Istri yang terabaikan Bab 144

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


144.Mika!!!


Sekitar dzuhur mobil Binar sampai di depan rumah nek Tjutju. Di halaman tampak sepi, Putri dan Dina kan sedang main perahu kertas di selokan dekat rumah Nenek. Binar tidak cepat- cepat turun.


Momen berdua bersama Isyana merupakan momen berharga bagi Binar. Bahkan Binar berhasil mencuri kecupan yang dia darat di kening Isyana.


Binar tersenyum senang, Isyana tampak sangat imut, dari bibirnya tercetak kelembutan dan menyenangkan untuk dipandang. Apalagi jika sedang tidur seperti sekarang.


Binar sangat bersyukur pada Tuhan, pilihan istrinya sangatlah tepat. Meski Binar baru menyadari sekarang. Bukan Binar sudah cepat melupakan Tiara, tapi Binar sadar Isyana butuh dia dan dia butuh Isyana.


Lama Binar diam mendekatkan wajahnya dan menatap Isyana lekat- lekat. Isyana masih terlelap, sampai mereka dikejutkan panggilan Putri yang histeris berlari ke arah mobil.


"Itu Daddy....Daaaady," panggil Putri berlari mendekat.


Isyana terbangun, dan begitu membuka mata tepat di depanya wajah Binar tersenyum menghadap.


"Gleg," Isyana menelan ludahnya.


Tubuh yang baru saja rileks setelah tertidur, kembali menegang, rasanya masih belum terbiasa berdekatan dan seintim itu Isyana dengan Binar.


"Kita, udah sampai, turun yuk!" bisik Binar sambil membelai rambut Isyana, lalu segera beralih membuka pintu sebelum Putri sampai tanpa rasa bersalah dan peduli Isyana.


Berbeda dengan Binar yang tampak cuek, meski hanya disentuh rambutnya seluruh tubuh Isyana langsung bergetar hebat.


"Ya Tuhan, jadi ini semua nyata? Aku tidak mimpi. Apa Tuan Aksa sungguh mencintaiku. Hoooh," batin Isyana masih terus memegangi dadanya yang berkembang.


"Moommmy,!" pekik Putri tetiba sudah di samping mobil.


Isyana segera membubarkan kupu- kupu yanh terus menari di dadanya. Isyana pun memasang senyumnya. Senyum kerinduan pada Putri kecil yang menggemaskan dan penuh cinta itu.


"Hai.... Sayang," jawab Isyana


"Mommy kenapa pergi tidak kasih tahu kami? Mommy baik- baik saja? Putri anglii sama Mommy, huh! Apa Mommy lupa punya promise sama Putri?" celoteh Putri langsung mengeluarkan aksi protes posesifnya.


Isyana tersenyum gemas, sementara Binar makin bangga dengan Putrinya itu.


"I am sorry...,"


"No.. Putri nggak mau maapin. Mommy harus kena punish..., Mommy udah cuekin Putri! Udah bohongi Putri!" tutur Putri bersedekap dengan mulut mecucunya.


Isyana mendelik, Putri ada-ada aja,


"Oke, Mommy terima hukuman dari Putri emang apa hukumanyam?"


"Putri mau peluk ma cium Mommy!" celetuk Putri lagi.


Isyana semakin mengembangkan senyumnya dan melirik ke Binar yang sudah turun dari mobil.


"Oke.. Mommy turun dulu ya!" ucap Isyana.


Putri mengangguk dan langsung peluk Isyana. Isyana pun jongkok, Putri langsung menempel menumpahkan semua rindunya dengan menghujani Isyana dengan ciuman.


Entah siapa yang ajarin Putri, tapi Isyana jadi tahu seperti manjanya Putri itu turunan dari siapa? Nggak mungkin dari Bu Tiara karena Bu Tiara sangat tangguh dan pandai menyimpan luka.


Isyana bersiap menggendong Putri masuk, tapi segera dicegah Binar.


"No.. Sayang. Turun!" ucap Binar cepat.


Isyana dan Putri langsung menoleh.


"Berapa kali Daddy bilang? Ada adik bayi di Perut Mommy Isya. Gandeng aja ya!" lanjut Binar.


Isyana tersenyum getir ke Putri,Putri pun mengangguk, lalu mereka berjalan masuk dimana Nenek dan Dina sudah menunggu.


Isyana langsung cium tangan nenek dan ucapkan salam


"Syukurlah kamu tidak apa-apa Neng. Nenek jadi berfikir macam- macam, ayo masuk!" tutur Nenek


"Maafin Isya, Nek!"


"Nenek sampai berfikir macam- macam. Apa nenek ada salah sama kamu, atau kamu kenapa? Kok pergi nggak pamit?"


"Iya Teteh bikin panik aja!" sambung Dina


"Maaf Nek, Din!" ucap Isyana menunduk.


"Ehm....," Binar langsung berdehem.


Semua karena Binar dan Lana, Dina tidak tahu kini Isyana dan Binar sudah bermain rasa.


Isyana seketika tersipu mendengar deheman Binar. Lalu Dia tersenyum ke Putri dan keluarga angkatnya.


"Isyana hapenya lowbat di sana susah signal. Isyana lupa kasih tahu. Kemarin itu hari ulang tahun nenek kandung Isyana. Isyana lama.nggak ke makam nenek dan ibu kandung Isyana," tutut Isyana menjelaskan.


"Ooh gitu, kenapa Mommy pergi cendili? Kan bisa ajak Putri sama kak Dina. Putri kalau ke Makam mommy Ara juga bareng- bareng," ceplos Putri lagi.


Isyana semakin tersipu dan gelagapan, alasan sebenarnya kalau si perempuan hamil itu kan ngambek denger dan liat Binar dan Lana bertengkar.


"Sudah.. sudah... Mommy Isyan lelah, yang penting sekarang sudah di sini!" tegur Binar tahu Isyana gelagapan.


Lagian kalau sama Putri mana bisa Binar cerita panjang kali lebar kali tinggi serta ciium ciuum dan rayu- rayu.


"Nenek sudah masak, makan yuk!" ajak Nenek.


"Kan mau masak di rumah Putri, Nenek. Kita ke rumah Putri aja!"celetuk Putri lagi.


Nenek jadi sedikit tercengang, tapi nenek tidak baperan dan kemudian tersenyum.


"Di rumah Putri kan baru mau dimasak, makan dulu di sini nanti sampai masakan Putri matang kan sudah lapar lagi," tutur Nenek lembut.


"Setuju sama Nenek. Daddy lapar Sayang. Adik bayi di perut Mommymu juga lapar lho!" sahut Binar mendukung nenek.


Nenek mendengarnya langsung tersenyum sumringah, mengajak tamubya makan. Nenek masak sayur asem dan ikan asin.


"Ayo duduk, sini Nak!" tutur Nenek mengajak Putri.


Putri menatap aneh ruang makan Nenek. Meski sebelumnya pernah masuk tapi ketika disuruh duduk di meja makan, mata Putri yang cerdik langsung beredar kemana- mana.


"Ini apa Nek?" celetuk Putri menunjuk satu toples besar berisi opak


"Ini Opak Sayang, mau" jawab Isyana.


"Enak lho!" sambung Dina mengambilkan toplesnya.


Putri nurut, mengangguk. Nenek dengan sigap mengambilkan piring dan sendok untuk Binar. Isyana sendiri memilih membantu Nenek, menyiapkan nasi, sayur asam, ikan asin dan sambal terasi serta tempe goreng.


Tatapan Binar tidak lepas dari Isyana yang tampak sibuk. Rasanya sudah lama Binar tak diladeni perempuan.


Selama ini Binar yang banyak meladeni Tiara.


Putri dan Dina asik menikmati kerupuk.


"Enak! Putri mau lagi!" celetuk Putri.


Dina kemudian mengambilkan lagi. Putru memperhatikan semua yang Isyana sajikan.


"Ini apa? Ini apa? Kok aneh warnanya. Ikanya kok jadi tipis tipis?" Putri tidak berhenti bertanya.


Dina pun menjelaskan satu persatu- satu pada Putri makanan apa yang dimasak nenek. Binar hanya menyimak. Setelah semua siap mereka kemudian menyantap makanan nenek.


"Ayo ke rumahku! Ini nggak enak!" celetuk Putri polos meletakan sendoknya.


Nenek dan Dina langsung menoleh senyum sementara Binar hampir tersedak, malu.


"Kita habiskan makanya dulu ya!" sahut Binar..


Isyana paham, Putri memang tidak begitu suka sayiran kalau dimasakny tidak dikreasi.


"Yang enggak mananya? Putri kan belum coba semuanya!" sahut Isyana.


"Putri enggak suka sayur yang warna ungu ini!" ucap Putri menunjuk terong.


Isyana kemudian meletakan sendoknya dan memilih menyuapi Putri.


"Kan sayurnya banyak. Coba jagung manis dan sayur kotak ini. Ini enak. Mommy suapi ya?" tutur Isyana


Putri masih menggelengkan kepalanya tidak mau. Isyana tidak pantamg menyerah. Mengambil nasi dan sayuran lain.


"Coba dikit aja, Mommy suapin nasinya, Putri pegang kerupuknua. Sambil makan kerupuk sama tempenya, coba deg nanti jadi enak!"


"Abis ini ke rumah Putri!"


"Iya makan dulu. Kalau nggak mau Mommy!"


Akhirnya Putri mau.


Karena Putri terus mendesak selesai makan Isyana dan Binar segera bersiap, menurunkan oleh-oleh dan hendak ke rumah Binar. Padahal Isyana sebenarnya sangay lelah. Isyana juga masih canggung.


"Dina ikut yah!" ucap Isyana tidak nyaman kalau hanya bertiga.


"Dina ada kursus Teh!" ucap Dina


"Kursus? Bukanya hari minggu sekolag libur?" celetuk Binar


"Dina kan nggak sekolah Tuan!" jawab Dina.


"Kenapa Kakak nggak sekolah? Kata Mommy kan kita harus.sekolah!" tanya Putri polos..


"Ehm....," Isyana pun menunduk berdehem bingung jawabnya.


"Karena Kakak harus kerja kalau mau sekolah. Besok kalau uanhnua udah banyam. Kakak sekolah kok!" jawab Dina.


"Berapa umurmu?" tanya Binar cepat.


"16 tahun!" jawab Dina.


Binar kemudian tersenyum


"Siapkan ijazahmu, besok ikut saya. Sekarang ikut kita aja. Ayo!" ajak Binar ke Dina.


"Maaf, tapi saya nggak enak kalau bolos kursus Tuan. Saya tidaj ikut! Maaf!" jawab Dina.


Mau tidak mau Isyana pun pergi bersama Putri dan Binar saja.


****


Di rumah Lana.


"Kamu!" pekik Lana berhadapan dengan Adnan


Semua terperanjak kaget melihat wajah Lana penuh lebam termasuk Adnan. Tapi sudah lumayan berkurang daripada tadi sebenarnya.


"Lana apa yang terjadi?" tanya Bu Wira kaget.


Lana tak mengindahkan tapi fokus ke Adnan.


"Mau apa kamu?"


"Ijinkan saya menyampaikan beberapa hal!" ucap Adnan.


Lana pun ikut duduk..


"Katakan cepat aku tidak punya banyak waktu!" ucap Lana dingin.


Adnan tidak menyialan kesempatan Adnan harus emngatakan cepat dan singkat.


"Saya mohon maaf padan anda semua. Trutama pada Isyana dan Anda Tuan..Sebenarnya saya dan Isyana tidak pernah selingkuh. Isyana selalu menjada harjat dan martabatnya," ucap Adnan gugup dan cepat.


Seketika Lana langsung melotot nyalaang.


"Lalu kebapa kamu memberikan kesaksian itu di pengadilan?" tanya Lana cepat.


"Saya diminat Nona Mika. Saya berfikir saya bisa membebaskan Isyana dari penderitaa dan mendekatinya. Tapi sepertinya saya salah. Saya mohon maaf," lanjut Adnan lagi.


"Praaang!" seketika tidak peduli di depan oranh tuanya Lana langsung melempar asbka dan vas bunga di depanya.


"Mikaaa...!" geram Lana wajahnya kembali merah.


****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 144"