisa menjadi pelindung dan membuat istrinya merasa aman.


"Hiks hiks hiks hiks hiks".


Eidra menangis. Dadanya benar-benar terasa sesak mendengar tuduhan Raina.


"Menangis lah sayang". Ucap Edgar mengelus kepala istrinya. Membenamkan wajah wanita itu didada bidangnya.


"Tuan Suami". Renggek Eidra. Selain menahan sakit hati dia juga menahan sakit dipipinya.


"Sakit?". Tanya Edgar sambil melepaskan pelukkan istri kecilnya.


Eidra mengelleng "Tidak Tuan Suami. Ada yang lebih sakit. Ini". Eidra mengambil tangan suaminya dan menunjuk hatinya "Aku akan sakit jika Tuan Suami bersedih melihat ku begini. Aku sudah biasa merasakan sakit jadi Tuan Suami tidak perlu bersedih". Eidra mencoba tersenyum getir. Meski rasa sakitnya takkan hilang.


Edgar memanggil Julio untuk membawa P3K. Dia akan mengobati luka disudut bibir istrinya. Edgar mencoba sekuat mungkin menahan amarahnya dan dia akan membuat perhitungan dengan Raina. Lihat saja nanti.


Edgar mengobati luka disudut bibir istrinya dengan pelan.


"Awwwwww".


"Maaf Istri Kecil. Ini memang akan sakit". Edgar menghentikan sebentar mengobati luka sambil melihat wajah istrinya.


"Tidak apa-apa Tuan Suami tidak sakit". Ujar Eidra tersenyum manis. Dia tidak mau membuat suaminya panik.


Edgar melanjutkan mengobati luka disudut bibir istrinya. Bahkan bekas tamparan Raina membekas dengan bekas lima jari yang menempel berwarna merah dipipi Eidra.


Edgar menghela nafas. Luka itu diwajah Eidra tapi kenapa dia yang merasakan bahwa tamparan itu berada diwajahnya.


"Ayo tidur lagi".


Edgar dan Eidra kembali berbaring saling berhadapan dan melihat satu sama lain.


"Istri Kecil".


"Iya Tuan Suami?".


"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu". Tangan Edgar terulur mengelus rambut istri nya.


"Terima kasih Tuan Suami. Aku juga tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu". Balas Eidra tersenyum manja.


"Kau ini.......". Edgar sangat gemes dengan istri nya "Sini, biar aku peluk saja". Eidra menurut dan masuk kedalam pelukkannya.


"Kita lanjutkan tidur ya". Eidra mengangguk.


"Good sleep Istri Kecil". Edgar mengecup kening istrinya.


"Good sleep too Tuan Suami". Balas Eidra mengecup pipi sang suami dengan sayang.


Akhirnya mereka kembali terlelap dengan saling memeluk erat. Saling merangkul dan memberi kekuatan saat salah satunya melemah.


Dalam matanya yang terpejam Eidra masih memikirkan ucapan Raina. Dia tak menyangka Kakak yang selama ini dia sayangi dan bangga kan tega mengatakan hal itu padanya. Eidra sama sekali tidak pernah menyukai Erwin apalagi ingin merebutnya.


Menangis dalam mata terpejam dan diam ternyata menyakitkan. Terlihat kuat tak semudah itu. Ternyata menangis dalam diam jauh lebih menyakitkan dibanding menangis tersedu-sedu.


.


.


.


Eidra mengeliat dibalik selimut tebalnya. Objek pertama yang dia lihat adalah wajah tampan sang suami. Dia tersenyum lebar melihat wajah tampan itu.


"Morning Istri Kecil". Edgar membuka mata dan mendaratkan kecupan dikening istrinya.


"Morning too Tuan Suami". Eidra membalas kecupan suaminya.


"Berdoa yukkk".


Keduanya duduk diatas ranjang. Lalu saling berpegangan tangan menutup mata dan mengucap syukur karena masih diberikan kesempatan untuk hidup sampai hari.


Selesai berdoa Eidra membantu suaminya duduk dikursi roda dan merapihkan tempat tidur mereka berdua. Eidra tak pernah memakai jasa pelayan itu membersihkan kamar tidur mereka. Bahkan tidak boleh ada yang masuk kedalam kamarnya selain dia, Edgar dan Julio.


"Mandi yukkk". Edgar mengangguk.


Mereka mandi berdua dikamar mandi yang sama. Sambil bercanda ria seolah tak ada beban. Edgar sang suka melihat wajah malu-malu istri kecilnya. Acara mandi itu berlangsung dengan olah raga singkat. Kadang Eidra merenggut kesal suaminya jika masalah ranjang tidak bisa membedakan tempat. Dimana saja suaminya selalu meminta.


Selesai mandi, Eidra langsung membawa suaminya keluar. Memasangkan pakaian suaminya.


"Tuan Suami aku siapkan sarapan sama ramuan untuk Tuan Suami". Ujar Eidra menyisir rambut suaminya yang hitam lebat.


"Aku ikut". Renggek Edgar manja.


"Yakin?". Eidra sedikit terkejut mendengar permintaan suaminya. Selama ini mana pernah Edgar menginjak dapur.


"Iya aku mau melihatmu membuat ramuan cinta itu". Seru Edgar. Eidra terkekeh lucu.


Eidra mendorong kursi roda Edgar keluar dari kamar. Mereka berdua saling berbincang satu sama lain.


Sampai didapur para pelayan tengah sibuk dengan pekerjaan mereka dan mereka menghentikannya ketika melihat majikan mereka datang disana.


"Selamat pagi Tuan. Nona Muda". Sapa mereka semua.


"Pagi juga semua". Balas Eidra tersenyum. Sedangkan Edgar tak merespon.


"Nona ingin masak?". Eidra mengangguk "Silahkan Nona". Ujar mereka memberi ruang kepada Eidra untuk mengambil bagiannya memasak.


"Tuan Suami mau melihat?". Edgar mengangguk.


"Ya sudah. Tuan Suami, tunggu disini ya?". Edgar mengangguk.


Eidra memasak dengan telaten. Sambil berbicara dengan Edgar memperhatikan istrinya. Mereka berdua saling mengobrol satu sama lain.


"Nanti aku mau memasak juga boleh?". Pinta Edgar.


"Tentu saja boleh". Balas Eidra


Eidra juga membuatkan ramuan untuk istrinya. Sedangkan Julio sedang mengurus masalah Raina. Tentu tanpa sepengetahuan Eidra. Edgar ingin memberi pelajaran pada adik iparnya itu.


"Sudah Istri Kecil?".


Eidra menggeleng "Tunggu sebentar ya Tuan Suami". Eidra tersenyum sambil mengaduk gelas yang berisi ramuan warna hijau itu.


Selang beberapa jam kemudian. Masakan dan ramuan buatan Eidra sudah siap disajikan. Beberapa pelayan membantu Eidra menyusun makanan diatas meja.


"Sini, Tuan Suami". Eidra menarik kursi roda suaminya akan mendekat.


"Kak Julio kemana Tuan Suami?". Tanya Eidra sambil menyuapi suaminya.


"Dia sedang mengurus perusahaan, Istri Kecil". jawab Edgar asal. Tidak mungkin dia mengatakan bahwa Julio mengurus masalah Raina.


Bersambung....


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 47"