Istri yang terabaikan Bab 205

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


205 Menang Putri


“Eeeempppt...,”


Pagi datang membelah kesunyian malam menjadi hari yang cerah dan riang.


Putri yang tidur sejak sore akibat obat penas, terbangun.


“Kenapa sesak sekali?” gerutu Putri menggeliat, baik dari sisi kanan dan kiri merasa ada tubuh yang menghimpit.


“Uuuugh!” keluh Putri membuka matanya dan merentangkan tanganya.


“Hooh!” pekik Putri menyadari ada tangan memeluknya dari samping kanan kiri.


“Mommy......,” pekik Putri kedua matanya langsung menyala terang.


Putri terus mengucek matanya meyakinkan yang dia lihat itu nyata, bukan mimpi.


Dan begitu kesadaranya terkumpul, nyata Mommy Isyanananya beneran, Putri sangat girang.


“Yeaaay..., Mommy pulang ke sini?” jerit Putri sangat senang dan miring ke Isyana, tidak jadi bangun malah memeluknya kencang.


“Mmmm.”


Isyana dan Binar yang mendengarnya jadi bangun membuka matanya.


Isyana tersenyum menyambut pelukan Putri. Putri lebih memilih memeluk Isyana ketimbang Daddynya.


Ditinggal Binar, Putri sudah biasa. Tapi tiga hari tidak telponan dengan Isyana, Putri sudah bertanya- tanya kenapa. Itu sebabnya dia demam dan mogok makan.


“Putri tidak mimpi kaan? Alloh dengar doa Putri... Mommy datang!” teriak Putri lagi.


“Iyaa sayang kamu tidak mimpi. Mulai sekarang mommy akan terus bersama Putri di sini!” jawab Isyana.


“Oh ya?”


“Huum?”


“Janjii?”


“Iyaa!”


“Memang Mommy dan Daddy sudah menikah?”


“Sudah!”


“Kok Putri nggak didandani pakai baju Princes? Kapan menikahnya?” tanya Puttri polos.


“Ehm... nanti!” jawab Isyana asal. “Yang penting pokoknya Mommy mulai sekarang pulang ke sini, sama kamu!”


“Yeaaay! Oh ya. Kapan Mommy pulang? Kenapa dari kemarin telepon Putri tidak dibalas? Putri kangeen,” tutur Putri lagi mendongakan kepala menatap Isyana dan kemudian memeluk Isyana lagi.


Belum Isyana menjawab, Binar menyahut.


“Morning Sayangnya Daddy..,” sahut Binar.


“Huh?” pekik Putri baru sadar ada Daddynya juga.


“Kok yang dipeluk dan ditanyain Mommy? Daddy nggak?” tanya Binar iri.


Putri kemudian melonggarkan pelukannya ke Isyana.


Putri ingat, Binar pernah nasehatin Putri, jangan minta gendong, jangan peluk Mommy isyana kencang atau menendang karena ada adik bayinya.


Putri jadi takut ingat itu. Putri jadi berfikir Binar akan marah seperti biasanya.


“I am sory Dad... Putri, Putri nggak sakitin adik bayi, Putri juga kangen Daddy kok!” jawab Putri lirih.


“Huh?” pekik Isyana heran lalu menatap Binar bertanya, apa maksud Putri.


Binar kan hanya iri ingin dipeluk juga? Tapi Putri mengartikan akan ditegur dan dimarahi.


Putri yang belum dikasih tahu Bu Dini, mengira Isyana masih hamil, kemudian dia menyingkap selimut dan ingin membelai perut Isyana seperti biasanya.


“Maafkan Kakak ya adek,” ucap Putri membuka selimut.


Tapi kemudian dia terkejut.


“Hooh, kok perut Momy kempes?” tanya Putri.


“Adikmu sudah keluar, Nak?” jawab Binar.


“Oh yaaa?” pekik Putri senang.


Isyana mengangguk.


“Berarti Putri sudah boleh minta gendong Mommy? Berarti Putri sudah boleh peluk Mommy yaaang kencang sekali?"

Isyana mengangguk.


"Oh ya? Mana adik bayinya? Suruh tidur di sini juga Daaad. Putri mau lihat adik bayi. Putri mau gendong adik bayi?” rengek Putri cerewet seperti biasanya.


Isyana dan Binar saling tatap. Berkomunikasi tanpa kata? Saling bertanya bagaimana menjelaskan pada Putri.


“Adik bayimu masih di rumah sakit Nak!” jawab Binar cepat.


Putri yang berbinar- binar semangat kemudian mengkerut lemas.


“Kok di rumah sakit?”


“Iya... soalnya adik bayi belum bisa minum dan belum kuat di ruang dingin, kamar Putri kan dingin sekali!” jawab Binar.


Dia tahu putri kecilnya itu alergi panas, jadi bisa dijadikan alasan.


“Oh gitu... kenapa belu bisa minum? Nanti Putri ajarin minum!” jawab Putri polos. “Adik bayi kalau tidak suka dingin tidur di kamar Mbak Nik aja” sambung Putri lagi berfikir kamar yang tidak dingin kan kamar ART.


“Ehm... ehm...,” Isyana yang tadinya mau menangis sedih jadi ingin tertawa mendengar Binar di cemes anaknya.


“Adikmu masih sakit, Nak. Jadi dia butuh Pak Dokter dan BU Dokter di rumah sakit, Putri berdoa ya... adik kecil cepat sehat dan boleh dibawa pulang!” sahut Isyana meluruskan.


“Lhoh kok sakit? Terus kenapa Daddy dan Mommy di sini? Adiknya Ken juga suka menangis kalau malam, katanya sakit. Tapi sama Mommynya Ken digendong terus diam. Ken cerita begitu. Berarti kalau adik Putri sakit, digendong aja , Mom. Nanti diam dan sembuh!” tutur Putri lagi sok tahu dan polos.


Sekarang gantian Binar yang ingin menertawakan Isyana.


“Mmm sakitnya itu beda sayang. Adik Putri sakitnya sakit di dalam perutnya, yang sakit sekali sampai tidak bisa menangis dan butuh dokter. Dia belum bisa minum kareba mulutnya sakit. Bahkan adik bayi Putri di tungguin dokter dan suster banyak sekali, sehingga ruangannya nggak muat, terus Mommy di suruh pulang!” jawab Isyana akhirnya otaknya lancar mengarang jawab Pertanyaan Putri.


Entah apa imaginasi dan penangkapan Putri tapi Putri terlihat mengangguk.


“Oohh... kaya yang di you tube itu ya? Ada banyak orang pakai baju putih, kasian sekali! Apa adik ditusuk- tusuk jarum juga?” celetuk Putri di luar dugaan Isyana dan Binar lagi.


Putri lihat apa sampai lihat ditusuk- tusuk.


“Ehm.., iya. Tapi itu bukan ditusuk Nak, itu karena Pak Dokter sedang masukin obat. Makanya Mommy dan Daddy pulang, Momy tidak tega melihatnya. Padahal agar sehat obat itu harus masuk!” jawab Isyana lagi.


“Kalau gitu Putri aja yang yang jagain adik, Mom... Putri tega liat kalau itu untuk masukin obat? Putri juga sering lihat di Youtube. Putri kan mau jadi dokter!” jawab Putri lagi.


Isyana dan Binar jadi tambah pusing. Menghadapi Putri mereka memang harus belajar banyak dulu.


“Anak kecil kan kalau bukan pasien nggak boleh ke rumah sakit Nak!” sahut Binar.


“Kenapa? Kan aku kecil tidak bikin sesak!”


“Soalnya Putri juga masih suka nangis, nanti ngrepotin Pak Dokter!” jawab Binar lagi.


“Hehehe!” Putri yang memang masih suka tantrum lalu terkekeh ketawa.


“Sekarang udah punya adik, nggak boleh suka ngamuk dan nangis lagi makanya ya!” sambung Isyana.


“Iyah!” jawab Putri


“Ya udah, yuk bangun Yuk! Mandi sarapan, sekolah!” ajak Binar.


Mereka kemudian beregas bangun. Dan Isyana disibukan mengurus Putri walau Binar menganjurkan biar Mbak Nik saja, tapi Isyana mengatakan dia cukup sehat dan ingin bersama Putri.


Mau tidak mau, Binar mengalah, membiarkan Isyana beraktifitas di kamar Putri bahkan membawakan pakaian ke kamar Putri.


Satu minggu ke depan. Binar harus ke Ibukota entah pulang atau tidak.


Sepertinya selama bayi Isyana di rumah sakit dan lantai atas jadi, baiknya memang Isyana bersama Putri. Pertama agar Putri senang dan tidak langsung dicueki. Kedua agar Binar mampu mengerem adik kecilnya yang meronta. Padahal kan Isyana masih nifas.


Jika hanya berdua bisa dipastikan adik kecil Binar bisa ngamuk minta hak dipegang dan bisa khilaf menerobos masuk.


Setelah semuanya mandi mereka pun turun. Ternyata Nenek dan Dina sudah datang. Mereka kemudian sarapan bersama.


“Sayang... mas berangkat ya. Maaf. Mas harus kerja... mungkin nggak pulang. Kamu sama Nenek, Dina dan Putri ya. Kalau ada apa- apa , ada Anton dan yudha yang akan lindungi kalian. Putri biar diantar jemput Mbak Nik dan Pak Salman!” tutur Binar ke Isyana.


“Mas berapa hari Nggak pulang?” tanya Isyana sekarang sedih mau ditinggal Binar.


“Nggak akan lama, berdoa mas pulang bawa adik bayi!” jawab Binar.


Isyana mengangguk kemudian mencium tangan Binar. Binar pun mencium kening Isyana, pipi kanan kirinya dan sebagai bekal ingin melahap bibir Isyana dulu.


Baru bibir mereka menempel, mereka mendengar Putri memanggil.


Binar pun buru- buru melepasnya.


****


(Jangan lupa pencettt biar admin semangat postingnya hehehehe)makacciihh kak😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 205"